rumah kita

108 20 4
                                    

Haiiii, maaf sudah menghilang lama ☺️😇
•••

Baik Yeonjun maupun Soobin sama-sama tidak mengatakan apapun begitu masuk ke dalam rumah yang sepi, mungkin orangtua Soobin sedang pergi. Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, tapi sepertinya Yeonjun tampak enggan membahas apa yang baru saja terjadi. Soobin memandangi laki-laki yang sedang meneguk segelas air di dapur itu dengan penasaran, tapi juga ragu-ragu.

Lalu satu notifikasi membuyarkan lamunannya dan membuatnya meraih ponsel di sakunya. Itu dari Jaemin, jadi Soobin cepat-cepat membacanya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang hanya bisa ia tanyakan di benaknya.

"Sore ini kita kembali ke rumah kita, kemasi barang-barang yang kamu bawa dari rumah sakit"

Ucapan itu membuat Soobin menolehkan wajahnya heran ke arah Yeonjun yang berjalan ke lantai dua sambil sibuk menelepon entah siapa. Soobin yang hendak membalas pesan Jaemin jadi urung, ia memilih bangkit untuk menyusul Yeonjun.

"Rumah kita?"

Ia sandarkan tubuhnya di ambang pintu kamar, memasang wajah bingung sambil menunggu Yeonjun menatapnya walaupun Yeonjun terus memunggunginya karena sibuk menelepon sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas hitam.

"Kita sudah menikah, apa aneh kalau kita punya rumah kita sendiri?"

Sang lawan bicara mengangguk-anggukkan kepalanya selagi melangkah masuk untuk ikut berkemas. Selama berkemas, Soobin sadar jika Yeonjun lebih diam dan lebih cuek dari biasanya tapi ia tidak mau terlalu memikirkannya karena menurutnya Yeonjun tetap sama saja seperti sebelum-sebelumnya.

•••

Hujan mengguyur deras jalanan yang kering, menemani perjalanan Soobin dan Yeonjun menuju rumah mereka sendiri. Selama perjalanan itu, Soobin hanya memandangi jendela yang mengembun dan mendengarkan musik yang diputar lirih mencoba menyelinap diantara kerasnya suara hujan.

"Kalau bisa jangan dekat-dekat Jaemin lagi"

Soobin cukup terkejut karena Yeonjun tiba-tiba memulai pembicaraan, tapi segera ia kesampingkan keterkejutannya itu karena rasa penasaran lagi-lagi menendang pikirannya.

"Kenapa? Beomgyu sama Kai juga bilang gitu, emangnya Jaemin kenapa?"

"Apapun yang kalian lakukan berdua selalu nggak benar dan menyebabkan masalah, kamu sering kena masalah karena bergaul sama dia"

"Berarti nggak sepenuhnya salah Jaemin, dong? Kenapa seolah-olah kamu mojokin dia?"

"Karena saya nggak suka kamu sama dia"

Yang lebih muda jadi terdiam dan tidak lagi ingin melontarkan pertanyaan lain yang masih memenuhi pikirannya dan memutuskan untuk kembali memandangi jendela di sampingnya.

Untuk kedua kalinya, Soobin merasa familiar dengan rumah, kali ini rumah mereka sendiri. Mulai dari pagar sampai halaman depan, rasanya ia pernah ingat tapi memori itu samar-samar dan entah nyata atau hanya halusinasinya. Ia langkahkan kakinya memasuki rumah itu, suasananya sepi tapi terasa nyaman yang membuatnya segera berlari lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa tanpa peduli Yeonjun tengah sibuk mengangkat tas-tas mereka untuk diletakkan di kamar.

Tapi karena sedang cukup bersemangat, Soobin putuskan untuk melihat-lihat rumah itu dengan cepat sambil bergumam karena mengaguminya. Sampai ketika ia tiba di kamarnya dan Yeonjun, ia melihat Yeonjun sedang mengeluarkan isi tas mereka lalu meletakkannya di tempatnya semula tapi Soobin sama sekali tidak punya niatan membantu malahan merusuh dengan loncat ke atas ranjang, dimana tas-tas itu diletakkan.

"Lo kerja apa... Yeonjun?" Celetuk Soobin ragu-ragu saat memanggil nama laki-laki di depannya.

"Ngajar"

"Oh, guru? Di SMA?"

"Di kampus"

"Apasih, di tanya jawabnya singkat banget, ketauan gamau jawab kan sebenernya!"

Yeonjun menghela nafas, mencoba menghiraukan Soobin dengan lanjut memasukkan beberapa baju yang Soobin kenakan selama di rumah sakit. Sementara Soobin memanyunkan bibirnya sambil menatap Yeonjun yang kesana-kemari.

"Lo... Ga suka sama gue, ya? Soalnya kita kan dijodohin, pasti kita sama-sama gamau, ya?"

Pertanyaan kali ini tidak mendapat jawaban dari Yeonjun sehingga Soobin mendudukkan dirinya lalu memangku salah satu guling sambil terus menatap Yeonjun yang tidak kunjung membalas tatapannya.

"Lo benci gue ya... Yeonjun? Atau lo sebenernya nggak suka gue udah sehat? Atau lo udah punya pacar ya?"

Pertanyaan demi pertanyaan terus dilontarkan Soobin tanpa lelah demi mendapatkan satu saja jawaban dari Yeonjun yang sejak tadi bersikap cuek padanya. Padahal Yeonjun di rumah sakit tidak pernah sekalipun mengabaikan tatapannya bahkan sampai menghindarinya seperti sekarang.

"Kenapa sih, Yeonjun? Kenapa cuekin gue?"

Akhirnya Yeonjun menoleh, menatap Soobin walau tatapannya tidak sehangat waktu pertama kali Soobin siuman, ia diam sejenak lalu perlahan melangkah mendekat, mencondongkan tubuhnya sampai wajahnya sejajar dengan Soobin.

"Saya cemburu kamu dekat-dekat Jaemin"

Soobin sukses dibuat terdiam hanya dengan satu kalimat yang Yeonjun lontarkan untuk menjawab semua pertanyaan yang iseng ia tanyakan bahkan pertanyaan yang masih tertahan di benaknya.

"Kenapa?"

Tanpa ingin menjawab, Yeonjun lebih memilih mengecup bibir itu, untuk membungkamnya supaya tidak ada pertanyaan yang terlontar lagi. Kecupan singkat di bibir Soobin benar-benar seperti petir menyambar, berkat itu Soobin jadi diam tak bergerak yang membuat Yeonjun tersenyum kecil lalu berjalan keluar kamar meninggalkan Soobin yang masih membeku.

•••
Adakah yang masih baca/nungguin cerita ini🥲🙏

see-U

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make Memories Again  ⟨ YeonBin ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang