04

116 30 2
                                    

Selamat membaca
×+×

Sesampainya di restoran, Gita dan keluarganya bergegas memasuki dan mengambil tempat duduk yang telah disediakan.

Terlihat di sana sudah berkumpul Feni dan Ibunya sudah duduk di meja makan menunggu kedatangan mereka.

Trisha yang melihat Omanya, langsung berlari memeluk sang Oma. Pelukannya dibalas tak kalah erat. Gita, Kathrina, dan Lily juga berjalan menuju sang Oma untuk melepas rindu.

"Tante ga dikangenin nih? Oma saja?" Ujar Feni.

Lalu, pelukan itu Lily lepas, Ia melirik ke arah Feni, tantenya. Lily tersenyum dan segera memeluk tantenya itu. Ia benar-benar kangen dengan sosok Feni. Sudah delapan tahun mereka tidak bertemu karena Feni memilih untuk menetap di Thailand, hingga akhirnya Ia memutuskan untuk kembali tinggal di Indonesia dan membiarkan temannya yang di Thailand untuk mengurus restorannya yang di sana.

"Lily kangen tante.." Ujarnya. Lalu, Feni tiba-tiba merasakan bajunya basah. Ia melirik kaget ke ponakannya itu.

"Hey, kok kamu nangis sih? Jangan nangis sayang, tante ikutan sedih." Ujar Feni mengusap air mata Lily.

Yang lain hanya menatap haru kepada dua sosok itu. Karena mereka tau, Lily sangat menyayangi dan rindu akan tantenya.

Sehabis melepas rindu, mereka pun mulai melanjutkan aktivitas yang tertunda, yaitu makan malam bersama. Makan malam ini dipenuhi dengan obrolan santai, kadang kala pembicaraan menjadi serius. Namun, tetap saja pasti ada candaan yang spontan keluar dari obrolan keluarga itu.

###

Disisi lain, Celine dan Delynn sedang makan bersama di ruang makan. Kebetulan hari ini Ia pulang cepat.

Keluarga ini benar-benar menikmati makan malam dengan keheningan. Hanya ada suara sendok, garpu, dan piring yang mengisi keheningan tersebut.

Selesai makan, Celine mengambil bekas piringnya dan Delynn untuk Ia cuci. Sedangkan Delynn, Ia berjalan ke arah Mamahnya dan memeluknya dari belakang.

Celine yang merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang, langsung berdehem dan menanyakan ada apa dengan putrinya hari ini.

"Kamu kenapa? Ga enak badan? Mau Mamah cek? Duduk dulu sana, Mamah mau cuci piring." Ujar Celine.

Namun, Delynn seakan tak mendengar dan menuruti ucapan Mamahnya itu, Ia masih tetap memeluk Celine. Hal itu, membuat Celine berhenti mencuci dan membilas tangannya. Lalu, berbalik badan menatap putrinya.

Ia membelai wajah putrinya, "Kenapa?"

"Kangen Lily." Ujar Delynn dengan suara kecil. Bahkan jika Celine tak fokus, Ia tidak akan mendengar ucapan yang dikatakan anaknya itu.

"Ya Tuhan, kirain kenapa. Ternyata kangen Lily." Ujar Celine dalam hatinya.

Celine menghela napas, menatap Delynn, "Kalau kangen chat atau telepon sayang. Bukannya cemberut seperti ini."

"Sudah, tapi Lily tidak membalas bahkan membaca chat dari aku mah."

"Mamah mau ke mana?" Tanya Delynn melihat Mamahnya berjalan ke meja makan.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang