»»--liburan with gun--««

184 22 26
                                    

Jonggun masih berdiri dengan setia di tempatnya, tanpa dirinya sadari sesosok makhluk mungil sedang berjalan ke arahnya. Sebuah tangan mungil yang hangat dengan tiba tiba memeluk pinggang jonggun dan menggosokkan wajahnya di punggung jonggun.

" ngga tidur? "

Suara serak khas orang bangun tidur menerpa pendengaran jonggun. Beberapa detik jonggun memilih diam hingga akhirnya berbalik badan menatap jungoo yang sedang mengusap matanya dan sedikit terbatuk.

" matiin gun, goo ga suka asap rokok " keluh jungoo dengan tangan yang berayun mengusir angin yang membawa asap rokok jonggun ke hidungnya.

Dengan sigap jonggun mematikan rokoknya, membuang puntung rokok itu ke tempat sampah, membawa tubuh si mungil untuk kembali ke kamarnya. Belum beranjak jauh dari tempat itu, jungoo sudah mulai merengek lagi.

" gendong, haus " eluh si mungil dengan menggoyangkan tangan jonggun

Jonggun hanya membalasnya dengan decakan malas, namun dirinya tetap menggendong tubuh si mungil dan membawanya ke dapur. Mengisi sebuah gelas dengan air dan memberikannya pada manusia di gendongannya itu. Jungoo menghabiskan air yang ada di dalam gelasnya, mengembalikan pada jonggun dan memeluk leher jonggun, jungoo kembali ke alam mimpinya.

Jonggun yang mendengar dengkuran halus jungoo memutuskan untuk mengembalikan jungoo ke kasurnya, dengan perlahan jonggun merebahkan tubuh mungil itu. Jonggun tersenyum tipis melihat apa yang ada di hadapannya sekarang, sedikit mengusap wajah jungoo yang memiliki beberapa luka memar. Siapa pun pelakunya, mereka akan mati di tangan jonggun.

Setelah semua drama itu jonggun akhirnya memutuskan untuk kembali bersandar di kasur jungoo, mengotak atik handphonenya menunggu sebuah pesan yang temannya akan kirimkan dari tadi sore. Namun sudah selama ini jonggun tetap saja tak mendapatkan pesan hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 03:15. Jonggun belum tidur sama sekali, sedangkan teman sialannya ini malah membuatnya menunggu.

" gun, kamu gak tidur? " ucap jungoo dan berusaha bangun dari tidurnya

" lanjutin saja tidur lo, ntar gua nyusul " jawab jonggun asal dengan fokus yang masih ke handphonenya

" matiin hp lo " ketus jungoo

Jonggun menoleh, nada jungoo kenapa tiba tiba menjadi ketus begitu. Dengan berat hati jonggun akhirnya mematikan handphonenya, meletakkannya di meja dekat kasur jungoo. Jungoo yang melihat itu tersenyum senang dengan sedikit menguap.

" gun punya masalah tidur? "

" hm, gua insomnia, ga bawa obat "

Jungoo menatap bingung pada jawaban jonggun, apa selama ini jonggun selalu tidur dengan bantuan obat tidur, jika itu benar, itu benar-benar fakta yang mengerikan menurut jungoo.

" gun selalu tidur pake obat? "

Jonggun hanya mengangguk dan memilih membenamkan tubuhnya ke dalam selimut, malas jika harus meladeni semua pertanyaan jungoo. Jungoo yang melihat jonggun mulai masuk ke selimutnya sedikit menyingkirkan guling yang menjadi pembatas mereka, membalik tubuh jonggun untuk menghadap ke arahnya, memeluk tubuh seseorang yang kini berada di kasur yang sama dengannya. Aroma rambut jonggun masuk ke indra penciuman jungoo, wangi, cool abiez.

Jonggun sedikit tersentak, namun bagi jonggun ini terasa sangat nyaman dan hangat, jonggun sudah lupa kapan terakhir kalinya seseorang memeluk tubuhnya. Refleks badannya membuat tangannya membalas pelukan jungoo, melingkar sempurna di pinggang ramping pemuda bersurai kuning itu, membenamkan wajahnya di dada pemuda yang sedang dia peluk sekarang. Wangi jungoo seperti wangi anak anak, namun jonggun menyukai itu.

" maaf kalau ini buat gun ga nyaman, tapi ibu selalu lakuin hal ini ke goo kalau goo susah tidur " jelas goo pada seseorang yang sudah hilang menuju alam mimpi

schooling • GunGooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang