02. Harus terbongkar

628 86 4
                                    

"Terkadang, kejujuran bisa lebih pahit daripada empedu. Dan kebohongan terasa lebih manis daripada madu. Namun hidup dengan membohongi diri dan menghindari kejujuran, akan menghancurkan hidup seseorang dimasa nanti."

-Mandala Sepdiansyah-

---- Kembali Pulang ----

Kebenaran memang terkadang jauh lebih menyakitkan dari luka sayatan, tetapi bagi Mandala. Hidup dalam kebohongan, jauh lebih buruk dari itu semua.

Awalnya ia juga enggan untuk percaya, mengenai sebuah kebenaran yang menyangkut sosok ayahnya. Tetapi setelah setahun terakhir melakukan penyelidikan, Mandala akhirnya menemukan titik terang. Dan sialnya, hasil jeri payahnya selama setahun hingga kerap kali mengabaikan pekerjaan, justru berdampak memporak-porandakan perasaannya.

Mandala tidak tahu harus bertindak seperti apa, terlebih setelah ia mendengar alasan Antoni dari seorang polisi bernama Juan. Adik angkatnya itu rela mengorbankan masa-masa emas didalam perjalanannya, hanya untuk menjaga perasaan mereka yang telah melayangkan tuduhan serta makian padanya. Harusnya waktu itu, Mandala bisa berpikir jernih dan tidak langsung mengambil kesimpulan.

Namun yang telah terjadi, hanyalah kilasan masa lalu. Ia juga tidak memiliki mesin waktu untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.

"Kenapa mas memendam ini sendirian?" Andika tentu saja kecewa, selama setahun ini. Mandala tak mengatakan apapun pada keluarganya, mencari kebenaran itu sendiri."Mas tahu gak, sekarang aku merasa udah jadi orang paling jahat didunia ini!"

"Mas juga merasa begitu, Andika!" Mandala berteriak tepat didepan wajah Andika, ia bahkan sudah mencengkram kemeja yang laki-laki itu pakai hingga terlihat kusut."Setahun ini, mas selalu mencoba meyakinkan diri sendiri kalau ayah itu bukan orang yang jahat. Tapi.. tapi semua bukti yang mas dan kamu lihat tadi, udah menjelaskan kan? Kalau disini justru Antoni yang dihancurkan!"

Andika masih tidak mengerti kenapa ayahnya yang selalu diagungkan karena berbudi baik, justru telah melakukan dosa besar dimasa lalu. Ia juga tidak mengerti, mengapa Antoni memilih hidup dengan anggapan seorang pembunuh. Padahal laki-laki itu bisa membalik keadaan dan meminta semua haknya yang telah direnggut.

"Kita harus gimana, mas?" tangisan Andika meluruh saat ia mempertanyakan hal tersebut pada Mandala.

Semua reka tragedi 8 tahun lalu yang ada dalam salinan video cctv, telah mereka lihat. Dimana ayah mengakui semua kejahatannya dimasa lalu yang telah merampok bahkan ikut membunuh orangtua Antoni saat laki-laki itu masih bayi, dan setelah pengakuan tersebut. Ayah memutuskan untuk bunuh diri, menembak kepalanya sendiri menggunakan pistol persis dihadapan Antoni.

Dan parahnya lagi, Antoni menghancurkan satu-satunya bukti yang ada dan malah mengaku telah membunuh ayah mereka. Tetapi Tuhan memang tidak pernah berpihak pada kebohongan, sehingga bukti itu kembali didapatkan meski butuh waktu hampir 8 tahun.

Ceklek...

Perhatian Mandala dan Andika, teralihkan. Mereka langsung menghampiri dokter Danuar yang baru saja keluar dari ruang UGD.

"Dok, gimana keadaan adik saya?" Mandala bertanya dengan penuh rasa penasaran serta harap-harap cemas.

"Luka-luka yang dialami pasien tidak mengakibatkan cedera, hanya saja saya dan tim medis menemukan hal yang janggal disini." tutur dokter Danuar, ia lalu menghela nafas dan merubah raut wajahnya menjadi sangat serius."Apa pasien memiliki gangguan pernafasan serius?"

Kembali Pulang [ Lee Jeno ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang