Hate Me

32 7 4
                                    

"Sudah 3 tahun, sampai kapan kau mau menangisi orang yang sudah mati, Lee?!" Gemas, itu perasaan Jaemin saat ini. Bagaimana tidak, karib yang sudah dia kenal sejak SMP itu bersikeras bahwa Injun (kekasihnya) yang mengalami kecelakaan pesawat masih hidup! Konyol 'kan? Padahal berita sudah menyiarkan kalau tidak ada korban yang berhasil selamat, sebab sebelum puing pesawat berjatuhan, ledakan hebat terjadi di udara.

Terjadi sabotase dan kasusnya pun sudah ditutup. Tidak ada yang selamat termasuk kru pesawat.

Itu terjadi 3 tahun lalu, Jaemin ulangi, 3 tahun lalu!

Jaemin menghela napas karena tidak mendapat jawaban, karib yang dia kenal ceria tidak lagi menunjukan cahaya pada sorot mata ataupun senyum lebarnya. "Aku mohon kali ini saja, temui teman ku, ya." Pinta Jaemin, kembali pada topik awal. Alasan mengapa dirinya datang berkunjung. "Dia dari Hongkong, namanya Huang Xuxi." Jaemin mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam saku, kemudian mencari gambar yang sudah dia siapkan untuk diperlihatkan pada Haechan. "Dia  salah satu lulusan terbaik Havard. Sekarang bekerja di anak perusahaan Three Chromosome sebagai manager utama. Termasuk ke dalam executive muda, oh orang tuanya merupakan salah satu orang terkaya urutan 13 sedunia..." Jaemin menghentikan celotehnya begitu sadar perhatian Haechan tidak tertuju padanya, sama sekali! "Kau mendengarkan tidak sih?!"

"Aku tidak tertarik." Sahut Haechan singkat, dia beranjak dari tempat duduknya, berniat kembali ke kamar.

"Sampai kapan kau mau seperti ini?! Injun sudah mati!" Katakan saja Jaemin jahat, di awal penderitaan Haechan dia merasa begitu empati, memberi pundak untuk tempat temannya bersandar. Tapi ini sudah 3 tahun! Karib yang sudah lama Jaemin kenal berlalu begitu saja.

Ya, begitulah Haechan sekarang.

Menyedihkan.

.

.

Hujan seakan mendukung kesedihan Haechan, untuk tidak keluar rumah. Sebab setelah Jaemin memutuskan untuk berkunjung ke rumah kawannya yang lain, hujan turun diiringi petir dan kilat. Jaemin mendecih, sebal dengan fakta bahwa alam berada di pihak Haechan.

"Minum dulu, jangan dipikirkan." Ujar sosok yang jadi bahan perbincangan Jaemin saat bersama Haechan tadi. "Aku juga belum ada pikiran untuk menjalin hubungan dengan seseorang." Sambung Xuxi atau orang-orang lebih akrab memanggilnya Lucas. "Jangan terlalu memaksa, aku takut hubungan pertemanan kalian jadi rusak."

"Tapi kalian tuh cocok, menurutku." Lucas pernah menjadi korban perselingkuhan sebanyak 3 kali, sedangkan Haechan sosok setia; yang bahkan sampai saat ini belum bisa berhenti memikirkan kekasihnya yang sudah lama mati. "Hyung, kalau kau bisa membawanya keluar aku akan.."

Ting...

Bugh... Bugh... Bugh... Bugh...

Suara pintu yang di gedor mengalihkan perhatian dua insan di sana, dengan langkah pelan Lucas membawa kakinya menuju pintu. "Hyung! Kau lupa menjemput ku 'kan?! Sudah ku bilang aku sampai hari ini!" Suara nyaring terdengar begitu Lucas mengaktifkan intercom.

"Ah, benar!" Kesalahan fatal!

"Cepat buka pintunya! Koperku basah, bajuku juga basah!" Pekik sosok di balik pintu. Dia anak dari Pamannya yang tinggal di China, usianya satu tahun dibawah Lucas, namun karena perawakannya yang tinggi dan kurus orang sering kali mengira dia baru lulus SMA.

"Siapa Hyung?" Jaemin ikut bangkit dari tempat duduknya, rasa penasaran menyuruhnya untuk mengikuti langkah Lucas. Menanti sosok yang sejak tadi memaki kawannya.

"Sepupu ku, dia datang untuk liburan." Sahut Lucas, ada sedikit perasaan menyesal karena lupa menjemput si sepupu. "Memang orangnya agak tempramental." Jaemin mengangguk, begitu melihat perawakan sosok yang Lucas sebut sepupu. "Perkenalkan.."

TAP [RENHYUK editions]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang