10.

636 85 32
                                    

Setiap kali Laera sakit, dia akan meringkuk di pelukan ibunya dan tidur di antara ibu dan ayahnya. Ada ayahnya di sebelah kiri dan ibunya di sebelah kanan, membuat Laera merasa aman dan terlindungi.

Tapi sekarang, dia jauh dari orang tuanya. Biasanya, saat dia sakit. Dia akan bangun tidak perduli seberapa sakit kepalanya atau seberapa panas suhu tubuhnya, Laera akan memaksakan dirinya untuk bangun dan mencari obat untuk mengobati penyakitnya.

Bagaimanapun juga dia masih ingin hidup, walaupun dia tidak menyukai hidupnya sendiri.

Namun sekarang berbeda, dari biasanya. Dia tidak sendirian, ada orang lain di sisinya. Orang itu bukan orang tuanya dan tidak memiliki hubungan apapun dengannya, mereka bukan kenalan apalagi seorang teman, mereka hanya dua orang asing yang sering bertemu karena suatu alasan.

Anehnya, Laera memiliki keinginan untuk meringkuk dalam pelukan seniornya yang berbaring di sampingnya. Tapi dia malu untuk melakukannya, dia tidak berani mendekati wanita di sampingnya.

Mata coklat Laera berkedip dalam diam, dengan ragu-ragu melirik Renita yang berbaring di sampingnya. Wanita itu sedang bermain game di handphonenya, sebagai orang kaya Handphone Renita bukan Android tapi Iphone, lebih tepatnya Iphone-Apple tipe limited edition.

Tapi Laera tidak tergiur untuk memilikinya, bukan karena dia tidak mampu membelinya tapi memang karena dia tidak menyukainya. Ini merupakan masalah selera, tidak ada hubungannya dengan hal lain.

Merasakan tatapan gadis di sampingnya, Renita menoleh. Matanya yang gelap, seketika bertemu dengan mata coklat jernih Laera. Gadis itu tertegun, lalu dengan cepat mengalihkan matanya ke arah lain.

Laera merasa malu karena tertangkap basah menatap seniornya, telinganya yang tersembunyi di balik rambutnya memerah dan panas. Begitu juga dengan pipinya yang memerah seperti tomat.

Gadis itu sangat ingin melarikan diri dan bersembunyi di suatu tempat, sialnya dia tidak dapat melarikan diri apalagi bersembunyi. Tubuhnya lemah, jangankan berlari, dia bahwa tidak memiliki tenaga untuk bergerak dan berdiri.

Melihat penampilan Laera yang pemalu, Renita terkekeh dalam hati. Dia tidak menyangka bahwa gadis yang terkenal acuh di sekolahnya, sebenarnya merupakan seorang gadis yang pemalu dan berkulit tipis.

Jika Laera tidak sakit, Renita tertarik untuk menggoda gadis itu sampai pipinya berwarna merah tua. Sayangnya, sekarang Laera sedang sakit. Tidak baik menggoda orang yang sedang sakit, tapi hatinya gatal.

"Ada apa?, apa kamu mau sesuatu?. Ngomong aja, jangan diem aja dan ngeliatin kakak kayak gitu. Kakak gak bisa baca pikiran kamu loh, jadi ngomong aja kalau kamu mau sesuatu atau butuh sesuatu" Ujar Renita dengan nada setengah menggoda.

Renita benar-benar tidak tahan untuk tidak menggoda Laera, melihatnya menjadi malu dan salah tingkah, membuat Renita merasa puas dan bahagia.

Benar saja, Laera menjadi semakin malu dan salah tingkah setelah di goda seniornya. Tanpa ragu, dia menarik selimutnya lalu mengubur dan bersembunyi di dalam selimut.

Penampilan Laera yang seperti kura-kura yang menyusut ke dalam cangkangnya, sukses membuat Renita tersenyum lebar. Menurutnya, penampilan Laera sangat menggemaskan, lucu dan sangat imut.

Dia sangat ingin memeluk gadis itu dengan erat dan menggigit pipinya yang memerah. Renita melakukan apa yang dia inginkan, dia meletakkan handphonenya sembarangan di tempat tidur lalu mendekati Laera.

Dia memeluk gadis itu sebentar, lalu menarik gadis itu keluar dari selimut. Tidak baik terlalu lama di dalam selimut, di dalam selimut pengap dan panas. Laera sedang sakit, Renita takut gadis itu kesulitan bernafas di dalam selimut.

Senior Ex-girlfriend Seduced MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang