PROLOG

10.5K 302 43
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA, KEKERASAN, DAN BAHASA KASAR!!

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!!

Happy Reading

●●●●●

Massachusetts Institute Of Technology Library, Cambridge, Massachusetts, USA | 04.30 PM.

"Mom, berhenti menghubungiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mom, berhenti menghubungiku. Ini sudah kesekian kalinya Mommy menelepon ku hari ini hanya untuk menanyakan kabarku dan bertanya kapan aku pulang."

Meski pelafalan yang gadis itu tunjukkan terdengar sangat kesal, namun suara yang dihasilkan perempuan itu sebisa mungkin dirinya kontrol, agar tidak menyebabkan kebisingan hingga menganggu beberapa orang yang sekarang ini sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing di dalam perpustakaan.

"Oh Lottie. My daughter, kau tahu Mommy sangat merindukanmu. Sudah lama sekali kau tidak pulang ke Manchester. Memangnya kau tidak merindukan Mommy uh! Kau kesal karena Mommy selalu menelepon mu hampir setiap jam!" balas seorang wanita di seberang sana. Seolah tidak terima dengan ungkapan sang putri beberapa saat yang lalu, wanita paruh baya itu ikut melayangkan omelan penuh kekesalan di kalimat terakhirnya.

Sebelum menjawab ucapan sang ibu, gadis cantik yang dipanggil Lottie itu sempat menghela nafasnya sejenak. Ia seolah sudah terbiasa dengan omelan Mommy-nya yang sangat bising hingga terkadang menganggu telinga dan kedamaiannya.

"Bukan begitu maksudku, Mommy-ku yang cantik." Setelah beberapa saat, gadis itu kembali memberikan jawaban. "Mana mungkin aku tidak merindukan Mommy. Aku selalu merindukan Mommy dan juga Daddy di sini. Aku juga ingin sekali pulang ke Manchester secepatnya, tapi ujian akhirku tinggal satu bulan lagi. Aku harus fokus untuk belajar Mommy. Bersabarlah sebentar, aku janji pada Mommy saat liburan akhirku nanti aku akan menghabiskan waktu bersama Mom dan Dad."

Setelah memberikan jawaban lembut dan penuh perhatian kepada sang ibu. Gadis bernama lengkap Loretta La Verde Harrison itu sempat membuka salah satu buku tebal yang sempat ia bawa di rak perpus sebelum dirinya duduk di salah satu meja lantai dua perpustakaan besar dan megah itu.

Hari-hari ujian sebentar lagi, hanya tinggal menghitung minggu. Maka dari itu, sebagai seorang mahasiswa yang dikenal sangat ambisius dalam belajar, Loretta memutuskan untuk datang ke perpustakaan, gadis cantik dan pintar itu sibuk berkutat dengan segala buku-buku tebal untuk mencari berbagai materi yang sekiranya akan keluar saat ujian akhir semesternya nanti.

Gadis berketurunan Harrison itu selalu berambisi untuk menjadi yang paling unggul, entah di dalam kelas maupun di seluruh mahasiswa yang mengambil jurusan sama dengan dirinya. Oleh sebab itu, Loretta sering sekali menghabiskan waktu di perpustakaan kampusnya selama satu minggu ini.

Thriving On ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang