Chapter 5 : Keluarga

72 12 0
                                    


Pukul 7 pagi, tapi rumah itu nampak sudah ramai. Beberapa anggota keluarga bergerak ke sana ke mari, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun, berbeda dengan pengantin baru itu. Mereka masih menikmati mimpinya, seolah tak terganggu oleh sinar matahari yang masuk ke celah jendela.

Mereka belum lama terlelap, setelah semalaman mengobrol soal hal-hal yang acak. Khalisa bahkan baru bisa terlelap tidur beberapa menit setelah Janued tertidur, karena masih kalut dengan pikirannya itu.

Namun, sepertinya anggota keluarga sudah menunggu untuk sarapan, sehingga Kak Jenna menengok ke kamar mereka.

Saat ia masuk, matanya disajikan oleh adiknya yang tengah tertidur, menghimpit istrinya ke tembok. Ia menggeleng tak habis pikir.

"Nu... Janued... Eh bangun! Liat itu aca kedempet gitu."

Kak Jenna mengguncang tubuh sang adik, sesekali menepuk pipinya agar terbangun. Namun, sepertinya percuma, karena adiknya itu sangat hobi tertidur. Ditambah adiknya yang bekerja di agensi kreatif, seringkali lembur, jadi bisa cuti seperti ini adalah anugerah baginya.

"Nu, bangun.... ditungguin ibu itu heh!"

Sepertinya salah sasaran, karena kini yang terjaga justru perempuan yang terhimpit di tembok itu. "Aw... pegell...."

"Ca, bangun ca, mati kamu lama-lama ketindihan setan kebo gitu."

Khalisa lantas bangun dengan susah payah, bangkit dari tempat tidur, lalu duduk di pinggirnya. "Kak, kayanya udah pada rapih ya? Aku malu deh baru bangun."

Perempuan lebih tua darinya itu tersenyum. "Gak papa lah, mereka maklum pasti, pengantin baru."

"Itu kaakk... malah bikin malu. Pasti mereka mikir yang enggak-enggak." Khalisa menggaruk kepala belakangnya yang gak gatal. Pasti keluarga dari suaminya itu mikirin yang aneh-aneh.

"Hahaha.... Yaudah mau dibawain makanannya ke sini?"

"Enggak deh, ikut aja." Yang ada nanti malah semakin diomongin gak sih, kalau gak mau keluar kamar.

"Yaudah kakak tunggu di luar, bangunin tuh si kebo."

Khalisa menoleh ke arah suaminya yang masih tidur, mulutnya terbuka sedikit membuat ia merengut sebal. Gak nyangka ternyata dia dapet suami yang tidurnya nganga. Padahal dulu dibayangannya dia dapet suami yang ganteng bahkan pas tidur sekalipun.

Namun, walau begitu, wajah nganga suaminya pun terlihat tampan juga sih, menurut Khalisa.

Setelah puas menganalisa wajah suaminya, ia bergerak ke tengah kasur untuk membangunkan suaminya. Ia bawa tangannya ke pundak sang suami, ia guncang dan goyangkan dengan keras.

"Janued!... sumpah ih, bangunnnnn."

Hampir menyerah, karena suaminya tak juga bangun. Khalisa menghela nafas, membatin kesal, mengingat mungkin hal ini akan ia lewatkan seumur hidup. Catat! Seumur Hidup!

Dengan kesal, Khalisa menepuk agak keras pipi suaminya. "Ed!"

Demi Tuhan, ini kenapa gak bangun juga sih? Khalisa mau nangis aja, soalnya dia juga laper dan gak mau keluar sendiri.

Pure Petals ㅡ Jenrina | Bluesy [Jeno x Karina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang