Jungoo mengerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan netranya dengan lampu yang ada di ruangan itu. Dinding dinding bercat putih dengan bau obat obatan yang menusuk membuat jungoo tersadar dimana dia berada sekarang. Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam ruangan itu, tersenyum senang saat mendapati jungoo yang sudah siuman.
" goo, akhirnya kamu bangun juga nak "
Wanita itu adalah ibu jungoo, dia memeluk putranya dengan sedikit isakan, sesekali menatap nanar pada dahi putranya yang terbalut dengan perban. Jungoo yang menatap ibunya menangis membalas pelukan itu, sedikit mengusap di bagian punggungnya. Kepalanya sedikit terasa nyeri, bayangan saat pemukul kayu itu melayang ke arahnya benar benar masih membekas di kepalanya. Namun sekelebat ingatan terbesit di kepala jungoo.
" oh iya. Bu, siapa yang membawa ku kemari? "
Jungoo masih ingat, sebelum kesadarannya benar benar hilang, dengan samar dia melihat sesosok manusia yang menolongnya. Namun ibu jungoo hanya membalas dengan gelengang kepala.
" ibu tak tau nak, bahkan saat ibu sampai pun, biaya rumah sakit mu sudah di bayar lunas "
Jungoo terkejut, apakah benar ada manusia berhati malaikat seperti itu?
" bu, bagaimana dengan sekolah ku? " tanya jungoo heboh saat mengingat hari ini adalah jadwal dia pergi ke sekolah
" ibu sudah ijin untuk beberapa hari goo "
Jungoo panik, sebentar lagi dia akan menghadapi ujian kelulusan, jika dia tertinggal beberapa pelajaran saja, dia tak akan bisa meraih SMA impiannya.
" tidak tidak, bu akan pergi kesekolah saat pulang dari rumah sakit ini "
" tapi goo...... "
" bu, aku harus masuk SMA itu bagaimana pun caranya "
Akhirnya mau tak mau ibu jungoo hanya menuruti permintaan putra semata wayangnya itu, jungoo memang sedikit keras kepala jika menyangkut tentang sekolahnya.
Sepulang jungoo dari rumah sakit, dirinya kembali bersekolah seperti biasanya. Hari ujian kelulusan sudah dekat, jungoo benar benar belajar untuk meraih sekolah menengah pertama yang dia impikan selama ini. Sekolah itu adalah sekolah swasta dengan fasilitas pendidikan yang benar benar terpandang. Meski swasta, SMA ini benar benar sekolah yang menghasilkan juara, yang tak mau kalah saing dengan SMA Negeri pada umumnya.
Namun biaya yang di tetapkan pada sekolah ini pun tak kalah terpandangnya, jika bukan karna pintar pasti karna uang. Itu sebabnya jungoo harus belajar dengan giat agar mendapatkan beasiswa dari sekolah itu.
Hari yang di tunggu jungoo akhirnya tiba juga, hari dimana ujian kelulusan akan di mulai dari hari ini. Ujian kelulusan ini akan berlangsung selama seminggu dan jungoo pasti akan mendapatkan nilai ya sempurna.
' kau pasti bisa goo ' rapalnya dalam hati sembari menggenggam kedua tangannya
»»————««
Ujian akhirnya telah selesai, berganti dengan hari pengumuman kelulusan dan predikat siswa dengan nilai terbaik. Tampak seorang guru menempelkan sebuah kertas di mading sekolah, seluruh siswa berbondong-bondong melihat apa isi pengumuman itu. Namun berbeda dengan jungoo, dia akan melihat pengumuman itu nanti. Sekarang dirinya sedang sibuk menatap brosur sekolah impiannya, sebenarnya jungoo telah mendaftar melalui jalur beasiswa beberapa hari yang lalu, kini dirinya sedang menunggu apakah dia diterima atau tidak di sekolah itu.
Jungoo berjalan keluar kelasnya, sekilas menatap pengumuman di mading sekolahnya. Dia tersenyum senang, peringkat teratas di pengumuman sekolah itu adalah namanya. KIM JUNGOO. Jungo berlalu meninggalkan area itu, dia sedang menuju ke ruang guru sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
schooling • GunGoo
Novela Juvenil" stres lo, bisa bisanya ngerokok di sekolah " " ga bakalan ketahuan kalau mulut lo ga ngadu ke guru " " dih gua ga cepu yah " Menceritakan tentang laki laki berambut blonde yang kerap mendapatkan perundungan dari teman teman sekolahnya. Namun sa...