48

81 10 9
                                    

" jadi kamu hanya tinggal berdua dengan gegemu? " tanya jisung pada ningning yang fokus mengganti perban lukanya.

" begitulah, setelah ayah dan ibu meninggal.. gege bekerja sebagai dosen di tempatku kuliah... kami kuliah dengan beasiswa, jadi uang gaji jun ge tetap aman untuk makan dan biaya sewa rumah... aku juga akan bekerja menjaga toko saat libur meski jun ge akan menceramahi ku terus-menerus karena pulang kemalaman... " tawa ningning membuat jisung tersenyum.

" sudah selesai...  aku pergi membersihkan halaman depan dulu, panggil aku jika butuh sesuatu... ingat jangan gerak sendiri atau lukamu akan terbuka lagi! Dan aku akan menjahit paksa dengan benang kawat! " ujar ningning mengancam, membuat jisung tertawa pelan.

" aku tidak akan berani... "

" bagus! Aku akan membawakan buah pir untukmu nanti... istirahatlah... " pamit ningning membawa kotak p3k dan perban bekas jisung untuk dibuang.

" aku akan membawa bajingan itu berlutut di hadapanmu bu... " gumam jisung menatap langit yang sangat cerah dari jendela di sampingnya.

.
.
.
.
.

" jisung tidak ada disana? " tanya so hee panik bukan main.

" hm... youngjae mendatangi hotel, tempat jisung menginap. Namun kata petugas dia pergi keluar dan belum kembali hingga hari ini... anak buah ku yang menyebar di tempat lain juga tidak melihatnya... "

" dia entah bersembunyi dimana... anak nakal itu, membuatku pusing... "

" lihat saja jika dia pulang nanti! Akan ku rebus dia dengan rempah-rempah terbaik! Dagingnya akan ku bagikan ke ternak buaya! " gerutu jinyoung meminjat pelipisnya yang pusing.

" tenanglah suamiku, nanti darah tinggi mu kumat lagi loh... " ujar go eun mengelus lengan sang suami menenangkan.

" maafkan anakku, aku tidak menyangka dia pintar kabur-kaburan... " ujar songkang meringis mengingat betapa buruknya jisung dalam banyak hal.

* jika di dunia nyata jisung ACE, disini mimin buat BIG NO!

" lalu bagaimana dengan felix? " tanya go eun membuat so hee menghela nafas panjang.

" anak itu baik-baik saja... hanya saja, senyumnya menghilang...  entah kapan akan kembali... "

" felix bukan anak pendendam... dia seperti itu karena masih kesal, jika sudah mereda dia pasti akan balik menjadi felix yang kita kenal... " ujar jinyoung menenangkan.

" dari dulu... dari dulu aku tidak pernah bisa menjadi ibu yang baik untuk mereka... betapa sialnya mereka memiliki ibu sepertiku, seandainya semua tidak pernah terjadi... " keluh so hee berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh.

" berhenti menyalahkan dirimu seperti itu, kau ibu yang baik sayang... " marah songkang kesal dengan sang istri yang selalu menyalahkan dirinya sendiri.

" justru mereka sangat sial jika tidak memiliki ibu sepertimu... kau adalah wanita yang kuat, berjuang sendirian melawan semua rasa sakitmu... menjaga anakmu, merawat mereka... kau itu ibu yang baik... "

" bahkan aku tidak yakin, go eun mampu sepertimu... " ujar jinyoung menatap penuh cinta pada sang istri.

" jinyoung benar, jika berada di posisimu... mungkin aku tidak akan bertahan... tapi kau tidak, kau sangat hebat so hee.. " puji go eun membuat so hee mendengus.

Ayah!!
Ibu!!

" zea sayang? Kamu kesini sama siapa nak? " tanya go eun menyambut zea yang berlari ke pelukannya.

" zea pulang bareng lixie tante, tadi lixie mampir ke sekolah zea.... mumpung dari rumah lama paman, kan dekat tuh... jadi paman gak perlu jemput zea jauh-jauh... baru mau felix kabarin, ternyata paman sama tante disini....  " salam felix yang baru saja pulang.

" felix, untuk apa kau membawanya bersamamu?! " ujar so hee menatap penuh amarah pada kakek wu yang berada di belakang felix sembari menunduk.

" kenapa memangnya? Dia kakekku... " jawab felix membuat so hee mengepalkan tangannya kuat.

" tenanglah... " ujar songkang menggenggam erat tangan sang istri.

" apa kau paham apa yang telah kau lakukan felix?! "

" tentu saja, bagaimana bisa aku tidak tahu apa yang kuperbuat ibun? Aku membawa kakek kesini karena ingin ibu dan kakek berbaikan... apa sesusah itu? Lihat? Lixie yang anak haram aja gak marah kok, kenapa ibun harus semarah itu? " ujar felix membuat so hee tidak tau harus menjawab apa.

" semua masa lalu ibun.... kita udah bahagia, ibun, ayah... jisung dan felix... kita udah bahagia... lupakan saja masa lalu meski lixie tau rasanya pasti berat dan sulit melupakan rasa sakit yang telah ibun lewati... "

" kakek, dia hidup sendirian bertahun-tahun mencari ibun tanpa arah...  apa ibun tidak ingin membuka hati ibun sedikit untuk menerima kakek ke dalam hidup keluarga kita? Lixie yakin jisung juga setuju..... "

" kakek bukan orang asing, kakek itu ayah kandung ibun... kakek jisung dan lixie... mertua ayah... kakek keluarga kita, darah kakek mengalir dalam darah ibun seperti apapun ibu menolak... "

" apa ibun pikir nenek akan senang dengan perbuatan ibun yang tidak pemaaf itu? Lixie yakin nenek akan marah sama ibun... "

" dan ibun yakin, nenek mu lebih membenci kakekmu! " ujar so hee berusaha menahan emosi yang ingin meledak.

" kakek mu menyakiti anak perempuan satu-satunya! Apa kau pikir nenek mu tidak akan marah soal itu felix! " bentak so hee melemparkan gelas hingga pecah berkeping-keping.

" ibu... " rengek zea takut.

" pergilah ke kamar tamu... " ujar jinyoung yang dibalas anggukan oleh sang istri.

" ayo sayang.... " ajak go eun menggendong zea yang ketakutan, bahkan anak itu sudah menangis.

" tenangkan dirimu! " ujar songkang menarik so hee mundur agar tidak terkena pecahan kaca.

" tentu saja nenek marah... bahkan mungkin membenci kakek.... tapi kakek tidak sepenuhnya salah bu... kakek hanya di manfaatkan oleh istri barunya, ibu tiri ibun... kakek tak sepenuhnya bersalah... kakek tidak tahu apa-apa... "

" dan kau pikir dengan mengusir ibun dalam keadaan hamil kalian itu bisa dianggap benar?!! Apa kamu bagaimana rasa sakit ibun! Depresinya ibun! Kamu gak tahu apa-apa! " bentak so hee menangis tersedu-sedu.

" bawa dia ke kamar... " ujar jinyoung membuat songkang langsung saja menggendong istrinya untuk menjauh dari sana.

Lepaskan aku!!
Lepaskan!!

Jinyoung mendekati felix, memeluk erat anak itu.

" tenanglah, ibu mu akan tenang setelah ini... "

" sudah kakek bilang, kesini adalah bencana cucuku... " ujar sang kakek membuat felix menatapnya iba.
Kakek...

" dengarkan kakek, ibu mu sampai kapanpun wajar.. Sangat wajar jika membenci kakek... kakek menerima jika ibu mu tidak akan pernah memaafkan kakek, itu semua balasan yang setimpal untuk kakek.... melihat ibu mu saja itu sudah cukup untuk kakek... kakek sudah senang... memaafkan kakek, itu kebahagiaan yang terlalu berlebihan... "

" jaga ibumu baik-baik ya, jangan cari kakek lagi... "

" kakek mau kemana? " tanya felix menahan tangan sang kakek untuk tidak pergi.

" tentu saja pergi jauh, agar ibu mu tidak lagi melihat kakek... "

" Berhenti di situ kakek tua!! " teriak so hee dari lantai dua, kamarnya.

" jangan coba-coba melarikan diri! Aku belum balas dendam padamu! " ujar so hee menatap marah pada kakek wu, membuat ayahnya ingin menangis melihat air mata yang turun dari netra cantik putri semata wayangnya.

Felix, jinyoung dan songkang tersenyum melihat so hee.

Mereka tahu, seperti apapun dendam dan benci di hatinya. Lubuk hati kecil terdalamnya tidak akan tega menyakiti ayahnya lebih jauh.

Tapi mungkin so hee akan membuat ayahnya sedikit menderita di rumah dengan segala suruhannya.

.
.
.
.
.

HBD SEPTERMBER LINE~
By the way, mimin juga september line loh... gak ada yang mau ucapin kah? Hehehe...

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang