Keesokan paginya, Tzuyu sedikit kecewa tidak melihat Sana di sampingnya. Dia menatap langit-langit sejenak lalu bangun dan pergi ke kamar mandi. Tzuyu berdiri di bawah air shower dingin tanpa bergerak sedikit pun, menengadah untuk merasakan air di wajahnya, lalu tiba-tiba pikiran tentang Sana muncul. Wanita itu sangat memengaruhi dirinya, bukan hanya di ranjang, tapi dalam segala hal. Dia mulai merasa nyaman dengan Sana, bahkan merasa baik-baik saja meskipun beberapa malam berlalu tanpa seks dengannya.
Setelah selesai mandi, dia keluar dari kamarnya hanya dengan handuk melilit pinggang. Dia menuju ke dapur untuk membuat kopi, tetapi sebelum sampai di sana, dia tersenyum melihat meja yang sudah rapi dengan makanan siap saji.
"Kita impas sekarang! Kau merawatku saat aku sakit, dan aku hanya membalas kebaikanmu!"
Tzuyu tertawa kecil saat membaca catatan itu.
"Kau selalu tahu cara membuatku terhibur, Sana," bisik Tzuyu sambil mulai makan sarapannya.
Setelah selesai sarapan, dia cepat-cepat berpakaian dan keluar dari apartemennya dengan tas duffle di bahu. Tzuyu mengenakan topi baseball agar tidak ada yang mengenalinya.
Tak ada yang tahu dia memiliki unit apartemen ini kecuali sopirnya, Mr. Kim. Alasan dia membeli unit ini meskipun memiliki banyak rumah? Sederhana, dia menginginkan privasi dengan Sana, dan dia pun tak tahu kenapa. Dia bisa saja membawa Sana ke hotel mana pun karena mereka hanya bertemu dua kali sebulan, tapi sisi protektifnya mengatakan hal yang berbeda. Tzuyu tak rela media menganggap Sana sebagai salah satu wanita mainannya.
Tzuyu memang terkadang jahat, setelah dia kehilangan minat pada wanitanya, dia akan dengan senang hati 'berbagi' para wanita itu dengan rekan satu timnya. Dia selalu melakukan itu, tapi kali ini dia tidak akan membiarkannya terjadi pada Sana, dia ingin Sana hanya untuk dirinya sendiri.
Ketika dia keluar dari lift pribadi yang hanya untuk tamu VIP, Mr. Kim langsung menghampirinya.
"Selamat pagi, Mr. Kim," sapa Tzuyu dengan ceria.
Mr. Kim terkejut melihatnya seperti itu. Dia tahu Tzuyu orang yang baik, tapi belum pernah melihatnya seceria ini.
"Mr. Kim, ayo pergi."
"Eh, Baik, Tuan."
"Antarkan aku ke Gangnam. Aku ada terapi hari ini."
Mr. Kim bertanya-tanya kenapa Tzuyu ingin ke Gangnam untuk terapi ketika dia punya terapis dan dokter terbaik di kota, tapi Mr. Kim hanya mengangkat bahu.
Semuanya terasa aneh bagi Mr. Kim, ini pertama kalinya dia melihat Tzuyu seperti ini. Dia tersenyum saat mendengar Tzuyu menyanyi, dan ternyata suaranya sangat bagus.
"Sepertinya dia sedang jatuh cinta," bisik Mr. Kim sambil menggelengkan kepala.
Ketika mereka tiba di Gangnam, suasana hati Tzuyu tiba-tiba berubah, dan Mr. Kim melihat bagaimana tuannya menggertakkan giginya sambil menatap Sana dan Dahyun yang sedang berbicara dan tertawa dengan bahagia di dekat pintu masuk gedung.
Sana mengenakan celana pendek denim, kaos putih, dan sandal. Rambutnya diikat kuncir kuda yang memperlihatkan leher putih gadingnya, dan kakinya terlihat sempurna di mata banyak pria di sekitar sana, termasuk Dahyun yang meletakkan lengannya di bahu Sana.
Tzuyu mengepalkan tangannya dan mencoba menenangkan diri sebelum keluar dari mobil. Sebenarnya dia ingin menarik Sana dari lengan Dahyun dan menjauhkannya dari semua mata nakal yang menatapnya.
Ketika Sana melihat sekilas ke arah Tzuyu, dia terkejut dan menjadi tegang, tapi dia masih berusaha bertindak normal ketika Dahyun menyapa Tzuyu.
"Wow, Tzuyu, ternyata kau terapi di sini?" tanya Dahyun dengan nada sedikit sarkastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Owned You
Fanfiction⚠️ Warning Mature Content ⚠️ Sana harus membayar hutang yang dibuat oleh ayahnya kepada perusahaan milik Tzuyu.