Chapter 3 : Keputusan

80 12 2
                                    


Waktu : Pertemuan pukul 10 (Lanjutan chapter 1 akhir)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu : Pertemuan pukul 10 (Lanjutan chapter 1 akhir)

"Gue pengen deh rasanya pergi dari rumah, gak bermaksud ninggalin keluarga gue, tapi gak mau aja tinggal di sana lagi."

Kalimat penutupnya membuat Janued tertegun.

"Mau denger cerita gue gak ca? Gue juga lagi puyeng nih."

"Boleh."

Janued mengadahkan kepala, bayangan yang terjadi di cafe tadi dengan sang kekasihnya muncul ke kepala. "Lo tau Launa?"

"Hnn? Cewek lo kan?"

"Betul, cewek yang gue sayang udah hampir 5 tahun ini."

Belum sampai Janued menceritakan kisahnya, Khalisa dengan cepat menoleh, memaksa Janued menoleh ke arahnya. "Jangan bilang lo putus?" Keduanya bertatapan, dengan Janued yang terkejut.

Tebakan wanita itu benar.

"Hahaha...."

Khalisa menatap lelaki dihadapannya aneh. Gak ngerti maksud dari ketawanya itu apa. "Anjir malah ketawa. Kenapa ed?"

Janued menghentikan tawanya, memikirkan kalimat yang dilontakan sang kekasihnya sore tadi.  "Selain putus.... lamaran gue ditolak." 

"HAH? Sumpahh?"

Janued mengangguk, lalu mencontohkan bagaimana kalimat terakhir Launa yang dilontakan ke dia, sebelum mereka berpisah.'Kita putus aja, dan maaf aku gak ngeliat masa depan yang bahagia sama kamu.'

"Maksud gue, emang dia gabisa ngeliat 5 tahun ini? 5 TAHUN lo bayangin deh.... selama ini emang dia gak ngerasa bahagia apa gimana."

Gusakan pada rambutnya menandakan betapa frustasinya pria itu. Terlihat juga dari matanya yang memerah dan raut wajahnya yang terlihat lelah.

Tepukan pada punggungnya ia dapatkan dari perempuan di sampingnya. Walau tidak akan mengubah keadaan, setidaknya bentuk empati dari wanita itu tersampaikan.

"Bukan jodoh, ed... berarti."

Lalu mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Menatap langit malam pukul 10 itu yang semakin gelap. Bulan tak nampak, apalagi bintang, seolah mendukung kedua manusia yang tidak dalam keadaan baik.

Tak lama,  lelaki yang masih menggunakan pakaian kerjanya menoleh kembali, memperhatikan wanita di sampingnya. Bagaimana fitur wajah itu berubah dari awal pertemuan mereka. Kini teman kecilnya sudah berubah menjadi wanita dewasa yang cantik, ia mengakui itu.

Hingga sebuah pemikiran lewat di kepalanya.

"Lo aja.... mau gak jadi jodoh gue?"

Suasana kian sepi, bahkan gak lagi kedengeran suara jangkrik maupun angin, seolah semua terdiam menunggu jawaban dari wanita cantik yang juga kini terdiam.

Pure Petals ㅡ Jenrina | Bluesy [Jeno x Karina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang