Chapter 2 : Janued

74 7 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana pagi seperti biasanya. Janu bersama keluarga menikmati sarapan yang dibuat oleh Kak Jenna dan Ibunnya.

"Ayah, ibun, doain Janu ya."

Perempuan yang sudah tak lagi muda itu melepaskan sendoknya, menjeda sejenak suapan nasi ke mulut. "Hari ini ya dek?"

Janu mengangguk senang. "Iya."

"Wahhhh, aku dilangkahin bocil nih ceritanya?" Sahut sang kakak.

"Siapa suruh jomblo terus." Balas Janu gak mau kalah.

"Jangan berantem di depan makanan." Ketika ayah sudah bersuara, maka tidak ada yang berani membantah.

"Nu, ayah sama ibun doain aja yang terbaik buat kamu. Pesan ayah, semoga kamu amanah. Nikahin perempuan itu berat tanggung jawabnya."

Janued mengangguk. Sudah sekitar 3 bulan ia memikirkan hal ini. Bagaimana dirinya akan melamar sang kekasih yang sudah dipacarinya selama 5 tahun kebelakang.

Walau Niel -teman kantornya, selalu melarang dirinya untuk menikah, saat dirinya masih kerja di agensi kreatif yang memang jarang ada waktu untuk keluarga.

Tapi, masa bodo dengan hal itu, ia membuktikan bahwa selama 5 tahun ini hubungannya baik-baik aja. Tidak ada pertengkaran yang berarti. Apalagi soal materi, Janu lebih dari mampu untuk menghidupi calon istrinya nanti, mengingat ia kerja dari awal lulus kuliah, dan sudah sering magang sebelumnya.

Maka dari itu, hari ini, dirinya akan mengajak sang kekasih makan malam di sebuah hotel yang sudah ia pesan untuk menyatakan niatnya, sebelum ia memboyong kedua orang tuanya ke hadapan keluarga sang kekasih.


******


"Nu, jadi hari ini?"

Makan siang telah tiba, saat dirinya tengah menyantap bekel dari ibun, Janu dihampiri oleh temannya, Niel.

"Jadi, doain."

Niel menepuk pundak temannya. "Pasti lah, semoga lancar." Lelaki itu mengamini dalam hati yang terbaik untuk sahabatnya.

Hingga sore menjelang, sejujurnya Janued sudah sangat tidak sabar. Bahkan keringet dingin mengalir di tubunya. Beberapa kali dia sudah bulak-balik ke toilet.

Pukul sudah menunjukan 3 sore, Janued sudah ingin ke toilet lagi, entah untuk yang ke berapa kalinya. Namun, saat dirinya tengah berjalan, sang atasan memanggilnya.

"Nu!" Lelaki itu memberikan gestur untuk menghampirinya.

"Mas, punten gue mau toilet dulu." Setelah mendapat anggukan dari sang atasan, ia melanjutkan langkahnya.

Pure Petals ㅡ Jenrina | Bluesy [Jeno x Karina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang