23

68 19 7
                                    

Tzuyu menghabiskan sepanjang harinya bersama Sana dan Minju. Dia belajar banyak tentang putrinya, seperti apa yang dia sukai dan tidak sukai, sikapnya, dan banyak lagi.

Minju sudah tertidur di pangkuan Tzuyu, mungkin lelah setelah bermain dengan ayahnya. Sejak Minju datang, dia tidak pernah jauh dari ayahnya. Tzuyu membelai rambut putrinya sambil memandanginya.

"Aku belum pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya.." kata Tzuyu sambil tersenyum.

"Aku lebih bahagia karena akhirnya Minju bertemu ayahnya."

"Aku juga bahagia. Sana, aku ingin bicara dengan orang tuamu," 

"Orang tuaku?" tanya Sana.

"Ya, aku ingin meminta maaf kepada mereka dan berbicara dengan mereka."

"Ibu ada di rumah, tapi ayah akan pulang terlambat."

"Tidak masalah, aku bersedia menunggu. Ini masalah penting yang harus segera aku bicarakan sebelum aku kembali ke Korea."

Sana sedih mendengar Tzuyu akan kembali ke Korea. Tzuyu memperhatikan Sana yang tidak menanggapi, jadi dia menggenggam tangannya dan menatapnya.

"Aku akan kembali ke Korea dalam dua hari. Aku harus menyelesaikan sesuatu di sana, dan setelah itu aku akan kembali ke sini, lalu kita akan pergi ke Korea bersama-sama. Kau mengerti, kan?"

"Ya, aku mengerti, tapi Minju—"

"Jangan khawatir, aku akan menjelaskannya padanya. Aku yakin dia akan mengerti karena kau membesarkannya sebagai anak yang pintar. Jangan sedih, aku pasti akan kembali karena hidupku ada di sini." kata Tzuyu, lalu menciumnya. Ciuman itu lembut dan penuh cinta. Mereka belum merasakan bibir satu sama lain selama empat tahun terakhir.

Setelah ciuman itu, Sana akhirnya tersenyum karena Tzuyu memberinya kepastian bahwa dia akan kembali dan bersama mereka.

"Ayo pulang sekarang. Minju sudah tertidur." kata Tzuyu, lalu dengan hati-hati menggendong putrinya dan membaringkannya di kursi belakang mobil. Sementara itu, Sana membereskan barang-barang mereka.

"Biar aku yang bawa, kau masuk saja ke mobil." kata Tzuyu, lalu mengambil keranjang dan selimut dari tangan Sana dan memasukkannya ke bagasi mobil.

Sana duduk di kursi penumpang karena Minju tertidur di kursi belakang. Tzuyu menggenggam tangan Sana saat dia menyetir. Sana tak bisa menyembunyikan wajah merahnya karena Tzuyu memegang tangannya, lalu tiba-tiba Tzuyu mencium tangan Sana, membuatnya tergelitik.

"Aku tidak pernah menyangka kau bisa jadi orang yang manis." kata Sana, dan Tzuyu hanya tertawa kecil.

"Yah, kau membuatku melakukan hal-hal yang tidak pernah kupikirkan akan kulakukan."

"Apakah itu kekuatan cinta?" tanya Sana.

"Itu kekuatan Sana. Aku hanya tahu bahwa aku mencintaimu dan aku bersedia melakukan segalanya untukmu dan anak kita." kata Tzuyu, lalu mencium tangan Sana lagi.

Sana kemudian teringat sesuatu. Wonwoo bilang bahwa cincin itu bukan darinya, begitu juga dengan barang-barang yang dia berikan kepada mereka selama bertahun-tahun. Sana lalu menyentuh kalungnya dan mengambil liontin cincin itu.

"Wonwoo bilang padaku bahwa cincin ini bukan miliknya, dan juga ada seseorang yang mengirim barang-barang ke rumah kami selama bertahun-tahun, terutama untuk Minju. Katakan padaku, apakah kau orangnya?" tanya Sana.

Tzuyu tak menyangka akan mendapat pertanyaan itu dari Sana. Dia pikir Sana takkan pernah mengetahuinya.

"Uh, iya. Aku yang mengirim barang-barang untuk Minju karena aku tidak tahu bagaimana caranya menghadapi kalian saat itu, jadi aku mengirim barang untuk Minju setiap minggu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Owned YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang