10.

126 8 0
                                    

Wonwoo mengambil tas yang cukup kecil hanya untuk menyimpan ponsel dan kunci unitnya saja yang tergantung rapi di hanger.

Ia berpamitan pada jeonghan.

"Won"

"Ada apa?"

"Kau mau kemana?"

Wonwoo mengernit bingung,  bukannya sudah terlihat jelas dia akan pulang?

"Aku akan pulang, kenapa?"

"Kau pulang jalan kaki lagi?"

"Iya, Hyung kan sudah tau itu"

"Bukannya kau dijemput mingyu?"

Raut wajah wonwoo berubah menjadi bingung. Dalam hati dia merutuki laki laki Tan itu seenak jidatnya mengatakan ini dan itu tanpa kompromi lebih dulu. Sekarang dia harus apa?

"Ah itu, mm... Kurasa aku akan pulang jalan kaki saja, Aku duluan ya" wonwoo segera memutar balikkan badannya dan sedikit berlari kecil menjauhi jeonghan.

"Apa mereka sedang bertengkar?" Kembali ia bermonolog.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

CEKLEK.....

Wonwoo segera mau ke kamarnya dan merebahkan diri, dia memandangi langit langit kamarnya  dengan beberapa pikiran melayang layang.

"Bagaimana kau tau kau straight?"

"Bagaimana jika ternyata kau tidak straight?"

Tak lama terdengar ketukan pintu unitnya. Ia segera beranjak dari tempat tidur.

"Iya, sebentar"

Langkahnya berjalan cepat menuju pintu unitnya.

CEKLEK....

"Dengar won__"

BRAKK!

Pintu itu dibanting dengan keras di hadapan mingyu.

"Payah" wonwoo mengusak rambutnya. "Untuk apa dia kesini, kurang kerjaan sekali"

"Bisa dibuka tidak ya, bagaimana jika macet? Terus aku terjebak disini, kau bodoh sekali jeon.."

Tangannya meraba raba permukaan kayu persegi
Panjang itu.

Tak lama kemudian...

Ceklek....

Mata mingyu berbinar melihat pintu didepannya
Terbuka kembali.

"Kau masih disini?" Segera wonwoo menutup lagi pintunya.

"Arghhh"

Niat hati, mingyu ingin menahan wonwoo menutup pintunya, malah tangannya di jepit pintu oleh Wonwoo.

"Hei, lepaskan tanganmu"

"Arghh, won, kau tega sekali"

"Kau bodoh, lepaskan tanganmu dari situ, aku mau menutup pintu."

"Aku ingin bicara padamu won, arghh"

Darah. Tangan mingyu berdarah.

"Kau....tanganmu" perlahan wonwoo mengedorkan dorongan pintunya untuk menghalangi mingyu masuk.

"Arghh" erangan mingyu membuktikan bahwa ia benar benar kesakitan sekarang.

"Menyusahkan, lihatlah tanganmu berdarah, Sudah kukatakan, Lepaskan tanganmu, kenapa tidak kau lepaskan? Lihat sekarang tanganmu___"

"Sstttt" telunjuk kanan Mingyu masih berfungsi
Kini menempel pada bibir plum wonwoo.

"Kau bukannya membantu mengobatiku, malah sibuk menyalahkan ku arghh"

Setelah dipikir pikir, tadi wonwoo banyak bicara, sejak kapan dia jadi cerewet?

"Sebentar, aku akan mengambilkan obat luka"

"Kau tidak mau menyuruhku masuk dulu?" Sela mingyu sebelum wonwoo masuk.

"Tidak, kau diam disini"

'Benar benar nih anak'

Mingyu meringis kesakitan saat diberikan obat luka, Tapi sebenarnya mata mingyu tidak fokus ke tangannya, melainkan Wajah putih tmyang telaten mengobati luka di tangannya.

"Berhenti menatapku."

"Aku hanya mau bicara padamu arghh" wonwoo tak sengaja menggenggam terlalu kuat tangan mingyu.

"Kau mau bicara apa lagi, aku tidak mau dengar
Apapun, pergilah, anggap saja kita tak pernah bertemu"

Mingyu menatap sendu ke arah wonwoo "aku minta maaf"

Wonwoo hanya diam.

"Aku minta maaf karena mempermalukanmu, berbohong padamu, dan mungkin menyukaimu, aku minta maaf, aku hanya ingin dengar kau memaafkanmu" mingyu menghela nafas kemudian kembali menatap wonwoo.

"Aku memaafkanmu"

"Aku tau kau pasti akan memaafkanmu" jawab mingyu senang.

"Tapi aku ingin, agar kau berhenti mengganggu hidupku, menjauh dariku, dan jangan muncul lagi di hadapan ku"ucap wonwoo.

Mingyu terkejut dengan kata kata wonwoo, beberapa menit setelahnya dia mengerti.

"Terimakasih" dia nenarik tangannya dari wonwoo.

"Tadinya ku pikir Aku masih memiliki kesempatan" ia menunduk melihat tangannya sendiri.

Mingyu mengangkat kepalanya kembali dengan senyum di wajahnya menatap wonwoo, "jika itu yang kau mau, aku tidak akan muncul lagi di kehidupanmu" mingyu beranjak dari tempat duduknya.

"Aku tidak akan kemana mana, jika kau perlu sesuatu, datang saja ke perusahaanku, kau sudah tau kan? Aku ada disana."

Langkah kakinya keluar dari kamar unit wonwoo, sementara wonwoo hanya menatap kepergian si mantan boss nya itu.

"Aku sudah melakukan hal yang benar bukan?" Wonwoo.










Sorry for typos

TBC










THE BOSS || •[MEANIE]√•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang