01

290 34 0
                                    

Selamat membaca
×+×

Kicauan burung dan cahaya yang terik, membuat gadis yang tengah tertidur mulai terusik dari tidurnya yang lelap.

Gadis itu mulai membuka perlahan matanya, meskipun baru membuka mata, kecantikannya tidak hilang. Namun, malah menambah kesan menawan dari dirinya.

Tak berselang lama setelah Ia membuka mata, ketukan pintu kamarnya membuat Ia sepenuhnya tersadar dan mulai berjalan menuju pintu untuk membukanya.

Setelah pintu dibuka, Ia melihat wanita yang sudah berumur tersenyum menyapa dirinya.

"Selamat pagi, sayang." Ujar wanita tersebut.

"Pagi, ma." Gadis itu membalas sapaan wanita berumur yang ternyata adalah Mamanya itu ucapkan.

"Bibu sudah nungguin kamu di ruang tamu. Jadikan, kamu sama Bibu lari pagi?" Pertanyaan itu dibalas anggukan olehnya.

"Ya sudah, kalau gitu siap-siap sana. Jangan membuat seseorang menunggu. Terutama Bibu kamu." Ujar sang Mama.

"Iya ma, kalau gitu Lily siap-siap dulu." Gadis yang menyebut dirinya sebagai 'Lily' mulai menutup pintu kamar setelah sang Mama berjalan pergi meninggalkan kamarnya. Lalu, ia pun segera bersiap-siap.

Setelah bersiap, Lily berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri Bibunya di ruang tamu.

"Bu, ayo. Lily sudah siap." Bibu melihat ke arah Lily dan mulai melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 07.05.

"Telat 5 menit sayang, hari ini kamu harus keliling komplek sebanyak 7 kali." Ujar si Bibu. Lily merengut kesal.

"Yah.. padahal 5 menit saja. Ya sudah Lily sanggupi, ayo Bu." Sebelum berangkat, mereka berpamitan dengan sang Mama.

"Nanti, kalau si dedek bangun. Telepon Bibu ya ma." Ujar Bibu kepada istrinya.

"Iya sayang, nanti aku telepon. Ya sudah, sana pergi sama kakak." Tidak lupa Bibu mencium kening Mama.

"Bu, ayo!" Teriak Lily dari luar.

"Sebelum itu, jangan lupa sarapan, hati-hati." Ujar sang Mama.

###

Cukup lama mereka berlari pagi. Lily si anak kecil yang baru berusia 8 tahun itu, terus berlari mengelilingi komplek sesuai dengan permintaan Bibu sebelumnya. Lambat laun, yang Lily rasakan adalah keheningan. Memiliki telinga, namun telinganya tidak dapat mendengar dengan jelas. Kakinya pun perlahan tidak lagi Ia rasakan berjalan di jalanan aspal. Ia seperti sedang melayang di atas. Satu hal yang dapat Lily rasakan. Kelelahan.

Bibunya yang melihat keadaan Lily yang sudah jatuh pingsan segera berlari menghampirinya. Ia melihat putrinya terbaring di jalanan setelah berlari mengelilingi komplek. Satu hal yang pasti, Bibu merasakan kepanikan yang luar biasa. Tak pernah Ia lihat putri sulungnya seperti ini, apa yang terjadi pada putrinya. Dengan sigap Ia menggendong tubuh putrinya, berlari menuju rumah.

Sesampainya di rumah, Ia menggedor, mengetuk dengan keras pintu rumah miliknya. Tidak lama Ia menunggu, karena setelah gedoran yang keras itu, pintupun terbuka dan menampilkan Kathrina ─ istrinya, yang terkejut dengan pemandangan yang tengah Ia lihat.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang