Hari-hari berikutnya, Hanny, Artika, dan Marlina semakin terobsesi dengan misteri kematian Rian. Mereka terus mempelajari buku yang mereka temukan di ruang musik dan mencari petunjuk tambahan di sekolah. Meskipun mereka sangat berhati-hati untuk tidak ketahuan, mereka merasa semakin dekat dengan jawaban yang mereka cari.
Suatu sore setelah sekolah, mereka memutuskan untuk kembali ke ruang musik. Mereka membawa alat-alat yang diperlukan untuk penyelidikan, seperti senter, buku catatan, dan kamera untuk mendokumentasikan temuan mereka. Mereka ingin memastikan bahwa mereka tidak melewatkan apapun yang mungkin menjadi petunjuk.
Ketika mereka tiba di ruang musik, suasana masih sama seperti sebelumnya. Gelap dan dingin, dengan alat-alat musik yang tampak berdebu. Hanny memimpin dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihat mereka masuk.
Mereka memeriksa setiap sudut ruangan dengan teliti. Hanny, yang sebelumnya menemukan kotak kecil, kali ini memeriksa area di sekitar piano dan lemari. Artika dan Marlina memeriksa rak-rak buku musik dan meja-meja yang ada di sana.
Sementara Artika memeriksa lemari, Marlina mendapati sebuah buku musik tua yang tampaknya tidak pernah digunakan lagi. "Ini dia, buku musik yang bisa jadi milik Rian atau teman-temannya," katanya sambil menunjukkan buku itu.
Hanny mendekat dan membuka buku tersebut. Halaman-halamannya dipenuhi dengan notasi musik yang tidak biasa. Beberapa halaman bahkan tampak sudah robek. "Mungkin ini ada hubungannya dengan apa yang Rian alami," kata Hanny sambil memeriksa halaman-halaman tersebut.
Sementara itu, Artika menemukan sebuah laci kecil yang tersembunyi di bawah meja. Laci itu terkunci, tetapi Hanny berhasil membukanya dengan pin rambutnya. Di dalam laci terdapat beberapa barang lama, termasuk sebuah kotak kecil yang tampaknya sangat tua.
Hanny membuka kotak tersebut dan menemukan beberapa foto lama, sebuah kalung, dan sebuah surat yang tertulis tangan. Mereka memeriksa foto-foto itu dan melihat bahwa beberapa dari mereka adalah teman-teman Rian yang ada di foto-foto sebelumnya.
Hanny membuka surat dan mulai membacanya. Surat itu ditulis oleh Rian dan berisi catatan tentang ketakutannya yang semakin mendalam. Ia menulis tentang bayangan-bayangan aneh yang muncul di ruang musik dan bagaimana perasaan cemas yang tidak bisa ia jelaskan.
"Mungkin ini yang membuat Rian sangat ketakutan. Dia jelas-jelas merasa ada sesuatu yang jahat di sini," kata Hanny sambil menunjukkan surat itu kepada Artika dan Marlina.
Artika membaca surat itu dengan seksama
4o mini
YOU ARE READING
Pencarian Kebenaran
Terrorini cerita mesteri di sekolah hasil kegabutan saya jadi siliahkan di baca kau tidak suka bisa di skip kalo suka vote dan komentarin ya supaya aku lebih berkembnag lagi makasih