Sana berjalan sendirian di jalan dan masih menangis. Dia tidak menyangka Tzuyu akan melakukan itu, bahwa dia tidak akan bertanggung jawab atas anaknya, ditambah lagi bagaimana Sana akan memberi tahu orang tuanya tentang hal ini, dan yang lebih buruk adalah bagaimana dia akan memberitahu Dahyun.
Hujan mulai turun, sayangnya Sana tidak membawa payung. Betapa sialnya hari ini baginya. Meskipun tidak memiliki payung, dia tetap berjalan dan merasakan hujan membasahi kulitnya. Dia sudah basah kuyup dan wajahnya tampak sangat pucat. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di dekatnya. Seorang pria keluar dari mobil dengan membawa payung, itu Chaeyoung.
"Sana-ssi! Apa yang kau lakukan? Kau akan sakit!" kata Chaeyoung. Dia hendak mendekati Sana ketika tiba-tiba Sana pingsan. Chaeyoung berlari dan membawa Sana ke dalam mobilnya.
Mina ada di dalam mobil dan membantu Chaeyoung merawat Sana. Keduanya panik.
"Sayang, jaga dia baik-baik. Kita akan membawanya ke rumah sakit," kata Chaeyoung sambil segera menyalakan mesin dan melaju cepat.
Chaeyoung mondar-mandir dengan cemas memikirkan Sana. Dia mencoba menelepon Tzuyu untuk memberitahu tentang apa yang terjadi pada Sana, tapi Tzuyu tidak bisa dihubungi.
"Sayang, tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja," kata Mina sambil menggenggam tangan Chaeyoung.
"Kalian keluarga Nona Sana?" tanya dokter di belakang mereka.
"Ah, bukan, tapi kami mengenalnya."
"Nona Sana sekarang baik-baik saja. Dia pingsan karena terlalu banyak stres, tapi jika ini terus berlanjut, bayinya bisa dalam bahaya."
Rahang Mina dan Chaeyoung terjatuh. Mereka tidak bisa memproses apa yang baru saja mereka dengar.
"Apa? B-bayi?" tanya Chaeyoung.
"Ya, Tuan Son, Nona Sana sedang hamil. Aku harus pergi sekarang. Jika kalian ingin melihatnya, dia ada di kamarnya," kata dokter itu lalu pergi meninggalkan mereka.
Mina dan Chaeyoung masih terdiam, tak percaya. Tzuyu tidak pernah mengatakan apa-apa tentang kehamilan Sana, atau apakah dia tahu tentang hal ini. Mereka memutuskan untuk melihat Sana di kamarnya. Sana sedang beristirahat di sana. Mina duduk di sampingnya, sementara Chaeyoung berdiri di samping mereka.
"Bagaimana perasaanmu, Sana?" tanya Chaeyoung.
"Aku baik-baik saja. Terima kasih, Chaeyoung," jawab Sana sambil tersenyum.
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
"Tentu, apa itu?"
"Kami tahu kau sedang hamil. Apakah Tzuyu tahu?"
Mata Sana membesar, terkejut dengan apa yang dikatakan Chaeyoung.
"Bagaimana kalian bisa tahu?" tanyanya.
"Dokter yang memberitahu kami, dan dia juga bilang jika stresmu berlanjut, bayimu bisa dalam bahaya."
Air mata Sana mulai mengalir. Dia tidak ingin kehilangan bayinya.
"Hei, jangan menangis... Kau bisa melewati ini. Aku akan memberitahu Tzuyu tentang kondisimu—"
"Jangan khawatir, dia sudah tahu. Aku ke mansionnya tadi dan berbicara dengannya, tapi dia tidak mau bertanggung jawab," kata Sana sambil menunduk.
Tangan Chaeyoung mengepal. Dia tidak menyangka Tzuyu akan melakukan hal itu. Darahnya mendidih mengetahui hal ini, mengingat Tzuyu berasal dari keluarga broken home, dan sekarang dia akan melakukan hal yang sama pada anaknya sendiri.
"Bajingan!" seru Chaeyoung sambil menggertakkan giginya.
"Sayang, tenanglah," Mina berkata sambil mengelus punggung Sana yang sedang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Owned You
Fanfiction⚠️ Warning Mature Content ⚠️ Sana harus membayar hutang yang dibuat oleh ayahnya kepada perusahaan milik Tzuyu.