Chapter 3

294 41 8
                                    

Seketika suasana hatinya berubah muram. Sepanjang perjalanan kembali ke Paviliun Yunji, dia hanya melamun. Hulijing yang menggonggong kemcang akhirnya membuatnya sadar.

"Hulijing, maaf telah mengabaikanmu," ia berjongkok dan mengusap kepala anjing betina itu.

"Tuan Fang!"

"Oh Guan-Xiong" pemuda itu bangkit dan menyapa.

"Kau sepertinya sedang memikirkan sesuatu?"

"Ah tidak. Apa yang kau bawa?" tanyanya sambil menunjuk buku tebal di tangan tabib muda itu.

"Xiaoyong menyuruhku meminjamnya dari perpustakaan kota." Guan Hemeng tampak ragu untuk bertanya. "Bagaimana keadaan Li-menzu?"

Tanpa butuh waktu lama raut wajah Fang Duobing menjadi cerah.

"Detoksifikasi berhasil! Dia sudah sadar sekarang. Ah Guan-xiong, aku ingin kau memeriksanya!"

"Hmm, oke. Tapi aku harus memberikan ini dulu sebelum Xiaoyong rewel." Fang Duobing mengangguk dan menemani Guan Hemeng kembali ke rumahnya.

"Kakak, kau lama sekali- Oh Fang Duobing!"

Su Xiaoyong tampak terkejut saat mendapati Tuan Muda itu bersama saudaranya. "Apa terjadi sesuatu pada Li da-ge?"

"Xiaoyong, aku akan pergi bersamanya. Kau jaga rumah," katanya sambil menyerahkan buku yang diminta oleh saudari angkatnya.

"Buku apa itu?" Fang Duobing bertanya dengan rasa ingin tahu untuk mengintip judul buku itu, tetapi Su Xiaoyong mendorongnya.

“Hanya buku romansa"


Menara Teratai berjalan dengan kecepatan sedang di sepanjang jalan pegunungan yang datar. Berada di sana selama beberapa waktu membuat pemuda itu menghafal jalan menuju Paviliun Yunji tanpa perlu mendaki. Akhirnya mereka tiba saat matahari hampir terbenam sepenuhnya. Fang Duobing mengajak Guan Hemeng menemui Qin Po sebelum bertemu Li Lianhua.

"Senang melihatmu masih hidup," ucap Guan Hemeng.

"Ah Guan-xiong, kau datang jauh-jauh ke sini," kata Li Lianhua tidak enak.

"Tidak masalah, biarkan aku memeriksamu."

Pria itu mengangguk dan mengulurkan tangannya dan tabib muda itu menekan pergelangan tangannya. Fang Duobing menahan napas menunggu hasil diagnosis Guan Hemeng.

"Benar racun Bicha telah dibersihkan dari sistemnya." Dia menyatakan.

Fang Duobing menepuk dadanya dengan lega.

"Tetapi karena racun itu telah menembus jauh ke dalam organ dalamnya, dia tidak dapat kembali ke puncaknya. Li Lianhua, aku harap kau lebih memperhatikan kesehatanmu."

“Terima kasih Guan-xiong”
Fang Duobing menyuruh tabib muda itu beristirahat di kamar tamu sebelum kembali. Kemudian, ia kembali dengan nampan berisi makan malam di tangannya. Sebelum sempat masuk ke kamarnya, ia melihat Li Lianhua keluar.

“Fang Xiaobao, apakah kau melihat A-Fei?” Li Lianhua tampak khawatir saat mendekatinya. Pemuda itu menggelengkan kepalanya.

“Sebelum aku pergi pagi ini, aku melihatnya”

“Tidak lama setelah kau pergi, dia juga pergi”

Fang Duobing menatap pria itu dalam diam, jarang sekali terlihat ekspresi khawatir di wajahnya.

“Mungkin ada sesuatu di Aliansi Jinyuan… jangan hiraukan dia Li Lianhua, kau tidak perlu khawatir tentang itu.” bujuknya.

Anggap saja Li Lianhua agak sensitif lalu menjawab, "Aku tidak bisa karena aku berhutang nyawa padanya!"

Pemuda itu tersentak oleh jawaban Li Lianhua. Tanpa sadar, tangannya meremas nampan yang dibawanya sebelum meletakkannya di atas meja.

"Kau benar, A-Fei sangat membantu dalam menghilangkan racun Bicha. Jadi, kau harus makan agar cepat pulih."

"Aku akan makan nanti"

"Li Lianhua..."

"Aku bilang nanti!!! Keluar, kepalaku pusing."

Ia terkejut saat mendengar perkataan Li Lianhua. Tanpa banyak bicara ia pun pergi. Fang Duobing berjalan cepat menyusuri koridor menuju kamarnya. Ia menyeka kasar air mata yang jatuh di sudut matanya yang semakin lama semakin deras. Ia menutup pintu kamarnya, melepas sepatunya dan meringkuk di tempat tidurnya.

Ia tidak tahu mengapa perkataan pria itu begitu menusuk hatinya, ia sangat sadar bahwa ia tidak banyak membantu atau tidak berguna kemarin. Baik dalam hal seni bela diri maupun tenaga dalam, ia terlalu jauh dari mereka. Wajar saja jika Li Lianhua lebih mengkhawatirkan Di Feisheng.

"Fang Duobing ah Fang Duobing, kau harus lebih sadar diri," gumamnya.

Sementara itu, di tempat meditasinya di bagian terdalam Aliansi Jinyuan. Di Feisheng tidak bergerak saat mendengar langkah kaki mendekat.

"Di-Menzu, ada surat dari Gunung Yunyin"

Dia membacanya dengan saksama sebelum tersenyum tipis. "Aku akan kembali"

Guan Hemeng tinggal selama dua hari dan pada hari ketiga ia berpamitan untuk kembali.

"Terima kasih, Guan-xiong." Li Lianhua membungkuk memberi hormat.

"Tidak masalah."

"Li Lianhua, mungkin A-Fei akan kembali hari ini. Aku akan mengantar Guan-xiong ke kaki gunung," kata Fang Duobing yang mendapat anggukan kecil.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua tetap diam sampai akhirnya Guan Hemeng berkata, "Tuan Fang, aku bisa jalan sendiri dari sini"

"Ugh, oke. Hati-hati di jalan!"

"Ah, satu hal lagi, selama proses pemulihan, mungkin suasana hatinya naik turun, kuharap Tuan Muda Fang maklum" Katanya sambil menepuk bahunya.

"Terima kasih"

Saat kembali, ia mendapati Di Feisheng telah kembali membawa banyak makanan mewah dari Aliansi Jinyuan. Memang, indera perasa Li Lianhua telah kembali berfungsi dan ia dapat merasakan makanan. Ia menahan niat awalnya untuk memasak, mengingat apa yang dikatakan Guan Hemeng sebelumnya.

"Aku tidak boleh egois"

Rencananya, Li Lianhua akan tinggal di Paviliun Yunji, selain merawat Qin Po yang sudah tua, ia ingin meneruskan warisan gurunya. Selain itu, orang-orang tahu bahwa ia telah meninggal karena racun Bicha, jadi ia harus menghindarinya.

Di Feisheng membantunya berlatih dan memulihkan Yangzhouman-nya hingga 50%. Di Feisheng menghabiskan lebih banyak waktu di Paviliun Yunju daripada di Aliansi Jinyuan.






Sampai suatu hari setelah sesi latihan dengan Li Lianhua, ia merasakan tenggorokannya gatal dan dadanya terbakar. Ia membungkuk di bawah pohon. dan terbatuk mencoba mengeluarkan sesuatu dari lehernya.

"Apa-apaan ini" dia melihat kelopak kecil di tangannya.

Looking Through Your Eyes Where stories live. Discover now