Chapter 1 : Khalisa

138 16 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kenapa gak pernah ada yang ngasih tau ke Khalisa kalau hidup di usia 24 tahun semuak ini. 2 tahun lalu lulus dari pendidikan tingginya, hingga kini belum juga mendapatkan pekerjaan. Jika dikata bahwa ia wanita pemalas, sangat salah besar.

Daftar PNS, daftar pendidikan kedinasan, daftar pramugari, dan interview di puluhan perusahaan telah ia lakukan. Hingga kini dirinya merasa mungkin ia hidup penuh kutukan. Kenapa tidak ada satupun kesempatan diberikan padanya.

Ditambah hidup sebagai anak tengah, membuat penderitaannya semakin terlihat jelas.

Sang kakak yang sudah menikah, dan sang adik yang masih sekolah. Semua seolah memiliki kehidupan yang normal, kecuali dirinya.

"KHALISAAA!"

"Khalisa bangun gak? Cepetan bantuin ibu masak, adek sama bapak tuh mau berangkat."

Gedoran pintu kamarnya kini lebih keras, seolah pintunya mau didobrak oleh orang di depan sana.

Dengan malas, perempuan 24 tahun itu menyibak selimut dan bangkit dari kasur. Ia mengucek matanya. Ayolah, khalisa butuh ngumpulin nyawa dulu, mengingat semalam ia begadang buat nyusun ulang cv-nya.

Seluruh penghuni rumah kecilnya ini sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sang adik yang tengah memakai dasi, ayahnya yang meminum kopi bersama kakak ipar, sedangkan ibu dan kakaknya berkutat di dapur.

"Aca...aca.... jadi cewek kok bangunnya siang mulu, liat ibu jam segini udah ngurusin segala macem. Gimana mau dapet kerja, apalagi dapet jodoh. Liat gue seumuran lo udah kawin."

Khalisa berdecak dalam hati. Pagi-pagi udah denger ocehan sang kakak yang nyebelin banget. Capek juga ya dengernya. Dikira jadi pengangguran pilihannya?

Dengan langkah malas ia kini membantu sang ibu membersihkan kangkung.

"Gimana kerjaan kamu?" Tanya ibu.

"Gatau bu, aca belom dapet informasi lagi." Jawab Khalisa seadanya. Karena dia tau, setelah ini akan ada lanjutan ocehan sang ibu yang semakin menghancurkan paginya.

"Coba dong kamu usaha lebih keras. Kamu aja kerjaannya main hape terus, tiduran terus, kalo gak main tuh ke rumah gisha. Usahanya gak ada sih. Inget adek kamu dikit lagi kuliah, kalo bukan kamu yang biayain, mau siapa?"

Menyedihkan.

Usahanya gak ada? Rasanya Khalisa mau lemparin ke muka semua orang kertas list perusahaan yang menolaknya.

Main hape terus? Hey! Dirinya suka dapet uang dari jadi reviewer aplikasi, yang kalo dikumpulin uangnya cuma dapet buat beli kopi 2. Setidaknya ini bukti dirinya tidak uncang-uncang kaki.

Ke rumah Gisha juga biar gak stress didesak sana sini.

Biayain adek kuliah? Yang lahirin siapa, yang tanggung jawab siapa.

Pure Petals ㅡ Jenrina | Bluesy [Jeno x Karina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang