Chenhyuck

16.1K 287 5
                                    

“Hggh.. Ah! chenle bantuin..” haechan yang tadinya hanya iseng menghampiri kekasih nya yang sedang bermain game berakhir sibuk menggesekkan memeknya di bantal guling milik chenle.

“Kamu yang dateng sendiri. Selesain sendiri ya sayang.” ucap chenle yang sedang sibuk fokus pada layar monitor di depannya.

"Mmh- Kakak l-liat aku.." chenle membalik kursi nya memberikan seluruh atensinya pada lelaki yang terbaring lemas di kasurnya.

Haechan melebarkan pahanya memperlihat memeknya berkedut di hadapan sang pacar.

Ia sengaja mengusapnya sensual menarik perhatian agar chenle fokus ke dirinya bukan dilayar monitor gamenya saja.

Target yang digoda menjilat bibirnya sendiri melihat bagaimana dengan erotisnya haechan mendorong jarinya sendiri masuk ke lubang memeknya dan raut wajah sayu nya.

Raut wajah keenakan memuas diri sendiri nyaris membuat chenle lapar. haechan mengocok itilnya yang terasa gatal. Sange udah diujung tanduk.

“chenle ngga mau bantu aku- mhh huum?” rintihnya. Kaki chenle berjalan perlahan mendekati. Membelai pahanya yang lembut.

“Jangan salahin aku kalo besok gak bisa jalan.” Tangan kiri chenle meraba bagian paha dalam kekasihnya lalu bergerak ke arah pusat tubuh milik haechan yang sudah becek.

Mengusap jempolnya ke memek haechan kemudian digaruk perlahan mengirimkan sensasi geli di tubuhnya.

Ia mendekatkan wajahnya ke belahan memek dan menjulurkan lidahnya ke lubang memek haechan.

Tubuhnya merinding saat lidah chenle mencoba menerobos masuk. Geli juga basah yang haechan rasain.

Belum puas chenle menikmati belahan bibir bawahnya, haechan menepuk bahunya.

"Mmh, m-mau jari kamuu.." ujarnya.
Chenle menyeringai sebelum menjauhka wajahnya.

Jari telunjuknya masuk diakhiri jari tengahnya membuat gerakan menggunting.

Belum puas buat si empu keenakan, jarinya bergerak memutar mencari titik manis si cantik.

"Ahh! disituuu e-enak ahh mau-" haechan memekik dan mendesah saat chenle berhasil menyentuh titik nikmatnya.

"Mau apa sayang?" chenle melajukan tempo gerakannya jarinya membuat haechan terus mendesah keras sehingga cairan putih membasahi jari chenle.

"Mau kontolnya chenle.."

Ia keluarkan jarinya membuat haechan merengek kesal. Chenle menampar bokongnya sehingga membuat sang empu memekik keras. Tubuhnya kembali lemas.

"Perek, banyak mau. Tadi maunya jari sekarang mau kontol gue."

PLAK!

"lagi ahhh lagi nghhh"

Pantat haechan merah akibat ditampar berkali kali.

"Mana ada orang keenakan ditampar pantatnya kek gini kecuali perek." Chenle membalikan tubuhnya kekasihnya menatap matanya sembab menangis saat pantatnya ditampar habis habisan.

" Fuck me please, udah gak tahan…" pinta haechan lirih. Chenle mendekat dan berbisik.

"As your wish, sayang. Apasih yang enggak buat pereknya chenle ya kan? Minta dientotin sampe pingsan juga gue jabanin lo."

Chenle berdiri mengambil lube di laci, lalu membuka resleting celananya buru-buru tidak tega membuat memek haechan menunggu dilumurinya cairan dari botol itu pada penisnya.

Haechan melirik kearah chenle saat mengocok kontolnya sendiri menyiapkan diri dan mengarahkan ke lubang kemaluannya.

“That's so fucking hot.” pikirnya, haechan tanpa sadar merapatkan pahanya saat kontol chenle mencoba masuk.

“Buka.”

perintah chenle. haechan menggeleng pelan, air matanya mengalir. Ukuran penis chenle itu bukan main, tebal juga berurat.

Bisa robek memeknya kalau dipaksa masuk. chenle mendekat dan menjilat sisa air mata diwajah kekasihnya.

“Kamu yang minta kan?”

“sakit…” Akhirnya chenle memberikan kecupan lembut pada leher haechan serta seluruh wajahnya agar haechan lebih tenang.

"Haechan anak baik nurut kan? Ayo ngangkang sayang, baru setengah loh ini yang masuk."

Ia kembali melebarkan pahanya. Chenle mengusap pelan pucuk rambutnya.

“Good boy, tahan ya sayang.”

“Hah..” chenle mengerang nikmat saat penisnya masuk sempurna, diremas dinding vagina milik haechan.

“Ngangkang yang bener sayang, aku mau gerak.” haechan menahan kedua pahanya setelahnya chenle mulai bergerak perlahan maju mundur membuat suara lenguhan keluar dari mulutnya.

"Sempit banget memek kamu, kayaknya bakal dipake terus biar lower." chenle melajukan sedikit tempo gerakannya, menatapnya lelaki di bawahnya.

“Kamu mau disayang-sayang apa dimaki maki?”

“Aku mau cium.”

Chenle terkekeh. Sang dominan mempertemukan kedua bibir mereka, sedikit melumat pelan.

Lumatan nya menjadi semakin kasar begitu penis chenle bergerak cepatnya menyodok lubangnya mencari titik birahi Si manis.

Haechan terus mendesah samar di sela² beradu lidah mereka. tubuhnya terhentak hentak justru membuat libidonya memuncak.

"Ah, anjing. Enak banget."

"Akh! Akh! Lagi! Cepetin lagi!"

chenle menaruh kedua tangannya di pinggang pacarnya. Penisnya terus menerus menusuk titik manis haechan. Suara becek, tak senonoh menulikan pendengaran chenle untuk tetap gencar menggenjot memek haechan.

"Ah! Penuhin memek aku please.. I beg you"

“Suka ya sayang memeknya dirusak?”

Haechan tidak menjawab. Suara tepukan itu semakin nyaring dan lebih cepat dari sebelumnya. Suara nafas chenle dan suara desah haechan beradu di kamar itu. Tubuhnya yang terhentak-hentak saat sang dominan menggencar mengejar pelepasannya.

"Mhhm! Aku mau pipis!!" Tubuhnya haechan melengkung pertanda ia akan sampai puncaknya.

“Bentar sayang, tunggu aku.”

“CHEN.. CHENLE AHHH!" chenle mengeluarkan pejunya dengan tiga hentakan terakhir.

Memek haechan penuh dengan sperma chenle. Tak sedikit wajahnya terciprat sperma chenle.

Chenle langsung menubrukkan tubuhnya pada dada kekasihnya. Haechan sibuk meraup oksigen sambil mengusap surai kekasihnya ini.

Matanya terasa berat. Haechan nyaris tertidur jika saja chenle tidak melesakkan penisnya kembali.

“Ronde 2? Sebelum aku lanjut main game lagi.”




The end

Jangan lupa vote & komen

All × Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang