20. perasaan aneh

38 5 0
                                    

P.o.v Jay
di waktu yang sama

Saat aku berkendara di sepanjang jalan yang gelap dan sepi, pikiranku dipenuhi oleh bayangan orang bodoh itu, yang ku ditinggal sendirian di halte bus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku berkendara di sepanjang jalan yang gelap dan sepi, pikiranku dipenuhi oleh bayangan orang bodoh itu, yang ku ditinggal sendirian di halte bus. Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa aku telah melakukan kesalahan, meninggalkannya dia disana dalam keadaan yang begitu rentan. Saat itu sudah larut malam, dan pikiran tentang dia sendirian di tempat yang sepi itu menggangguku.

Tetapi mengapa aku harus peduli? Aku mencoba menyingkirkan pikiran itu, mengingatkan diriku sendiri bahwa itu bukan masalahku. Aku punya hidupku sendiri untuk dikhawatirkan, tanggung jawabku sendiri untuk dituntaskan. Selain itu, mengapa aku harus repot-repot dengan orang seperti dia?

Aku fokus pada jalan di depan, ingin segera pulang dan menghindari komplikasi lebih lanjut. Hal terakhir yang saya butuhkan adalah menghadapi ceramah momyku tentang tanggung jawab dan kasih sayang. Hari sudah larut, dan aku hanya ingin melupakan si bodoh itu.

Author pov

Jay menggelengkan kepalanya untuk melupakan Sunghoon yang ada dipikirannya dan fokus pada mengemudi. Namun, Sunghoon tetap saja berkeliaran di dalam pikirannya.

Sementara itu di sini, Sunghoon duduk di bangku, tubuhnya melilit erat seperti janin, dia ketakutan tidak bisa menghilangkan perasaan takut yang menyelimutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu di sini, Sunghoon duduk di bangku, tubuhnya melilit erat seperti janin, dia ketakutan tidak bisa menghilangkan perasaan takut yang menyelimutinya. Jantungnya berdebar kencang di dadanya sehingga dia yakin jantungnya akan meledak. Keringat membasahi wajahnya, bercampur dengan angin dingin yang bertiup kencang di sekelilingnya, membuatnya kedinginan sampai ke tulang.

Cahaya halte bus yang berkedip-kedip
hanya menambah rasa takutnya,
menimbulkan bayangan-bayangan menakutkan yang menari-nari mengancam di sekelilingnya. Setiap kali cahaya redup, rasa takut Sunghoon meningkat, dan ia memejamkan matanya lebih erat, mencoba menghalangi dunia yang menakutkan di sekelilingnya.

Ketika mendengar langkah kaki mendekat, seluruh tubuhnya membeku karena ketakutan. Setiap syaraf di tubuhnya berteriak padanya untuk lari, bersembunyi, tetapi dia merasa lumpuh, tidak bisa bergerak. Perutnya mual karena lapar, mengingatkannya pada situasi yang membuatnya putus asa. Dia tidak makan sepanjang hari, bertahan hidup hanya dengan beberapa bungkus keripik dari kafetaria kantor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 19 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mafia in Love || JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang