Miss NeAng

5 4 0
                                    

Unicorn 07 Miss NeAng

Keesokan harinya aku terjaga. Jam berkepala Mickey yang besar diatas pintu kamarku terlihat menunjukkan pukul sembilan. Jarum pendeknya tepat di angka itu. Sedang yang panjang mendekati angka tiga. Sudah pasti aku kesiangan. Biasanya aku bangun ketika jarum pendeknya di angka enam, dan panjangnya kadang sebelum duabelas atau sedikit setelah duabelas.

Ketika aku menatap sekeliling, aku temukan seorang lelaki berdiri menatap keluar jendela kamarku kearah rumah Veni. Tentu dia hanya menatap tembok pagar dan atap rumah itu. Aku tiba tiba menyadari. Selama ini, hanya pakdhe saja lelaki yang berani masuk kekamar ku. Bang Ipul pun pernah kuusir karena memaksa masuk untuk membersihkan kamar ini. Bukankah ada mbak Rasmi? Tidak boleh ada lelaki yang boleh masuk tanpa seijinku. Dulu memang ayah selalu menggendongku tiap kali aku dipaksa bangun pagi. Tetapi ayah sudah tiada. Maka lelaki ini harus keluar.

"Anda tidak sopan memasuki kamar perempuan tanpa ijin. Keluar dari kamar saya atau saya akan memanggil pakdhe!" kataku keras keras. Dan lelaki itu hanya mengangguk sopan sambil tersenyum. Dia adalah Si suara geledek. Perlahan lahan dia berjalan keluar kamar dan nyaris bertabrakan dengan Madame Mock yang membawakan sarapan kepadaku. Mereka tidak berbicara satu sama lain. Dan Madame Mock melihat lelaki itu melangkah minggir untuk memberi jalan kepadanya terlebih dahulu. Sebuah sikap sopan yang gentleman. Ricky pernah bilang kalau lelaki gentleman harus mendahulukan wanita. Rupanya sikap sisuara geledek itu adalah salah satu contohnya.

"Selamat siang sayang, kau sudah bangun rupanya." kata Madame Mock menyapaku. Dia meletakkan penampang sarapanku dimeja dan menghampiri dengan sebuah kecupan sayang di kening. Aku terkesima. Sudah hampir dua tahun aku tidak pernah menerima sikap keibuan seperti itu. Apalagi dari mbak Rasmi. Wanita itu mana pernah belajar untuk mencium kening. Menyapa dengan halus saja tidak pernah. Bahasanya selalu kaku dan sedikit kasar.

Kata pakdhe dia memang bukan orang terpelajar. Tetapi dia bersedia mengurusku dengan baik. Oleh sebab itu sikapnya seperti tidak pernah mengenal sopan santun walau selalu berhasil membuat rumah menjadi rapi dan bersih. Aku memang tidak suka dia keluar masuk kamar seenaknya, mengejutkan aku saja. Bahkan tak pernah mengetuk pintu untuk menanyakan apakah aku mengijinkan dia masuk atau tidak. Dan pakdhe bilang aku tidak boleh mencontohnya.

Beda sekali dengan Madame cantik ini. Dia sopan dan terpelajar. Lembut dan penuh kasih sayang kepadaku. Tetapi kenapa setiap kali dia masuk kemimpiku selalu berubah menjadi jahat? Selalu berubah menjadi wanita penuh keriput dengan seringai mengerikan. Bahkan waktu waktu belakangan ini semakin sering melukaiku dengan cakarnya yang tajam. Dalam tiga hari terakhir ini luka cakar dipunggungku semakin banyak. Dan kata pakdhe aku semakin kurus padahal aku makan banyak.

Siang ini aku sarapan dengan lahap. Aku selalu merasa lapar setiap bangun tidur. Dan aku selalu merasa letih dan lesu. Seolah tidurku tidak pernah menyenangkan lagi. Septa sudah tidak pernah hadir lagi dimimpiku. Hanya Madame Mock yang menyeramkan dan unicorn yang selalu melindungiku dari kejahatan Madame yang bisa berubah wujud menjadi sangat mengerikan. Tetapi mengapa dia selalu menolak dan menyangkal bahwa dia tidak pernah hadir dalam mimpiku? Bukankah aku juga melihat luka lebam di sudut matanya ketika dia berkelahi dengan unicornku? Kenapa dia tidak mau jujur kepadaku bahwa dia telah berkali kali dikalahkan oleh pelindungku didunia mimpi?

Di kenyataan, Madame Mock selalu bilang bahwa dia sedang berusaha melindungiku. Sedang berusaha menyelamatkanku. Dan aku meragukan kata katanya yang lembut.

Memang aku menyukai Madame Mock ketika kami ada di dunia nyata seperti sekarang ini. Tetapi aku jadi takut dan membencinya ketika didalam mimpi. Apa yang harus kulakukan? Aku ingin tetap terjaga didunia nyata supaya aku bisa merasakan kasih sayang ibu lewat Madame Mock. Tetapi aku rindu Septa yang lucu. Sejak kedatangan Madame Mock, dia tak pernah muncul kembali dimimpiku.

unicornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang