06

175 36 14
                                    

Kantin sekolah siang hari ini seperti biasa bagaikan lautan penuh manusia-manusia yang kelaparan. Tak terkecuali dengan empat sejoli Alkana, Lio, Samuel, dan Elkan yang sudah duduk di meja kantin dengan pesanan mereka masing-masing.

"Buset dah, Bu Kirsi kalo ngejewer ngga kira-kira. Sakit banget cok!" adu Elkan dengan nada menggebu-gebu. Cowok itu meringis sambil mengusap telinga kanannya yang memerah.

Lio menyeruput es teh jumbo miliknya sebelum berakhir tertawa mengingat kejadian yang membuat Elkan mendapat jeweran maut dari Bu Kirsi. Guru killer itu memang kerap sekali membuat semua murid SMA Casagitha was-was.

"Ya lagian, lo tadi malah godain anaknya Bu Kirsi sampe nangis gitu," ujar Samuel sambil memakan batagornya dengan santai.

"Kelamaan jomblo lo ya, malah jadi begini. Anak kelas tiga sekolah dasar lo godain sampe nangis." Lio tidak bisa berhenti tertawa. Cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.

Elkan melebarkan matanya tak terima. Dengan cepat dia menggeser posisi duduknya mendekati Lio dan langsung menjitak kepala Lio agak keras. "Heh, sembarangan aja lo kalo ngomong! Gue masih waras ya. Gue godain anaknya Bu Kirsi bukan kaya gue lagi godain cewek-cewek biasanya kali!"

"Emangnya iya?" Kali ini Alkana yang bertanya. Cowok itu memang tidak tahu persis apa yang telah dilakukan Elkan tadi sampai membuat guru killer itu menjewer telinga temannya ini.

"Iyaa." Elkan menatap Alkana dengan mata yang ia buat berkaca-kaca dengan penuh harap agar cowok itu percaya padanya.

"Gue godain anaknya Bu Kirsi kaya gue lagi godain adek gue kok. Cuma main-main doang biar anaknya kesel. Seru cui godain anak kecil tuh. Apalagi kalo udah nangis," lanjut Elkan menjelaskan.

"Seru sih seru! Tapi lo liat dulu dong, emaknya siapa?!" Lio kesal sendiri.

"Jadi, lo ngga kapok?" tanya Samuel yang dibalas dengan gelengan dan juga cengiran dari Elkan. Samuel memutar bola matanya dengan malas. "Yaelah, gue kira tadi lo dah kapok."

"Gini nih, gue tanya. Lo juga pasti pernah kan, Yo? Godain Freya sampe kesel kembaran lo itu?"

Lio bisa saja menjawab iya. Tapi cowok itu menggeleng. Hari ini dia sedang tidak ingin berada di kubu Elkan. "Engga. Gue sama Freya saudara kembar yang rukun dan harmonis kok. Ngga ada sejarahnya gue bikin kesel Freya," jawabnya sok bijak.

Dari luar, memang kebanyakan orang melihat Lio dan Freya itu seperti saudara kembar rukun yang tidak akan pernah terjadi pertengkaran di antara keduanya. Saat di sekolah pun mereka tak jarang menunjukkan sisi manis yang membuat siapapun merasa iri.

Seketika Samuel tersedak dengan minumannya sendiri. Cowok itu menatap Alkana dan Elkan bergantian sambil menggelengkan kepalanya untuk memberi tahu mereka agar jangan percaya. "Mana ada rukun dan harmonis! Hoaks itu!"

"Heh, lo jangan nipu gitu!" Samuel memperingatkan Lio. "Lo lupa ya? Gue tiap ke rumah lo pasti ada aja drama Tom and Jerry antara lo sama Freya. Terus biasanya kan gue juga ikutan nimbrung. Lo sama gue kelakuannya mirip. Suka banget bikin Freya kesel," jelasnya lalu tiba-tiba mengajak Lio bertos ria dan langsung dibalas Lio dengan antusias. Memang benar-benar saudara sepupu yang sefrekuensi.

"Nah, kan! Apa gue bilang? Seru kan itu," ucapnya heboh. Dia tahu Samuel dan Lio pasti sependapat dengannya.

"Kapan-kapan ajakin gue main ke rumah lo dong! Gue jadi pengen ikutan godain Freya juga kalo gi-tuu--" ucapan Elkan memelan begitu saja saat melihat tatapan tajam tiba-tiba mengarahnya dari kedua saudara sepupu itu. "ehe- he - he. Bercanda kok," katanya kalem sambil mengangkat jarinya membentuk peace.

"Lo ngga boleh! Sebelum lo godain adek gue, maju sini lo lawan gue!" adu Lio menantang sambil memiting leher Elkan yang duduk di sebelahnya. Kedua cowok itu lagi-lagi bertengkar seperti biasa meskipun hanya bercanda.

Dream FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang