" Masa gitu aja ngga bisa, Mas? "
"Iya maaf chan, saya kurang teliti."
" Kurang teliti terus, kerja tuh yang bener."
"Maaf saya ngga fokus soalnya sibuk ngeliatin nenen kamu terus."
"Mas!"
"Chan, udahan ya? Kontol mas udah keras banget ini."
"Ngga sopan sama atasan ngomongnya kaya gitu."
Haechan melepaskan kacamata yang ia pakai, disimpannya di atas meja samping kursi tempat jaemin sedang duduk.
Haechan duduk di atas meja, menempatkan satu kakinya di atas kaki yang lain, memperlihatkan kedua kakinya yang jenjang.
"Maaf chan, maaf kalau saya ngga sopan. Soalnya dikepala saya isinya cuman nenen kamu aja."
Jaemin menengok ke samping, ia mengecupi paha haechan yang terekspose sangat jelas, sedangkan haechan mengusap rambut jaemin dan menariknya untuk menjauh.
"Karyawan ngga sopan, yang kaya gini harus dikasih hukuman sih." Haechan menarik rambut hitam itu sedikit kuat hingga jaemin meringis, mata keduanya saling menatap.
"Minta maaf cepetan."
"Maaf, noona."
Mendengar panggilan itu membuat kedua mata haechan terbelalak, jaemin
memanggilnya noona panggilan untuk perempuan yang lebih tua."Kenapa diem aja, noona?" Tanya jaemin lagi, tangannya kini sudah mengusap kaki haechan, ia kembali mengecupi pahanya secara perlahan.
"Suka ya dipanggil noona?" Jaemin tersenyum kecil, tangannya kini terangkat untuk menyibak rok pendek yang haechan gunakan.
Keduanya sedang bermain peran malam itu, haechan sebagai atasannya dan jaemin sebagai bawahannya.
Tapi, melihat haechan yang berpura-pura marah-marah padanya malah membuat
Jaemin sange, pasalnya wajah haechan yang terlihat kesal dan lucu disaat yang
bersamaan, malah membuat jaemin berkeinginan tinggi untuk menghapus ekspresi itu dan menggantinya dengan ekspresi bodoh ketika keenakan dipakai olehnya."Oh, jadi seneng ya dipanggil noona?" Jaemin bangkit dari duduknya, ia berdiri di hadapan haechan yang mengangkat wajahnya agar keduanya saling bertatapan, jaemin mengecup bibir haechan secara perlahan.
Suaminya itu suka sekali diam ketika malu, tetapi semburat merah muda dipipinya adalah sebuah bukti kalau haechan suka dipanggil noona.
"Haechan noona." Panggil jaemin, ia sedikit berbisik di depan bibir manis itu.
"J-jangan dipanggil noona."
"Bener ngga mau dipanggil noona?" Jaemin tersenyum jahil, jarinya mengusap bibir bawah haechan, menariknya turun sedikit agar bibirnya terbuka dan ibu jari jaemin masuk kedalam mulut hangat dan becek itu.
"noona, mau ngga memeknya dimasukin jari?" Tanya jaemin, dan haechan mengangguk pelan, mata keduanya terkunci.
"Coba angkat roknya."
Kedua kaki haechan yang tadi saling bertopang kini saling turun dan membuka pahanya.lebar, jaemin menatap ke bawah ketika haechan tengah menarik roknya naik.
Ibu jari jaemin tidak berhenti bergerak di dalam mulut kecil itu, jaemin sangat suka ketika mulut itu penuh dengan kontolnya, dan haechan akan tersedak saat seluruh kontolnya masuk kedalam mulut itu.
Jaemin menghela nafasnya, ketika melihat alat kelamin haechan yang bersih itu, hanya ada bulu-bulu pendek karena rajin sekali dicukur setiap minggu, tapi ya mau bagaimanapun bentuknya, milik haechan akan selalu membuatnya sange.