12.

105 9 0
                                    

Ketukan pelan terdengar dari pintu unit Wonwoo, dapat ia tebak, ketukan itu adalah mantan boss nya. Kim mingyu.

"Dia datang."

Dia memutuskan untuk bangkit dari duduknya lalu membukakan pintu itu.

CEKLEK.....

"Kau tidak mau mempersilahkan aku masuk?"

Wonwoo menggeleng dengan ekspresi datarnya.

"Baiklah, aku akan pulang saja kalau begitu, sepertinya kau masih marah."

Baru selangkah berjalan, genggaman tangan lembut Terasa dipergelangan tangan kekarnya, dia menoleh kebelakang.

"Baiklah, kau boleh masuk."

Wonwoo segera melepaskan genggamannya tangannya, Dia mempersilakan mingyu masuk kekamar unitnya terlebih dahulu. Mingyu hanya menaruk sudut bibirnya, gemas dengan tingkah Wonwoo.

"Apa yang kau lihat? Tak ingin masuk?"

Mingyu yang mendengar itu hanya terkekeh, lalu mencubit kedua pipinya, membuat sang empu kesal. Dia lalu masuk ke kamar itu.

"Jadi, kau ingin Membicarakan apa?"

"Ini tentang uang yang kau gunakan untuk membayar sewa unitku."

"Tunggu."

Mingyu menyela pembicaraan wonwoo.

"Sebelum berbincang tak bisakah kau duduk disini?" Mingyu menepuk bagian sofa yang kosong berada disebelahnya. "Kau benar benar tak ada sopan santun won."

"Kau kira aku nyaman bicara denganmu dari jarak sedekat itu?"

"Kau kira aku nyaman bicara denganmu yang berdiri begitu?" Timpal mingyu balik.

"Ini unitku, jadi suka suka aku."

"Tapi aku yang membayarnya, jadi?" Cukup dengan nada datar, membuat wonwoo terdiam.

"Aku akan mengganti uangmu."

"Aku tidak akan menerimanya, karena aku tidak menginginkan itu."

"Kau ingin membuatku berhutang?" Wonwoo berhenti bersandar di tembok,  ia maju dengan nada kesal pada mingyu.

Mingyu bangkit dari duduknya, ia mensejajarkan diri di hadapan pria yang tinggi beberapa centimeter.

"Ya, aku menginginkan agar kau berhutang padaku." Tangan besar itu mengelus pipi Wonwoo.

Wonwoo menjauh, menjaga jarak terhadap mingyu. Tapi mingyu hanya terkekeh dan mengikis kembali jaraknya mendekati wonwoo.

"Kau takut padaku?"

"Tidak! Tentu saja tidak! Pergi kau gay mesum, menjauhlah dariku!"

Mingyu menghentikan langkahnya, ekspresi yang tadinya hanya main main, sekarang berubah menjadi serius, bahkan terkesan datar.

'apa aku membuat kesalahan?' batin wonwoo.

Dia memilih untuk meminta maaf pada mingyu, karena mingyu sama sekali tak bergeming.

"T-tuan Kim." Panggilnya risau.

Mingyu masih Menatapnya dengan datar.

"Aku mohon maafkan aku, aku tidak bermaksud berkata begitu."

"Kau mengatakan aku gay, bukan?" Mingyu memajukan langkahnya, wonwoo mengambil langkah mundur.

"Katakan sekali lagi won"

"Aku mohon maafkan aku" wonwoo sudah terhimpit tembok, mingyu semakin mengikis jarak mereka.

"Kau bisa katakan sekali lagi won."

"Mau ku tunjukkan bahwa kau juga gay? Tak ada bedanya denganku." tangan kiri Mingyu wajah wonwoo yang menunduk.

"Aku bukan gay" bantah wonwoo.

"Benarkah? Bagaimana jika aku melakukannya sekali denganmu?" Wajah mingyu mendekat.

"Menjauhlah dariku!" Dengan keberaniannya wonwoo mendorong mingyu menjauh beberapa centi.

"Cih, kau takut bukan? Kau itu gay wonwoo, sama sepertiku, aku berani bertaruh."

"Aku tidak gay, aku berani membuktikannya dan kau ingin bertaruh bukan? Baik, jika aku terbukti straight, hutangku padamu lunas, bagaimana?"

Tak tahan terus dikatai mingyu, inilah jalan satu satunya yang ia ambil, tanpa pikir panjang lagi, wonwoo menantangnya.

"Baik, aku menerimanya. Tapi, jika saat permainan kau mendesahkan namaku, berarti kau kalah, dan harus mengikuti perintahku, setuju?"

Wonwoo tampak berfikir sejenak, tanpa pikir panjang ia mengiyakan. Dengan senyuman kemenangan, mingyu mendekat.

"Kau ingin mencobanya dimana?"

"Tidak, aku tidak mau disini."

"Kalau begitu ayo ikut aku."

"Kemana? Apa aku tak perlu mengganti baju dulu."

Mingyu menoleh kembali ke wonwoo sejenak, menatapnya dari atas sampai bawah.

"Tak perlu, kau sudah manis seperti biasanya."

'mati kau wonwoo' batin wonwoo.













TBC









THE BOSS || •[MEANIE]√•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang