"𝑴𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒆𝒕𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒖𝒔𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒆𝒔𝒕𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒔𝒕𝒖 𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏"
Hans sedang bersiap-siap untuk menjemput Zahira di kampus. Pasalnya hari ini mereka mempunyai jadwal mata kuliah yang cukup jauh waktunya. Hans yang masuk kuliah pukul delapan pagi ini, dan Zahira yang masuk pukul dua siang hari ini.
Walaupun tidak mendapatkan jadwal yang berdekatan waktunya, tapi Hans tetap mengirimkan pesan kepada Zahira untuk memberi taunya jika sudah selesai, karena Hans akan menjemputnya nanti.
Dan sekarang Hans sedang mengendarai motornya menuju kampus untuk menjemput pujaan hatinya.
Setelah kurang lebih lima belas menit akhirnya Hans sampai di depan gerbang kampusnya yang sudah ada Zahira yang sedang menunggunya.
"Permisi mbak, pesanan gojek atas nama Zahira ya?" Ucapnya.
Zahira tertawa pelan dan menjawab "Iya mas, betul. Mas atas nama Hans kan?" Zahira pun ikut menimpali.
"Iya betul mbak cantik, jadi mau kemana? Ayo saya antar" Dan setelah itu mereka berdua tertawa.
"Apasih random banget tiba-tiba cosplay jadi mas-mas gojek" Komentar Zahira yang masih tertawa sedikit.
"Hehe.. biar kamu seneng aja, pasti kamu butuh hiburan kan setelah belajar di siang yang terik kayak gini" Kekeh Hans.
"Tapi kan aku di kelas pake AC jadi ga kerasa panas banget" Sahut Zahira yang membuat wajah sumringah Hans menjadi murung seketika.
"Bercandaaa, makasih ya udah mau menghibur aku" Lanjut Zahira sambil mencubit pipi Hans gemas.
"Kamu mau kemana sekarang? Ayo aku anter" Hans tidak menggubris candaan Zahira dan memilih mengalihkan itu.
"Yaudah, anterin aku pulang aja" Zahira pun ikut badmood.
Masa Hans ngambek sih, padahal Zahira hanya berniat mau bercanda. Karena Hans seperti itu jadinya Zahira ikutan badmood.
Maklum, rumus cewek kan kalo cowoknya ngambek maka dia juga harus ikutan ngambek. Dan ujung-ujungnya si cowok juga yang minta maaf.
"Kok pulang?" Protes Hans.
"Aku maunya pulang. Males aku, capek" Ucap Zahira sambil menaiki motor Hans.
Hans menghela nafasnya dan segera menjalankan motornya.
Kali ini Zahira tidak memeluk pinggang Hans, ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil membuang muka kearah samping. Ia tidak mau eye contact dan menatap Hans dari spion motor itu.
Jadi siapa yang seharusnya badmood disini?
Zahira mengerutkan keningnya merasa bingung saat Hans membelokkan motornya bukan ke arah jalan pulang menuju rumahnya.
YOU ARE READING
Kita Yang Berbeda ||•☪️✝️
Non-Fiction"Sebab butir rosario milikmu, tidak akan pernah bisa bersatu dengan butir tasbih milikku" ••• Bagaimana rasanya jika kamu bertemu seseorang yang tulus, soft spoken, treat kamu dengan baik, punya semua love language, royal, wangi, tinggi, and he's to...