Chapter 4

462 36 4
                                    

Setelah percakapan intens mereka, Jungkook merasa jantungnya terus berdebar bahkan setelah meninggalkan kamar Taehyung. Ia berjalan menuju ruang kerjanya, berusaha memfokuskan pikirannya. Namun, kata-kata Taehyung terus terngiang-ngiang dalam benaknya.

“Panggil aku Taehyung.”

Nama itu terus berdengung di telinganya. Ada sesuatu yang baru, yang berbeda, dan lebih dari sekadar hubungan profesional. Jungkook tidak bisa mengabaikan ketertarikan yang Taehyung tunjukkan. Tapi bagaimana mungkin dia bisa menangani situasi ini? Dia seorang dokter, dan Taehyung adalah pasiennya, lebih dari itu, dia adalah sosok yang berkuasa dan terpandang. Semua ini terasa membingungkan.

Di kantin, Jungkook duduk sendirian di meja yang biasa ditempati bersama Mingyu. Ia sengaja datang lebih awal untuk menghindari teman-temannya. Ia butuh waktu sendiri untuk merenung.

Namun, tak lama kemudian, Mingyu datang sambil membawa nampan berisi kopi dan makanan ringan. “Jungkook! Kok sendiri? Biasanya kau menunggu ku.”

Jungkook tersenyum lemah. “Aku... butuh sedikit waktu untuk berpikir.”

Mingyu duduk di hadapannya, menatap temannya dengan ekspresi penasaran. “Kau terlihat gelisah. Ada yang salah? Jangan bilang ini tentang Tuan Kim lagi,” ujarnya sambil tersenyum nakal, tapi kali ini nada suaranya lebih serius.

Jungkook mendesah, akhirnya memutuskan untuk bercerita. “Ming, kau tahu kan Taehyung sudah boleh pulang hari ini?”

Mingyu mengangguk sambil meminum kopinya. “Ya, tentu saja. Aku dengar kau yang terakhir memeriksa dia.”

“Benar, tapi... ada sesuatu yang dia katakan saat aku melakukan pengecekan terakhir tadi. Dia... menunjukkan ketertarikan padaku. Bukan sebagai pasien, tapi lebih dari itu,” kata Jungkook sambil menunduk, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

Mingyu meletakkan cangkir kopinya, mata melebar. “Apa? Serius? Dia bilang itu padamu?”

Jungkook mengangguk pelan. “Dia... bahkan memintaku memanggilnya dengan namanya, bukan ‘Tuan Kim’.”

Mingyu terdiam sejenak, mencerna informasi itu, lalu tersenyum lebar. “Astaga, Kookie. Itu luar biasa! Jadi, bagaimana perasaanmu tentang itu?”

Jungkook mengusap wajahnya, bingung. “Aku nggak tahu, Ming. Ini semua terasa rumit. Dia begitu dingin dan berwibawa, tapi sekarang dia tiba-tiba menunjukkan sisi yang berbeda. Aku nggak yakin bagaimana harus bersikap. Lagipula, dia bukan orang sembarangan.”

Mingyu menghela napas, lalu berkata dengan nada lebih lembut. “Jungkook, kadang-kadang orang yang terlihat paling kuat dan dingin justru paling butuh seseorang di sisinya. Mungkin Taehyung merasa nyaman denganmu karena kau memperlakukan dia seperti manusia biasa, bukan hanya karena statusnya.”

Jungkook termenung, kata-kata Mingyu masuk akal. Taehyung memang berbeda ketika bersamanya, lebih hangat meski tetap ada ketegasan dalam sikapnya. Tapi apakah ini sesuatu yang harus dia jawab? Atau lebih baik dia menjaga jarak?

Mingyu menepuk bahu Jungkook, mencoba menghiburnya. “Apapun yang terjadi, kau harus mengikuti kata hatimu. Jangan terlalu banyak berpikir. Kalau kau merasa ada sesuatu, kenapa nggak coba lihat ke mana ini akan berjalan?”

Jungkook tersenyum, meski hatinya masih bingung. Mungkin benar apa yang dikatakan Mingyu, dia perlu waktu untuk memahami perasaannya sendiri. Tetapi satu hal yang pasti, perasaannya terhadap Taehyung sudah tidak bisa diabaikan lagi.

_________________________________________

Setelah pulang dari rumah sakit, Taehyung langsung menuju markasnya. Di balik wajah tampan dan sikap dingin yang sering ia tampilkan, Taehyung adalah pemimpin sebuah organisasi mafia yang ditakuti. Mobil hitam mewah yang mengantarnya berhenti di depan gedung besar dengan penjagaan ketat. Anak buahnya segera membukakan pintu, dan Taehyung keluar dengan langkah tenang namun penuh otoritas.

Mr. Mafia and His Doctor (TAEKOOK/VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang