02

102 24 10
                                    

"Gue ngga mau."

Tubuh Freya rasanya melemas setelah mendengar jawaban yang sama dari cowok di depannya. Cowok itu Alkana. Tadi setelah mendengar perkataan Nava, Freya langsung buru-buru mengejar Alkana untuk mengajaknya berbicara empat mata di taman belakang sekolah sekaligus meminta maaf karena sudah mengatai Alkana jamet. Awalnya cowok itu menolaknya, tetapi akhirnya mengalah juga karena Freya paksa. Topik yang dibahas tentu saja ajakan Freya kepada Alkana untuk bergabung di band-nya. Namun, hasilnya bukan jawaban bagus yang didapat Freya. Setelah berulang kali bertanya untuk memastikan apakah Alkana mau atau tidak, cowok itu terus-menerus menolaknya dengan tegas.

Alkana menatap datar Freya yang mendadak terdiam. Cewek ini, Alkana lumayan mengetahuinya. Arafreya Rimbulaya. Nama yang sering kali Alkana dengar dari teman-teman sekelasnya. Tidak jarang Alkana menemui para cewek SMA Casagitha mulai dari senior sampai junior yang mengidolakannya. Alkana tahu, cewek ini juga incaran para cowok buaya di sekolah. Entahlah apa yang mereka lihat dari Freya selain cewek itu terkenal karena band-nya D'Clafour. Alkana tidak tahu. Yang jelas, dia tidak begitu menyukai cewek ini.

Jujur saja Alkana sempat terkejut saat bintangnya SMA Casagitha ini tiba-tiba datang mencarinya. Tapi dengan konyolnya cewek itu tidak mengenalinya. Padahal jika Freya tahu mereka berdua sudah berbicara langsung sejak awal. Apalagi setelah Freya memperlihatkan fotonya empat tahun lalu dan menyebutnya jamet, Alkana benar-benar tidak habis pikir dengan cewek ini. Hatinya sedikit tersentil sebenarnya setelah mendengar ucapan Freya tadi.

Merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Alkana menggantungkan tasnya kembali di bahu kiri. Cowok itu berniat untuk segera pergi dari sana.

"Udah kan? Minggir! Gue mau pulang!" ujarnya jutek lalu berjalan meninggalkan Freya begitu saja.

"EH! EH! TUNGGU!! GUE BELUM SELESAI NGOMONG!!

"ALKANA!!"

Freya tidak tinggal diam. Dia berlari kecil mengikuti langkah Alkana. Hingga sampai di koridor sekolah yang sudah tampak sepi, Freya akhirnya dapat menyamai langkah lebar cowok itu.

"ALKANA! ALKANA! MAU YA, ALL? PLEASE!!" Freya masih belum menyerah.

"Ngga."

Freya cemberut mendengar jawaban Alkana yang terkesan irit itu. "Cuma jadi gitaris sama backing vokal aja kok. Acaranya juga masih bulan depan," bujuknya masih mencoba meyakinkan. "Nanti kita latihan bareng."

Alkana menghela napas berusaha bersabar. "Gue ngga mau. Kan udah gue bilang dari tadi."

"IHHH, KENAPAA SIH??!" tanya Freya setengah berteriak membuat Alkana refleks menutup telinganya. Cowok itu berdecak tak suka.

"Ngga minat."

"KOK GITU??! Padahal lo kan jago gitar," ujarnya sambil memiringkan kepala. Freya sedikit mendahului langkah Alkana. Cewek itu berjalan di depan Alkana dengan langkah mundur. Matanya terus menyorot wajah cowok itu.

Freya cengengesan mengamati raut wajah Alkana yang sedari tadi tampak jelas menunjukkan raut tidak berminat terhadapnya. Sejak pertama mengajak Alkana untuk berbicara, cowok itu terus saja menjawab dengan nada jutek kepadanya. Sangat berbeda sekali dengan Alkana yang sedang berbicara bersama teman-teman cowok itu sebelum ia memanggilnya tadi. Freya dapat melihat perubahan raut wajah Alkana yang mendadak datar saat melihatnya. Walaupun begitu, Freya masih bersyukur Alkana masih mau meladeni semua ocehannya.

Alkana berdecih. "Ya terus?"

"YA GITUU!! Lo jago gitar. Bisa lah bantu gue jadi gitaris D'Clafour! Sayang banget kalo lo sia-siain bakat lo itu, Al!" kata Freya sok bijak.

Alkana menaikkan alis. Bagaimana mungkin cewek ini masih memiliki video jadulnya saat bermain gitar? Padahal, Alkana sendiri sudah lama melupakan video itu dan bahkan tidak ingin lagi menonjolkan kemampuannya itu karena suatu alasan. Seingat Alkana, saat ini hanya teman-teman terdekatnya saja yang tahu dia bisa bermain gitar.

Dream FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang