LOVE AND DESTINY
"appa..appa... Taetae boleh menggambar kan?" Seokjin tersenyum, menangkup wajah kecil putranya..
"nak, sekarang kita sedang dirumah orang lain jadi kita harus meminta ijin pemilik rumah dulu. Tunggu hhmm?" Taetae mengangguk, dengan sabar menunggu appa yang sedang bertanya pada sang pemilik rumah.
"tuan.. apakah putra saya boleh duduk di karpet? Biasanya Taetae duduk di karpet dan menggambar, saya harap permintaan saya tidak terlalu-"
"Jin.. kau tidak perlu menjelaskan sedetail itu, jawabanku tentu saja boleh. Tunggu.." Taehyung berjalan menuju dapur, ia terlihat berbicara dengan staff rumah.. dan tak berselang lama para staff datang dengan karpet, bantal, meja kecil serta makanan ringan beserta minumannya.
"tu..tuan apa yang anda lakukan? Taetae tidak memerlukan semua ini"
"Jin, aku hanya ingin putra mu merasa nyaman dirumah ku. Taetae.. kamu boleh menggambar disini, makan snack yang kamu suka dan jangan panggil aku tuan.. panggil aku paman"
"appa ~ Taetae boleh duduk dan menggambar di karpet bear ini?" mata bulat putranya yang penuh harap berhasil meluluhkan hati Seokjin..
"boleh sayang, kemari appa bantu menyiapkan perlengkapan gambar mu. Bilang terimakasih pada paman Kim" Taetae berdiri disamping Taehyung, ia tersenyum lalu memegang tangan Taehyung yang sedikit terkejut.
"paman Kim terimakasih, dan terimakasih juga karena sudah menolong appa. paman adalah orang yang baik" melihat ekspresi Taehyung yang tercengang membuat Seokjin merasa perlu menjelaskan sesuatu..
"tuan.. anda pasti penasaran mengapa Taetae mengatakan hal tersebut, jika boleh.. saya akan menjelaskannya sembari anda melakukan terapi" Taehyung mengangguk dan mempersilahkan Seokjin untuk menuju tempat terapi yang berada di tepi kolam renang agar Seokjin tetap dapat mengawasi Taetae yang sudah asyik dengan dunia menggambarnya sendiri.
...
Taehyung meminta Seokjin untuk duduk, dengan secangkir teh.. kedunya untuk sesaat terdiam sebelum akhirnya Seokjin memulai penjelasan yang Taehyung perlukan.
"tuan, maaf karena saya memakai namamu untuk nama putraku. Sungguh, aku tidak memiliki niat buruk sekecil apapun. Saya hanya ingin selalu mengingat nama dan kebaikan anda"
"aku tidak keberatan dengan perihal nama putramu Jin, namun..jika aku boleh tau apakah suamimu tau tentang ku?"
"hhmm.. dia tau semua tentang mu. Aku selalu menceritakan kebaikanmu padanya, kami berdua mengumpulkan uang agar bisa pergi ke New York menemui anda karena suami ku mengatakan.. bahwa ia ingin berterimakasih kepada anda secara langsung" mata Taehyung berkaca-kaca, ia tidak pernah menyangka bahwa kebaikan yang menurutnya biasa saja dapat sebegitu membekasnya di hati Seokjin.
"kenapa kau tidak menghubungiku melalui perusahaanku Jin?"
"aku dan suami sudah melakukannya berulang kali, namun email kami tidak pernah di baca, hal itu wajar karena pasti banyak orang yang mengirilm email namun bukan masalah pekerjaan sehingga staff anda mengabaikannya"
"aku minta maaf Jin, lalu dimana suami sekarang? Aku tidak enak hati karena memintamu datang kerumah ku. Bagaimana jika nanti malam kau ajak suami mu untuk makan malam bersama dirumahku-"
"tuan, suamiku... sudah berada di surga. Dr. Kim Namjoon, beliau adalah salah satu dari 5 orang dokter yang gugur saat bertugas di perang Suriah. Saat itu usia Taetae baru 1 tahun" Taehyung panik, merasa bersalah karena telah mengingatkan Seokjin pada kenangan yang menyakitkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/376299558-288-k784206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND DESTINY TAEJIN
FanfictionTuhan mengajarkan kita untuk tidak pernah berharap imbalan ketika menolong seseorang karena Tuhan memiliki cara sendiri untuk membalas kebaikan hambanya yang menolong dengan hati yang tulus.