RUMAH KEDUA ISTANA KEDUA

1 1 0
                                    


Meja makan panjang disana dipenuhi oleh Erwin dan isterinya, Devi dan Erik, Roy dan Lisbeth. Menyisakan dua kursi untuk Rey dan Rika.

Kedatangan Rey dan Rika disambut senyuman yang hangat dari keluarga barunya, terlihat mereka sudah menunggu makanan yang siap disantap malam itu. layaknya keluarga utuh hati Rey mulai terbuka lebar untuk menerima keluarga barunya.

Berbagai menu yang disajikan oleh pembantu rumah itu sangat banyak dan seperti pesta yang selalu dinantikan semua orang.

"hallo Rey, Rika. Wah cantik banget kamu Rika pake dress itu, Rey juga gak kalah ganteng pake kemeja itu" ujar Ghita yang menghampiri mereka berdua lalu memeluk Rika.

"makasih tante" jawab Rey dan Rika secara bersamaan

"ayok makan, udah ditungguin itu". Ghita menarik perlahan tangan Rika dan Rika juga menarik tangan Rey.

"ayo kak". Mereka berjalan ke meja makan dan duduk berdampingan

"Rik, lu cantik banget. Yang lain pada pake kaos, lu sama kak Rey pake baju formal sendiri" ucap Devi.

"hari ini kan emang perayaan buat Rika dan Rey yang resmi jadian nih, jadi kita makan-makan". Dengan santai Erwin mengatakan niat dan maksud mengajak Rey dan Rika

"jadi papah sengaja beliin Rey kemeja ini sama dress buat Rika, Cuma buat makan malem disini?" tanya Rey dengan sedikit bernada kesal

"udah lah Rey, lu bisa kan sekali dengerin kata papah. Lagian udah lama kita gak makan bareng papah, gak kangen lu makan bareng papah lagi?" Sahut Roy sambil menuangkan segelas air putih untuk mereka berdua

"dah lah ayok makan, keburu dingin nanti nasinya"

Canda dan tawa memenuhi meja makan itu, banyak sekali obrolan yang mereka bicarakan. Keluarga yang penuh dengan kehangatan ini sebenarnya yang ingin dirasakan Rey dan Roy sejak lama, sifat Roy yang selalu ceria membuatnya mudah sekali menerima perubahan keadaan meskipun sedikit emosi namun Roy sudah bisa menerima Ghita dan Devi sebagai ibu dan adiknya, sedangkan Rey masih belum sepenuhnya menerima Ghita dan Devi.

Sehabis makan dan berbincang bincang, Rey dan Rika dipanggil Erwin ke balkon rumah itu yang berada di lantai dua, disana sudah ada Devi dan Ghita juga Roy yang asik menikmati jus mangga dan menghisap sebatang rokoknya.

Rey dan Rika menaiki anak tangga secara perlahan dan melihat mereka berempat di balkon itu.

"Rey sama Rika duduk disitu. Papah mau ngomong sama kalian" lalu Erwin mengambil sebuah kertas yang berisi tulisan tangan Lita mamah kandung Rey dan Roy.

"coba kamu baca surat ini Rey". Rey membuka dan membaca surat itu secara perlahan.

Dear Rey dan Roy.

Hai nak ini mamah, kalo kamu baca surat ini mungkin mamah udah gak bisa liat kamu lagi

Kalian itu anak-anak kebanggan mamah

Kalian itu masa depan mamah sama papah. Nak, kalo besok mamah udah gak ada, mamah berharap kalian jadi anak yang selalu nurut apa kata papah ya

Mamah itu sayang banget sama kalian berdua, mamah juga pengen kalian sukses, kalian jadi orang yang berguna buat keluarga. Mamah harap kalian berdua jangan berantem terus, harus selalu kompak satu sama lain ya...

Rey, Roy.... waktu mamah udah gak lama lagi, mamah tau papahmu itu gak bakalan bisa tinggal sendiri makanya mamah nulis pesan ini buat kalian. Mamah juga yang minta papah buat nikah lagi kalo mamah udah gak ada, biar papah, Rey sama Roy bisa punya keluarga utuh lagi, biar Rey sama Roy bisa punya mamah lagi. Mamah tau kalian pasti marah suatu hari nanti, tapi coba kalian bayangin ada di posisi papah. Jadi kalo papah punya isteri baru, kalian harus bisa nerima ya. Semoga kalian selalu menjadi anak yang bisa diandalkan buat mamah, papah dan orang yang ada disekitar kalian

Mamah sayang kalian. Terima kasih udah mau jadi anak mamah yang hebat.

"Rey. Papah minta maaf ya kalo selama ini papah udah jahat sama kamu. Papah juga pengen kamu sama Roy bisa satu rumah lagi kaya dulu. Papah itu gak pengen bikin kalian sedih, tapi buktinya papah malah bikin kalian sakit hati kaya gini. Makanya papah nikah sama tante Ghita tanpa sepengetahuan kalian, kalo kalian tau pasti kalian pikir papah udah khianati mamah, karena mamah sendiri yang udah iklas dan restui papah nikah lagi makanya papah berani ambil tindakan ini. Papah juga tau kalo kamu deket sama Rika, makanya papah support selalu kalian berdua karena papah tau Rika itu anak yang baik dan kelak bisa ngertiin kamu dan kamu bisa ngertiin Rika. Kamu itu anak yang hebat, anak yang luar biasa sama seperti mamah kamu, sama seperti apa yang ditulis mamah kamu disurat itu. Jadi sekali lagi papah mohon dan minta restu dari kamu... Izinin papah sama tante Ghita buat melangsungkan pernikahan ini ya nak biar kita bisa kumpul makan bareng lagi kaya hari ini. Papah bakalan nurutin apa yang kamu mau sesuai janji papah ke mamah dan juga ke kamu sendiri"

Rey masih menangis tersedu-sedu membaca surat dari Lita dan Rika berusaha menenangkan hati Rey yang kembali teringat mamahnya.

Rey mulai tenang dan menarik nafas dalam..

"oke pah, Rey setuju. Rey juga minta maaf kalo Rey jadi anak yang keras kepala, Rey sendiri baru sadar kalo perempuan yang ada disamping kita itu bisa jadi obat penenang kok pah. Kaya yang dilakuin Rika ke Rey selama ini. Rey juga minta maaf ke tante Ghita sama Devi kalo selama ini sering bentak-bentak kalian, makasih pah udah mau jadi papah yang peduli sama Rey dan Roy selama ini. Aku gak pengen apa-apa pah, aku Cuma pengen kebebasan yang selama ini aku jalani aja kok. Bisa main sama temen-temen yang lain, bisa bareng Rika, bisa bareng Roy. Tapi aku juga gak mau pindah kesini pah, aku masih mau tinggal dirumah lama. Banyak kenangan Rey sama mamah disana, jadi aku berharap papah gak keberatan sama keputusan aku"

"enggak nak. Papah sama sekali gak keberatan, nanti kamar yang dilantai satu bisa dipake Devi juga kalo semisal mau tidur disana"

"asik... bisa main bareng kak Rey sama kak Roy. Oh iya pah aku juga minta izin, sama kak Rey juga. Kalo aku mau tinggal disana, nanti kan sering ketemu Rika sama Lisbeth kalo mereka main"

"iya boleh kok. Kalo kamu gimana Rey, Roy"

"iya pah" mereka berdua menjawab dengan bersamaan

"jadi deal ya, kamu nerima papah sama tante Ghita"

"iya pah"

"jangan tante Ghita dong. panggil mamah juga geh"

"iya mah" jawab Rey dengan singkat dan tersenyum manis

Hari itu dimana keluarga mereka utuh kembali, dengan bantuan sang Putri penakluk cowok cuek super dingin. Membuat suasana keluarga menjadi hangat kembali, kehadiran Rika menjadi titik balik Rey menemukan jati diri yang hilang dan menjadi Rey Christian yang seperti dulu. Tidak ada kata sedih dalam diri Rey semenjak Rika hadir dan selalu menggenggam tangan Rey. 

RieyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang