Haii All?!!
Bagaimana kabar kalian? Semoga baik-baik saja dan semakin bahagia ya:)) Jangan menyerah dengan sesuatu hal yang udah kamu pilih, tugas kamu hanya usaha semaksimal mungkin, sisanya biar jadi urusan Tuhan.
Semangat cantik untuk hari ini:)))Jangan lupa vote dan comment ya, Thank you:))
***
Raveena dengan muka lelahnya dan tatapan sayu membukakan pintu apartemennya. Terlihat ekspersi kedua tamu Raveena berbeda. Dimas yang tampak khawatir sedangkan Dewi terlihat marah. Raveena menghela nafas lelah melihat keduaanya. Sebenarnya Raveena saat ini menginginkan untuk sendirian, tapi dia tahu, dia tidak boleh egois dengan mengacuhkan orang lain.
Raveena mengarah Dimas dan Dewi untuk duduk di kitchen island, karena kita tahu sendiri. Ruang tamu atau ruang keluarga yang biasanya Raveena menerima tahu sangat berantakan oleh pecahan kaca yang Raveena perbuat sendiri.
Dimas yang menyadari langkah kaki Raveena yang aneh langsung memekik kaget ketika dirinya melihat jika telapak kaki Raveena mengeluarkan darah.
"Beb! Kaki lo berdarah." Perkataan Dimas juga secara langsung menyadarkan Dewi dan mengalihkan pandangan ke arah kaki Raveena.
Raveena baru menyadari bahwa kakinya berdarah dan baru merasakan perih ketika Dimas memberi tahunya. Secara cekatan Dimas menarik Raveena untuk mendudukkannya ke kursi yang berada di kitchen island. Dimas lalu membuka salah satu kabinet yang ada di dapur dimana disitu Raveena meletakkan obat merah.
Dewi hanya memperhatikan interaksi Raveena dan Dimas dalam diam. Dewi sebenarnya khawatir tapi di satu sisi dirinya sangat marah kepada tindakan Raveena dengan menyembunyikan hubungan gelapnya dengan Raksa.
Sebelumnya Raveena tidak pernah mengambil keputusan tanpa pertimbangan dari Dewi. Lalu ini apa? Apa yang Raksa perbuat hingga Raveena tidak jujur pada Dewi?!
Setelah selesai memperban kaki kiri Raveena Dimas berkata, "Jangan sampai kena air dulu ya beb, nanti gak kering-kering. Lumayan dalam kayaknya. Kalau masih sakit nanti kita bawa ke rumah sakit. Eike .. yang antar." Dimas berkata seperti itu sambil menyentuh dagu Raveena dengan lebay.
Melihat kondisi Raveena yang terlihat baik-baik saja setelah Dimas selesai merawat lukanya. Dewi langsung mengalihkan perhatian semuanya. "Lo udah bisa diajak ngomong seriuskan Veen!"
Raveena menghela nafas mendengar perkataan itu. "Terserah keputusan lo. Gue ngikut lo." Kata Raveena dengan datar.
"Lo gampang banget ngomong kaya gitu setelah berita ini rilis! Lo sengaja mau bikin karir lo yang udah kita perjuangin sama-sama hancur karena cinta buta lo itu. Hah!" Ucap Dewi dengan menggebu-gebu. Dia benar-benar mengeluarkan semua yang dia rasakan saat ini.
Raveena yang mendengar itu hanya menunduk lesu, semua orang tidak tahu apa yang Raveena rasakan. Semua orang hanya percaya yang dikatakan berita, tanpa bertanya pendapat Raveena. Dimas yang melihat respon Raveena yang hanya diam saja, justru menghampiri Dewi.
Dimas menyentuh bahu Dewi untuk menenangkannya "Udah mbak, kasian Raveena-nya." Ucap lembut Dimas yang justru di respon kasar oleh Dewi. Dewi mendorong mundur Dimas secara kasar.
"Lo bisa diam!" Dewi menatap tajam Dimas. "Raveena udah gak perlu lo kasihani."
Dewi mengalihkan pandangan ke arah Raveena yang masih saja menunduk. "Lo sadar gak sih Veen dengan kelakuan lo sekarang sampai mau-maunya jadi selingkuhan gini. Hah! Lo butuh apa Raveena?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
RomanceRaveena Ayunda. Gadis manis yang memiliki suara magis. Banyak orang yang menginginkan hidup seperti dirinya. Dicintai dan dikagumi, tapi mereka semua tidak tahu beban berat apa yang di tanggung Raveena. Mereka semua hanya boleh tahu jika Raveena bah...