Laera mendengar dengan jelas suara detak jantungnya sendiri, tidak ada rasa jijik dan penolakan di hatinya. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, dia sendiri tidak mengerti, kenapa dia begitu bersemangat saat seniornya mencubit rahangnya dengan kasar dan mencium paksa dirinya lagi.
Ya, ini merupakan ciuman mereka yang kedua kalinya.
Tidak seperti ciuman yang pertama, di mana dia di cium dengan linglung. Ciuman yang kedua kali ini, di lakukan saat dia dalam keadaan sadar dan seniornya tidak menciumnya secara tiba-tiba.
Tapi di lakukan dengan penuh rencana, ada godaan dan kata-kata manipulatif yang menjijikkan. Namun dia tidak membencinya, Laera sangat malu untuk mengakui bahwa dia sebenarnya mesum.
Ini adalah ciuman kedua mereka tapi Laera masih menjadi pihak yang pasif dan menerima. Tanpa merespon dan membalas ciuman itu.
Sebagai orang Mysophobia, sulit bagi Laera menerima bahwa dia bertukar air liur dengan orang lain. Mencium nafas seseorang saja dia sudah mual, apalagi menelan air liur orang lain.
Jika itu orang lain, Laera pasti sudah muntah dan jijik. Anehnya, dia tidak sejijik yang dia pikirkan. Lebih tepatnya, dia tidak menolak bertukar liur dengan seniornya.
Hatinya tidak cuma tidak menolak, tapi sangat menginginkannya. Tidak tahu kenapa, dia menyukai bau nafas seniornya dan dia juga tidak keberatan jika mulutnya di banjiri oleh air liur seniornya.
Laera tidak pernah begitu menginginkan seseorang, hingga dia sangat ingin menyatu dengan seniornya.
Dia pernah menyukai seseorang, hatinya pernah melahirkan perasaan memiliki pada seseorang tapi dia belum pernah menginginkan seseorang sedemikian rupa hingga dia ingin melebur menjadi satu dengan orang itu.
Laera selalu menjadi orang yang menyukai kebebasan, dia tidak suka terkekang dan dia sangat suka bersenang-senang. Tapi untuk saat ini, dia ingin seniornya mengekangnya dan memaksanya untuk patuh.
Laera berpikir bahwa dia adalah seorang dominan atau istilah kerennya seorang Top, mengingat bahwa dia memiliki penampilan cenderung maskulin dari pada feminim.
Dia terbiasa memimpin di setiap hubungannya dengan seseorang, tidak perduli apa jenis kelaminnya. Ya, sebelum Laera memilih menjadi seorang Lesbian murni. Laera tadinya seorang biseksual, dia menjalin hubungan dengan laki-laki dan perempuan.
Tapi karena dia tidak nyaman dan bosan dengan laki-laki, Laera memilih menjadi Lesbian. Tadinya, dia tidak pilih-pilih. Dia menyukai wanita tomboy dan feminim, tapi semakin ke sini, Laera semakin cenderung menyukai wanita feminim dan tidak menyukai wanita tomboy atau menyerupai laki-laki.
Itulah kenapa dia berpikir bahwa dia seorang top, Laera tidak nyaman dengan perilaku dominan wanita-wanita tomboy, atau lebih tepatnya dia tidak nyaman dengan perasaannya sendiri, dia merasa seperti berpacaran dengan laki-laki.
Padahal sebenarnya dia berpacaran dengan perempuan yang berpenampilan seperti laki-laki.
Tapi sekarang dia harus meragukan penilaiannya sendiri tentang dirinya sendiri, sebagai seorang Top. Dia harusnya berada di posisi dominan, Laera harusnya berada di atas dan memimpin keintiman mereka.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, Laera menjadi pihak pasif dan menerima. Anehnya, dia tidak merasa tidak nyaman sama sekali. Dia malah menyukainya, Laera menyukai perasaan tidak berdaya yang membanjiri hatinya dan perasaan di kendalikan seseorang. Ah, tidak. Dia cuma suka di kendalikan oleh seniornya.
Laera benar-benar keliru tentang dirinya sendiri, dari awal hingga akhir. Gadis itu bukanlah seorang top melainkan seorang penerima atau bahasa kerennya seorang bottom dengan sedikit sentuhan sifat seorang top.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Ex-girlfriend Seduced Me
Ficção AdolescenteWarning!!! Harap di baca dengan baik dan teliti, cerita ini merupakan cerita dengan genre Girl Love/Yuri/LGBT. Mohon bijak dalam membaca cerita ini, karena banyak adegan tidak pantas untuk di baca di bawah umur. Cerita ini terkusus 18+, Terimakasih...