19. nasib buruk

56 10 1
                                    

Author p

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author p.o.v Hari yang sama

Jay kini tengah bekerja, duduk di kursinya dengan wajah yang sangat serius. Tiba-tiba, seseorang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu, membuat Jay kesal dan marah.

"Siapa sih?" ucap Jay kesal, yang mendapat respon lembut.

"Ini saya, Tuan," kata Sunghoon dengan suara malu-malu, membuat Jay menepuk dahinya sendiri karena frustrasi.

"Kau tidak tahu cara mengetuk pintu atau apa? Berani sekali kau masuk ke ruangan ini tanpa izinku!"

"Eh, maaf. Aku sedang terburu-buru tadi... Ini masalah kecil. Kau tidak perlu semarah ini," kata Sunghoon polos, tidak menyadari bahwa ia sedang menambah amarah Jay.

"Apa-apaan ini! Kau ke sini untuk memberiku nasihat?"

"Hmm..."

"Aishhh, katakan saja padaku mengapa kau datang keruanganku?" Jay mengusap dahinya.

"aku sudah melengkapi dokumen tuan."

"Jika sudah selesai, kamu bisa langsung mengirim dokumen itu kepadaku menggunakan komputer."

"Tadinya aku ingin melakukan itu, tapi... aku malah lupa gimana caranya ngirim dokumen di komputer... hehehe."

"Hais, seharusnya aku tahu itu... Baiklah, berikan padaku."

Dan dengan itu, Sunghoon dengan senang hati menyerahkan berkas itu kepada Jay. Jay memeriksanya dengan mata tajam, menduga ada kesalahan, tetapi yang mengejutkannya, semuanya baik-baik saja. Jay agak lega dan terkesan dengan ketekunan Sunghoon dalam menangani tugas itu.

"Apakah sudah selesai? Apa aku harus melakukan hal lain?" tanya Sunghoon penasaran.

"Tidak. Tapi sekarang yang harus kau lakukan adalah... Ketahui tentang diriku dan jadwalku, rapat-rapatku, pekerjaanku, dan sebagainya," jelas Jay.

"Baiklah... Tapi mengapa aku harus tahu tentangmu?" tanya Sunghoon.

"Yang benar saja... Kamu kan tau kalau kamu P.A-aku yakan?"sahut Jay.

"Ya, aku tahu. Uwon sudah memberitahuku tentang itu... Tapi ada satu hal..." Sunghoon ragu-ragu.

"Ada apa?" tanya Jay.

"Eh... Pertama-tama, janji dulu padaku kau tidak akan marah."

"Apa?!" seru Jay.

"Kenapa kamu harus marah, sih? Janji saja padaku bahwa kamu tidak akan marah atau kesal. Setelah itu aku akan memberitahumu."

"Aishhh... Kamu membuatku kesal. Bicara saja."

"Tidak, berjanjilah padaku dulu."

"Baiklah, baiklah... Aku janji."

"Benarkah. Hehe," Sunghoon tersenyum senang, sementara Jay mendecih tak percaya. Sunghoon lalu terkekeh dan mendekat ke arah Jay yang menatap Sunghoon dengan bingung.

Mafia in Love || JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang