4

71 14 1
                                    

Selamat membaca ♡

.
.
.
.


Satu tahun berlalu begitu cepat, itu artinya sudah setahun Changbin meninggalkan istri dan anaknya. Setelah kenyataan pahit yang telah Felix lalui, sebenarnya sangat berat bagi Felix, namun kini kehidupannya sudah berjalan seperti biasa. Sejujurnya Changbin masih ada jauh didalam hati Felix, tapi tentu saja dia tidak mau terbelenggu dalam kesedihan setelah kepergian sang suami.

Sudah hampir 8 bulan ini Felix membuka toko roti, sesuai keinginannya sejak dulu. Sekarang Felix sudah memiliki beberapa pelanggan tetap dari berbagai macam kalangan.

Terkadang saat kilas kenangan indah bersama Changbin terlintas dipikiran Felix, semua itu terasa sangat menyakitkan, mengingat kepergian sang suami yang sangat tiba-tiba. Kesibukannya di toko cukup menyita waktu dan mengalihkan perhatian Felix selama beberapa bulan ini.

Sedangkan perusahaan peninggalan ayahnya, sekarang sudah beralih kepengurusan ke kakaknya, bukan karena perusahaan itu mengalami kesulitan melainkan tidak ada lagi penerus dari kelurga Lee untuk mengurus perusahaan itu kecuali kakaknya. Felix tidak mau lagi merepotkan papa Seo. Felix pun juga tidak mau mengambil resiko kalau dia yang akan memimpin perusahaan itu. Kalau untuk usaha kecil-kecilan seperti toko rotinya mungkin saja Felix bisa, tapi tidak untuk mengelola perusahaan besar. Felix sama sekali tidak memiliki pengalaman dibidang itu.

Mama dan papa Seo sering mengunjungi menantu dan cucu kesayangan mereka. Tentu saja, Felix sudah mereka anggap seperti anak kandung mereka sendiri. Felix bersyukur sudah dipertemukan dengan orang-orang sebaik mereka, jadi dia tidak merasa sendirian disini. Felix juga sudah mendapat restu dari kedua mertuanya untuk kembali mencari tambatan hati, dengan alasan untuk kebahagiaan Felix dan anaknya.

Begitupun dengan kakak Felix, Lee Minho dan suaminya Christopher Bahng. Sejak Changbin meninggal, keduanya cukup sering mengunjungi Felix dan Soobin di Seoul. Minho sudah sering membujuk Felix untuk kembali ke tanah kelahirannya, Australia. Karena Minho pikir, jika Felix berada didekatnya akan sangat mudah untuk menjaga Felix. Akan tetapi, Felix selalu menolak ajakannya.

Felix sengaja membuka toko roti yang tak jauh dari sekolah Soobin agar bisa sekalian mengantar jemput anaknya. Ya, di usia Soobin yang ke 4 tahun, ia sudah memasuki Taman kanak kanak. Kadang kalau tidak sempat, Felix akan meminta tolong Jisung, karyawan tokonya untuk menjemput Soobin.

"Fel, kita ada pesanan 10 kotak brownies dari nyonya Kim hari ini, dia akan mengambilnya nanti sore," ucap Jisung.

"Hmm oke Ji, kalau aku belum selesai dengan pekerjaanku, nanti kau saja yang menjemput Soobin ya."

"Ok Fel."

"Ohiya, tadi Hyunjin bilang dia mau mampir kesini nanti siang, kalau dia sudah datang suruh masuk saja. Aku mau ke belakang dulu."

"Siap bu boss."

Saat ini hanya Jisung satu-satunya karyawan ditoko Felix. Jisung ditugaskan untuk menjaga meja kasir, menerima pesanan dan lain-lain, sedangkan Felix hanya bertanggung jawab dalam pembuatan roti dan kue, tapi terkadang Felix juga akan membantu Jisung untuk berjaga didepan, begitupun sebaliknya.

Walaupun belum lama kenal, Felix dan Jisung sudah seperti teman lama. Felix yang meminta Jisung untuk berbicara santai padanya. Mereka juga memiliki tanggal lahir yang hanya berbeda sehari, membuat Felix merasa memiliki saudara kembar. Kata Jisung, Felix itu terlampau cantik seperti perempuan. Kalau saja Felix tidak berbicara, orang-orang pasti akan mengira dia seorang perempuan.

*kring...

Lonceng diatas pintu berbunyi tanda ada seseorang yang masuk.

"Selamat dat----- ohh tuan Hyunjin, silahkan masuk tuan." sapa Jisung.

Taqdeer (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang