Chapter 7

289 22 0
                                    

Ketika ambulans akhirnya tiba, Taehyung masih dalam keadaan panik. Dengan tangan yang gemetar, ia menunjukkan kepada petugas medis di mana Jungkook terbaring di jalan. Jungkook tak sadarkan diri, wajahnya pucat dengan darah yang perlahan-lahan mengalir dari luka di kepalanya. Petugas medis segera mengangkat tubuh Jungkook dengan hati-hati ke tandu dan membawanya ke dalam ambulans.

Taehyung berusaha naik ke ambulans bersama mereka, meski seluruh tubuhnya masih terasa lemas. Di dalam ambulans, ia duduk di sebelah Jungkook, menggenggam tangannya erat-erat, berusaha menahan rasa takut dan kekhawatirannya. "Kamu akan baik-baik saja, sayang. Kumohon bertahanlah," bisiknya, suaranya nyaris bergetar.

Perjalanan menuju rumah sakit terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan bagi Taehyung. Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan. Wajah Jungkook yang tak bergerak membuat hatinya semakin berat. Sesampainya di rumah sakit, Jungkook langsung dibawa ke ruang gawat darurat, sementara Taehyung dipaksa menunggu di luar.

Di ruang tunggu, Taehyung tak bisa duduk tenang. Ia mondar-mandir, pikirannya dipenuhi rasa takut dan kekhawatiran yang tak kunjung reda. Suara detak sepatu di lantai rumah sakit menjadi satu-satunya suara yang terdengar di koridor yang sunyi. Semua orang yang lewat di sekitarnya tampak seperti bayangan, tidak ada yang nyata baginya selain Jungkook yang sedang berjuang di dalam sana.

Tak lama kemudian, Dohwan tiba di rumah sakit. Ia langsung menghampiri Taehyung. "Tuan, saya sudah menyelidiki. Mobil yang menabrak Jungkook bukan kecelakaan biasa. Ada seseorang di balik semua ini."

Mendengar hal itu, Taehyung yang masih shock mendadak berubah. Wajahnya yang semula dipenuhi kepanikan kini mulai mengeras, kemarahan perlahan-lahan muncul di balik matanya. "Siapa pelakunya?" tanyanya dengan nada dingin.

Dohwan menggeleng. "Belum bisa dipastikan. Tapi dari informasi awal, ini adalah pergerakan salah satu musuh lama Anda."

Taehyung mengepalkan tinjunya erat-erat, seakan sedang menahan amarah yang hampir meledak. "Temukan dia," katanya dingin. "Siapa pun yang bertanggung jawab atas ini, aku ingin mereka di depan mataku sesegera mungkin."

Dohwan mengangguk cepat. "Baik, Tuan V. Saya akan segera bergerak."

Setelah Dohwan pergi, Taehyung kembali duduk di kursi ruang tunggu. Ia menatap pintu ruang gawat darurat dengan perasaan yang sulit digambarkan. Rasa khawatir yang mendalam terhadap kondisi Jungkook bercampur dengan kemarahan yang membara dalam dirinya. Sekali lagi, Jungkook menjadi korban dari dunia gelap yang selalu ia coba sembunyikan.

Sambil memejamkan matanya sejenak, Taehyung berjanji dalam hatinya, siapa pun yang berani menyakiti Jungkook akan membayar mahal untuk ini.

Pintu ruang operasi terbuka, dan seorang dokter keluar dengan langkah cepat. Taehyung, yang sejak tadi duduk dengan gelisah, langsung bangkit berdiri. Wajah dokter itu tampak tegang, dan Taehyung bisa merasakan firasat buruk yang semakin menguat dalam hatinya.

"Tuan Kim?" panggil dokter itu, menatap Taehyung dengan penuh keprihatinan.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Taehyung cepat, suaranya bergetar meskipun ia mencoba terlihat tegar.

Dokter menghela nafas berat sebelum berbicara. "Pasien harus segera dioperasi. Tadi, detak jantungnya sempat berhenti selama beberapa detik."

Kata-kata itu menghantam Taehyung seperti palu godam. Detak jantung Jungkook sempat berhenti? Nafasnya mendadak terasa berat.

"Untungnya, kami berhasil membuatnya kembali. Tapi kondisinya masih sangat kritis. Ada cedera serius di kepalanya yang memerlukan tindakan segera. Selain itu, benturan keras pada kakinya... kemungkinan besar akan membuatnya lumpuh sementara."

Mr. Mafia and His Doctor (TAEKOOK/VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang