ep.08

165 23 0
                                    

"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran keluarga kamu itu, otak mereka sepertinya bermasalah, bisa-bisanya sejahat itu dengan anak sendiri."

"Begitulah cara mereka bersikap dengan anak haram."

"Hah?" Harlin menoleh secepat kilat terkejut dengan ucapan Jeno.

"Kamu masih lupa ya status ku di keluarga seperti apa?"

"Sepertinya, iya." Jawab Harlin ragu. Sejujurnya dia tidak ingat apa pun, tapi disisi lain dia tidak ingin mengecewakan Jeno, pria itu sepertinya baru merasa bahagia sebentar.

"Tidak apa-apa, ingatanmu akan kembali sedikit demi sedikit kok." Ujar Jeno tenang. "Intinya kamu sudah tahu penyebab utama kenapa mereka bisa sejahat itu, seperti balas dendam karena dikecewakan."

"Mereka? Berarti termasuk ayah kamu?" Jeno mengangguk mengiyakan. Alis Harlin mengkerut merasa ada yang tidak tepat tentang hal itu. "Punya hak apa ayahmu bertingkat seperti itu?"

"Maksudnya?" Jeno menoleh sebentar sebelum kembali fokus melihat jalan.

"Ayahmu benci padamu maksudnya apa coba? Kan yang salah ayahmu, karena beliau berani seks dengan perempuan lain hingga menghasilkan keturunan kan itu salah beliau. Kenapa keturunannya yang menanggung rasa benci itu?"

"Orang gila mana mau di salahkan." Jawab Jeno santai, seperti sudah sangat kebal dengan masalah yang menimpanya.

"Kalau aku boleh tahu, ibu kandungmu di mana? Kalau belum siap jawab juga tidak apa-apa kok."

"Ibu sekarang tinggal di Bali, aku tidak mengizinkan beliau menginjak kota ini sebelum appa mencium kaki ibu meminta maaf."

Harlin mengangguk, setidaknya nasib Jeno tidak mengenaskan itu. Dalam otaknya Harlin sudah memikirkan rencana untuk menyingkirkan mereka sekeluarga, atau ayahnya Jeno saja? Kan dia sumber utamanya.

"Orang tua kandungmu sebelumnya menikah atau bagaimana? Ini memang kasus perselingkuhan bukan? Maaf ya, aku harus memastikan ini untuk rencana kedepannya."

"Rencana?"

"Yang salah harus menerima hukuman bukan? Jadi?"

"Ini kasus pelecehan bahkan, mana ada perselingkuhan."

Mata Harlin membulat terkejut, "ayahmu sangat sialan ternyata."

"Memang."

"Rencana kamu kedepannya apa? Tidak ada niatan balas dendam?"

"Percayalah, jika bukan ingin melihat dia menderita sebelum mati, aku sudah membunuhnya sejak lama. Dan jika saat itu kamu juga tidak bertahan, aku sudah membunuh mereka sekeluarga."

"Aku?"

"Kamu kecelakaan dan mengalami amnesia ya karena ulah mereka. Apa pun akan mereka lakukan agar aku tidak hidup bahagia."

Harlin kehabisan kata-kata, mimpinya seram sekali.

^°^

Halo~ Maaf ya lama banget nih gak update. Aku harus good mood untuk lanjut lagi, sempat gak dapat feel-nya sih sebelumnya. Karena aku dah update bab ini walaupun sangat pendek, itu artinya cerita ini bakal lanjut lagi 😀

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cegil, it's me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang