3

65 12 4
                                    

Selamat membaca ♡

.
.
.
.

Felix terduduk, matanya memanas menumpahkan cairan bening didalamnya. Hati yang sedang bahagia terhentak seketika. Tangan yang menggenggam remote tv itu bergetar hebat. Dia seakan mendapat jawaban atas rasa gelisahnya sejak sang suami pergi. Sesuatu yang buruk benar-benar terjadi. Dia tau betul, Pesawat yang diberitakan itu adalah pesawat yang ditumpangi oleh suaminya.

Soobin menatap dengan tatapan bertanya pada bundanya yang kini tengah menagis. dia turun dari sofa, berlari kepelukan bundanya. Membuat Felix semakin menangis.

Tidak lama pintu terbuka, menampilkan kedua mertua Felix. mama Seo yang melihat menantu dan cucunya saling berpelukan itu tidak kuasa menahan air matanya. Segera dia berlari memeluk erat keduanya.

"C-changbin ma....."

"Iya sayang, kita tunggu kabar dulu ya. Sstt.. jangan menangis," bujuk mama Seo sembari menghapus air mata yang terus saja keluar dari kedua mata Felix.

Berita sudah terdengar dimana-mana, bahkan Jeongin yang sedang di Jepang pun mendadak pulang ke Seoul. Papanya menelpon mengatakan bahwa pesawat yang hilang kontak itu adalah pesawat yang ditumpangi kakaknya, Changbin.

Begitupun dengan Hyunjin. Dia menelpon Felix untuk mencari kebenaran, menelpon tuan Seo juga. Tapi tidak ada satupun yang menjawab panggilannya. Hyunjin tau saat ini Changbin sedang melakukan perjalanan ke New York. Ditambah lagi tadi Felix juga sempat bercerita padanya.

Hyunjin mempercepat jarak tempuh mobil yang ia kendarai menuju kediaman Changbin dan Felix. Setelah sampai. benar saja, Dia melihat Felix sedang menangis dipelukan mama mertuanya. Hati Hyunjin terasa ditusuk pisau berkali-kali melihat Felix menangis. Ingin rasanya ia dekap Felix erat-erat.

Hyunjin berlari menghampiri Soobin yang masih heran dengan apa yang terjadi saat ini. Merengkuh kepala Soobin lalu membawanya dalam pelukannya. Soobin seharusnya tidak boleh melihat bundanya yang sedang menangis histeris. Anak sekecil Soobin tidak tau apapun.

"Mama hiks... k-kita harus mencari Changbin ma... papa kita harus b-bagaimana.."

Mendengar itu, Hyunjin beralih menggenggam tangan Felix.

"Hei Fel.. kamu tenang ya, aku akan mencari Changbin. Aku janji."

"H-hyun.. aku ikut ya, ayo kita cari Changbin, hiks."

"Tidak, nanti biar aku sendiri yang mencari Changbin, kamu tetap disini ya."

Hyunjin menoleh kearah mama dan papa Changbin.

"Paman.. bibi.. Hyunjin pergi dulu, nanti Hyunjin hubungi kalau sudah ada info terkini."

Kedua orang tua itupun mengangguk. Keduanya tampak pasrah. Tuan Seo pun sudah menyuruh orang suruhannya untuk memastikan kebenaran dari berita itu.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Petang berganti malam, hanyut dalam tanda-tanda pagi yang akan datang, semakin dingin. Kebayakan orang mungkin masih ada yang bergelung dalam selimut demi mendapatkan rasa hangat dan nyaman.

Namun, Berbeda dengan suasana di rumah Felix dan Changbin. Sudah 10 jam lebih rumah ini masih terdengar suara isak tangis. Air mata Felix tampak enggan berhenti keluar. Matanya sudah memerah dan bengkak. Mama Seo masih setia memeluk erat tubuhnya, Felix sadar mama mertuanya itu juga sedang berusaha untuk menguatkan diri. Anak sulungnya belum ada kabar sama sekali. Belum lagi, dia harus menenangkan Felix yang lebih terlihat menderita mendengar kabar itu. Sedangkan Soobin sudah dibawa kakeknya ke kamar untuk tidur beberapa jam yang lalu.

Taqdeer (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang