Bab 7

173 7 0
                                    

Malam sudah larut, dan suasana di rumah Adrian sangat tenang. Lila baru saja selesai merapikan beberapa barang dan memeriksa semua lampu sebelum tidur. Dia merasa hari ini agak lelah, tapi dia sudah terbiasa dengan rutinitas malam seperti ini.

Tiba-tiba, dari arah kamar Adrian terdengar suara gaduh. Lila segera berlari menuju kamar Adrian, khawatir ada sesuatu yang salah.

Dia membuka pintu kamar dan melihat Adrian tergeletak di lantai, di samping tempat tidurnya. Kursi roda Adrian tergeletak jauh dari tempatnya, sepertinya terbalik karena insiden tersebut.

“tuan!” Lila berlari menghampiri Adrian dengan panik. “Apa yang terjadi? Anda baik-baik aja?”

Adrian tampak kesulitan untuk bangkit, wajahnya menunjukkan campuran rasa malu dan kesal. “Aku... aku jatuh,” katanya dengan suara pelan, hampir tidak terdengar.

Lila segera membantunya berdiri, sambil memastikan dia tidak terluka. “Oke, tenang. Saya bantu anda. Anda mau kemana ?”

Adrian mengangguk pelan, tampak agak kesal dengan situasinya. “tidak hanya ingin duduk di kursi aku sandang tidak bisa tidur.”

Lila memposisikan Adrian dengan hati-hati di atas tempat tidur kembali. “anda harus hati-hati. Kalau butuh apa-apa panggil aja saya, atau kalau tuan nggak mau teriak, ya  tuan tinggal telpon saja. Aduh² ada-ada saja tuan ini"

Adrian mengangguk lagi, kali ini lebih pelan. “Iya, aku tahu. Maaf sudah bikin repot.”

Lila mengelap keringat dari dahi Adrian dengan lembut. “Nggak usah minta maaf. Itu bukan salah anda. Lagipula, ini sudah tugas saya."

Adrian hanya diam, tampak merasa sedikit tidak nyaman. Lila mengatur bantal dan selimut dengan cermat, memastikan semuanya nyaman untuk Adrian.

“Bagaimana kalau saya tidur dikamar tuan?” tanya Lila, sambil menyentuh lembut bahu Adrian. “saya di sini buat jaga-jaga, jadi anda nggak perlu khawatir , saya akan tidur disofa."

Adrian akhirnya menatap Lila, ekspresinya masih sedikit dingin tapi menunjukkan rasa terima kasih. “Terima kasih. Tapi tidak usah, kamu bisa kembali."

Lila tersenyum, walaupun dia bisa melihat bahwa Adrian masih merasa canggung. “Sama-sama.  Baiklah,Kalau butuh apa-apa, panggil aku aja. Saya pasti  langsung datang”

Dia memastikan Adrian nyaman, lalu perlahan-lahan mundur keluar dari kamar. Sebelum menutup pintu, Lila melirik terakhir kali untuk memastikan semua baik-baik saja.

Saat Lila kembali ke kamarnya, dia merasa campur aduk. Di satu sisi, dia merasa lega karena Adrian baik-baik saja, tapi di sisi lain, dia juga merasa prihatin melihat betapa sulitnya Adrian mengatasi situasi seperti ini. Dia tahu bahwa Adrian jarang sekali menunjukkan kelemahannya, dan itu membuatnya semakin ingin membantu.

Paginya, Lila bangun lebih awal dan memutuskan untuk membuatkan sarapan spesial untuk Adrian. Dia menyiapkan bubur ayam kesukaan Adrian dan beberapa camilan ringan. Ketika Lila masuk ke kamar Adrian dengan nampan sarapan, Adrian sudah bangun dan duduk di tempat tidur, tampak sedikit lebih segar.

“Selamat pagi, Tuan ,” sapa Lila dengan ceria, sambil menempatkan nampan di meja samping tempat tidur. “Aku bawakan sarapan untuk kamu. Ayok dimakan”

Adrian menatap makanan di depan matanya dan kemudian melihat Lila dengan ekspresi yang agak lebih lembut. “iya, terimakasih .”

Lila duduk di kursi di samping tempat tidur. “Nggak masalah. Kalau didengar - dengar tuan banyak sekali mengucapkan terima kasih padaku, tidak usah terlalu sering tuan ini sudah menjadi tugas ku."

Dia mulai menyuapi Adrian dengan lembut, sementara Adrian makan dengan perlahan. “Bagaimana tidur anda tadi malam?” tanya Lila, berusaha membuat percakapan menjadi lebih santai.

Pengasuh Tuan Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang