5 [M]

200 23 2
                                    

🔞Warning mature content






***

Sana tidak familiar dengan tempat di mana Mr. Kim membawanya, tetapi sebelum mereka memasuki gedung, dia melihat betapa megah dan elegannya gedung tersebut.

"Mr. Kim, kita di mana?" tanya Sana dengan cemas.

"Anda akan tahu nanti," jawab Mr. Kim dan mengantar Sana ke lift. "Aku akan pergi sekarang, Nona Sana."

Sana hendak protes dan menghentikan Mr. Kim agar tidak meninggalkannya, tetapi dia terlambat karena pintu lift sudah tertutup.

Setelah beberapa saat, pintu lift akhirnya terbuka. Sana merasa ketakutan saat melihat kantor pribadi Tzuyu.

Sana mencoba untuk berani dan melangkah keluar dari lift dan memasuki kantor, tetapi ketakutannya lenyap dan tergantikan oleh kekaguman saat dia melihat keindahan cahaya kota yang cerah di depannya.

Untuk sesaat, Sana lupa alasan dia berada di sana hingga sebuah tangan menyibakkan rambutnya ke samping dan memberikan ciuman kecil di lehernya.

"Shit, aku merindukan aroma tubuhmu," bisiknya, yang membuat Sana menutup matanya.

Napasnya di kulit Sana membuat merinding di seluruh tubuhnya. Sana sudah tahu siapa itu; tubuhnya mengenalinya. Setelah apa yang terjadi di antara mereka beberapa minggu lalu, dia mencari kehangatannya.

Sana mencoba untuk menyingkirkan pikiran tersebut, tetapi tetap saja pikiran itu tidak bisa lepas. Dia membenci Tzuyu karena telah memanfaatkan dirinya, itu sudah pasti, tapi dia tidak mengerti mengapa tubuhnya bereaksi berbeda ketika memikirkan Tzuyu.

Sana merasakan bagaimana Tzuyu dengan lembut menghisap lehernya dan tubuhnya beraksi melawannya. Tanpa sadar, dia menengadahkan kepalanya, memberi Tzuyu akses yang lebih baik. Sana tidak bisa menahan diri untuk menggigit bibirnya mendengar suara yang dihasilkan setiap kali Tzuyu menghisap dan mencium lehernya.

"Oh shit," pikir Sana karena sensasi itu.

Setelah merasa cukup, Tzuyu meletakkan tangannya di pinggang Sana, menariknya dengan kuat, membuat Sana merasakan betapa Tzuyu menginginkannya, sambil membelai pipinya di rambut Sana, menghembuskan panasnya hasrat yang kini perlahan menguasai pikirannya.

"Mmmhhh," Tzuyu mendesah, masih menekan alat kelaminnya yang keras pada punggung Sana.

Sana merasakan panas di tengkuknya yang mengalirkan aliran listrik ke seluruh tubuhnya. Tubuhnya terasa terbakar dan dia tidak bisa menahan cairan panas yang mengalir di antara pahanya.

"Lepaskan ini," bisik Tzuyu sambil perlahan mengangkat baju Sana, menyisakannya hanya dengan bra.

Sekarang bahu Sana terbuka, Tzuyu mengalihkan perhatiannya ke sana. Tangannya perlahan-lahan mengangkat bra Sana, dan ketika Tzuyu berhasil membebaskan payudara Sana, dia menangkupnya dengan tangannya, meremasnya dengan lembut sambil terus mencium leher Sana.

"Tzuyu..." Sana mendesah.

Sana tidak bisa menghentikan dirinya. Dia sudah merasakan betapa basahnya dirinya dan berat napasnya.

"Itu terdengar seperti musik di telingaku, baby.." kata Tzuyu, lalu memutar tubuh Sana menghadapnya.

Saat wajah mereka bertemu, Tzuyu langsung dengan rakus melumat bibir Sana yang membuat Sana mengerang sakit.

I Owned YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang