chapter six

153 28 0
                                    

" No force can stop the meeting of two souls destined to be together." - J

" Fate has a way of bringing hearts together, no matter how far they wander." - R

***

Terlalu lelah bernostalgia dengan kenangan brengsek di masa lalu malam tadi membuat Reia harus merelakan tenaganya untuk bisa berlari menerobos keramaian pejalan kaki yang berhamburan di sepanjang zebra cross. Sudah bangun telat, Reia juga harus terpaksa menerima fakta kalau pagi ini ia ketinggalan kereta, dan terpaksa menggunakan ojek online yang biayanya dua kali lipat dengan biaya KRL. Walaupun memang hasilnya sama saja, Reia terlambat dan kini harus merelakan jejak bersihnya sebagai karyawan teladan –yang tidak pernah telat, menjadi tercoreng. Ini semua gara-gara manusia bajingan bernama 'Jevano' yang dengan sialannya merusak kenangan percintaan Reia juga merusak karirnya perlahan-lahan.

Tidakkah ada lagi tempat di bumi ini yang bisa menampung bajingan tengik itu?

Kenapa harus di kota juga kantor yang sama dengannya?

Kenapa Tuhan menakdirkan hidup Reia terus bersinggungan dengan Jevano bin najis itu?

Oke, stop it here, Reia. Jangan biarkan pagi kamu yang sudah semrawut ini makin acakadul karena memikirkan laki-laki brengsek itu, okay?

Syukurnya, mulai hari ini, Jevano bin jahanam itu sudah resmi resign dan pindah kantor. Jadi ia bisa memulai kehidupan kantornya lebih nyaman dan tanpa drama. Tidak seperti tiga tahun sebelumnya.

Huh, baru membayangkan saja Reia sudah mengulas senyum selebar ini, apalagi nanti kalau sudah terlaksana'kan?

Kaki jenjang berbalut heels 5 cm itu akhirnya bisa berhenti dan mengistirahatkan diri setelah sampai di area kubikelnya sendiri, sampai sebuah colekan kecil mampir di lengannya. Seorang perempuan berambut rapih terikat, dengan gesture malu-malu tahu-tahu berada di belakangnya.

" Maaf Mbak, boleh saya duduk disitu?"

Dahi Reia otomatis mengerut bingung, seolah takut masih terbawa mimpi karena suasana melankolis tadi malam, perempuan berambut pirang itu memandang seluruh sudut kubikel yang kini ditempatinya. Dan memang benar, semua perangkat computer, dokumen, dan alat tulis dihadapannya memang adalah miliknya.

" Maksudnya gimana ya? Kamu anak magang atau pegawai baru?"

Perempuan di hadapannya berkenakan kemeja putih polos dengan bawahan celana bahan hitam, identik dengan pegawai baru yang selesai dengan masa training.

" Oh iya Mbak, perkenalkan saya Freya Adiwaya, saya baru masuk di divisi pemasaran mulai hari ini. Mohon bantuan dan bimbingannya ya, Mbak Reianda."

Seolah baru ingat, cepat-cepat perempuan bernama Freya itu memperkenalkan diri, padahal bukan itu fokus utama yang dimaksud Reia. Tapi walau begitu, dengan sopan Reia membalas perkenalan singkat juniornya itu dengan ramah.

" Oh iya, selamat datang ya di kantor ini. Semoga kerasan disini."

Freya mengangguk dengan senyum malu.

" Makasih Mbak, mohon maaf ya Mbak saya baru bisa kenalan tatap muka hari ini, kemarin sebenarnya saya sama dua teman saya sudah boleh masuk, tapi ditunda sama agenda training tambahan dari kantor, jadinya saya sama temen saya akhirnya baru bisa masuk hari ini."

Tidak masalah kok jika ada pegawai baru masuk dan lupa memperkenalkan diri dengan proper satu persatu ke pegawai lama, barangkali memang mereka sungkan atau tidak punya waktu seluang itu, hanya saja Reia tidak mengerti dengan maksud Freya yang 'izin' menempati kubikelnya disaat dirinya masih jelas-jelas berada disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love-HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang