"𝑨𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒉𝒐𝒍𝒂𝒕 𝒍𝒊𝒎𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒓𝒆𝒋𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖, 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒛𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒎𝒂𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒐𝒏𝒄𝒆𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈, 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒕𝒂𝒔𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒃 𝒅𝒊𝒍𝒆𝒉𝒆𝒓𝒎𝒖"
Sudah satu bulan sejak hari dimana Zahira dan Hans bertemu, kini mereka semakin dekat. Mereka selalu bertukar pesan lewat WhatsApp, seperti sudah menjadi kewajiban mereka untuk selalu mengabari satu sama lain.
Tapi ada sesuatu yang mereka belum sadari. Baik Zahira maupun Hans belum ada yang menyadari adanya perbedaan di antara mereka. Karena walaupun mereka selalu chat-an intens tapi selama sebulan itu mereka baru bertemu dua kali, itu pun hanya berpapasan saja.
Dan hari ini akhirnya Zahira dan Hans mempunyai waktu untuk bertemu dan mengobrol lagi. Hans yang sudah menyelesaikan mata kuliahnya satu jam yang lalu, kini sedang berada di taman belakang fakultas psikologi untuk menunggu Zahira yang katanya akan selesai sebentar lagi.
Tak lama Zahira pun menemui Hans di taman itu karena sebelumnya Hans sudah mengirimkan pesan kepada Zahira bahwa dirinya sudah menunggu di taman tersebut.
"Ka Hans" Panggil Zahira.
"Hai" Hans menengok sambil tersenyum manis setelah tau bahwa yang memanggilnya adalah Zahira.
"Udah lama nunggunya ya?" Tanya Zahira merasa tidak enak kepada Hans.
"Lumayan, tapi gapapa. Asalkan itu kamu aku bakal tunggu selama apapun" Jawab Hans dengan wajah tengilnya.
"Apasih, ngaco ni Ka Hans" Zahira pun tersipu setelah mendengar apa yang dikatakan Hans.
"Serius tau" Sahut Hans lagi.
"Yaudah, terserah Ka Hans aja deh" Akhirnya Zahira pun menyerah sebelum ada kata-kata gombalan lain yang dilontarkan oleh Hans.
"Ka, kita mau langsung jalan atau gimana?" Lanjut Zahira bertanya
"Iya, kenapa emang? Kamu ada yang ketinggalan?" Tanya Hans memastikan.
"Enggak kok, aku mau sholat ashar dulu di musholla kampus, kalo udah sholat kan kita lebih leluasa perginya nanti" Jawab Zahira
"Ohh, yaudah silahkan" Hans agak sedikit kaget bahwa ternyata Zahira adalah seorang muslim.
"Ka Hans udah sholat?" Tanya Zahira lagi.
Zahira tidak salah, karena sebelumnya ia tidak pernah bertanya tentang kepercayaan yang dianut oleh Hans. Begitu pula dengan Hans, ia tidak pernah memberi tau hal itu kepada Zahira.
"Aku ngga sholat, Zah" Jawaban Hans mampu membuat Zahira terkejut.
"Ka?" Zahira masih tidak percaya.
"Aku bukan seorang muslim, Zah. I am a Christian" Lantas kata yang keluar dari mulut Hans pun semakin membuat Zahira tidak percaya.
Jadi selama sebulan ini ia bisa dibilang pdkt dengan seorang yang bukan dari agamanya ya?
Kemudian Hans mengeluarkan kalung yang bertanda salib. Zahira semakin melotot tak percaya, ia memang sering melihat Hans memakai kalung tapi Zahira tidak pernah tau bahwa kalung itu bertanda salib. Pasalnya Hans memakai kalung itu selalu tertutup oleh baju yang digunakannya, makanya Zahira mengira itu hanya kalung polos tanpa liontin apapun.
YOU ARE READING
Kita Yang Berbeda ||•☪️✝️
Non-Fiction"Sebab butir rosario milikmu, tidak akan pernah bisa bersatu dengan butir tasbih milikku" ••• Bagaimana rasanya jika kamu bertemu seseorang yang tulus, soft spoken, treat kamu dengan baik, punya semua love language, royal, wangi, tinggi, and he's to...