TOC [02]

7.2K 293 40
                                    

Happy Reading

●●●●●

Kian waktu pemberitaan tentang Domanic Technology─yang saat ini masih terus dalam masa kekusutan─makin melonjak naik tanpa henti. Berita-berita negatif itu semakin menyebar luas, menyebabkan sebagian investor yang dulu mempercayakan modalnya untuk Domanic Technology terpaksa mereka tarik agar tidak semakin merugi.

Kini tak hanya orang-orang dalam saja yang mengetahui kekacauan nan terjadi di perusahaan teknologi tersebut, melainkan masyarakat setempat ikut serta menyaksikan keterpurukan hebat bisnis yang didirikan oleh Hilarion Domanic Thompson.

Hingga keluarga besar pria itu tahu, seburuk dan sekacau apa krisis besar nan sedang menimpa company sang putra sulung jalankan.

"Sepertinya krisis perusahaanmu benar-benar serius kali ini. Kau yakin tidak membutuhkan bantuan Daddy-mu agar masalah ini tidak semakin berlanjut?" Gerald Thompson melirik ke arah putra sulungnya setelah beberapa saat lalu pria paruh baya itu membaca pemberitaan online melalui iPad di tangannya.

Tak langsung mendapat jawaban. Sebab, hembusan asap cerutu lebih dulu menyebar dari mulut Hilarion. Pria yang terpilih menjadi seorang pewaris utama keluarga Thompson itu belum memiliki minat untuk menanggapi ucapan sang ayah.

Akan tetapi dibeberapa detik setelahnya, kepala Hilarion yang semula mendongak menatap langit sore berwarna jingga, perlahan beralih ke arah Daddy-nya. Manik perak terang pria itu sontak saja langsung mendapati sang ayah yang tengah tersenyum mengejek.

"Sebesar apapun krisis yang sedang menimpa perusahaan teknologi milikku. Aku tidak akan meminta secuil pun bantuan darimu, Gerald Thompson," ujar pendiri sekaligus pimpinan Domanic Technology itu dengan penuh ketenangan disertai wajah datar, tanpa adanya emosi sedikit saja yang pria itu tunjukkan.

Gerald sempat terkekeh mendapati balasan dari putra sulungnya. Anak kurang ajar, bukannya memanggil "Dad" si sialan itu malah memanggil ayahnya dengan sebutan nama.

Memang terkadang sifat si sulung ini mengingatkan Gerald dengan sifat-sifat dirinya dulu. Gerald sering kali bertingkah kurang ajar kepada mendiang Daddy-nya─Richard Thompson─dan sekarang sifat itu menular pada putranya. Namun untungnya hanya sifat menjengkelkannya saja yang menurun, bukan perlakuan bangsat yang ... ah sudahlah tidak usah dibahas.

Dan anehnya sifat-sifat kurang ajar Hilarion selalu pria itu tujukkan pada Daddy-nya saja. Jika bersama sang ibu, Hilarion akan berubah menjadi anak yang super duper baik dan menurut, bahkan pria itu jarang memperlihatkan dirinya sedang merokok di hadapan Tiffany─tapi bukan berarti Tiffany tidak mengetahui putranya seorang pecandu rokok.

"Jika aku saja melarangmu menjadi investor di perusahaanku, tentu sudah jelas aku akan menolak bantuan darimu," sambung Hilarion. Bersamaan dengan itu ia hisap lagi cerutunya dan menyebarkan asapnya secara asal.

"Seambisius itu kau ingin mengalahkan Daddy-mu sampai menolak segala dana yang akan aku gelontorkan pada perusahaanmu," sahut ayah dua anak itu, dibarengi dengan menyeruput peppermint tea kesukaannya yang terletak di atas meja kaca─dekat dengan chamomile tea milik sang putra.

"Kau tahu, Son. Sekeras apapun kau berusaha, sepertinya aku ragu kau bisa melampaui Thompson Group Company. Jangankan melampaui, mengimbanginya saja sepertinya juga sulit," sambung bapak-bapak satu itu sembari menyimpan kembali cangkir tehnya di atas piring kecil.

Lalu di detik berikutnya, kedua manik unik Gerald menatap lagi ke arah si sulung. "Thompson Group Company adalah perusahaan turun-temurun yang sudah berdiri bertahun-tahun lalu, bahkan mungkin lebih dari satu abad. Anak cabangnya terletak hampir diseluruh daratan Eropa, Amerika, bahkan Asia. 65% negara di dunia mungkin sudah kita jejali untuk membangun cabang bisnis, bahkan 58% perekonomian negara yang kita tempati bergantung pada bisnis keluarga kita. Thompson Group Company menjadi perusahaan penyumbang pajak terbesar di negara ini, ditambah lapangan kerja meluas karena kita sering kali membangun cabang di tiap wilayah termasuk wilayah terpencil," jelas President Director Thompson Group Company itu seraya mengapit tembakau di bibirnya untuk menemani sang putra merokok.

Thriving On ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang