Bab 4: Penghakiman dimulai

2 2 0
                                    

Rountirent satu atau Shinara sedang mengadakan rapat bersama para bangsawan wilayah Reysia. Mereka duduk di atas kursi mewah mengelilingi meja perak.

"Yang mulia Rountirent satu, seluruh pemimpin di wilayah Reysia sudah bersiap-siap dan menunggu di kursi mereka," kata salah seorang bangsawan yang ikut menghadiri rapat.

Rountirent satu tidak memberikan tanggapan. Ia hanya diam tanpa ekspresi di balik selendang hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

"Yang mulia Rountirent satu, mengapa Anda menuruti permintaan tikus pengganggu yang wajahnya tidak jelas itu?" Tanya bangsawan lain yang kebetulan menyaksikan pembantaian ras raksasa kuno kemarin malam.

Rountirent satu menolehkan pandangannya pada bangsawan yang menanyakan hal itu kepadanya, lalu diam sejenak. Seketika bangsawan itu berkeringat dingin. Ia ketakutan setengah mati saat pria agung itu menatapnya di balik selendang hitamnya.

"Sopan kah kamu berkata seperti itu?" Tanya Rountirent satu dengan suara berat dan penuh penekanan.

"Maafkan saya. S-saya tidak bermaksud untuk menyinggung Anda, ..." Jawab bangsawan itu dengan ketakutan.

"Semua persiapan sudah siap?" Rountirent satu mengabaikan permasalahan tadi.

"Sudah, yang mulia Rountirent satu," jawab salah seorang bangsawan.

Rountirent satu kembali diam di balik selendang hitamnya.

"Malam nanti, kita akan menghabisi keturunan raja bangsa terkutuk." Para bangsawan tertawa kecil, kecuali sang Rountirent satu.

Ia hanya diam dibalik selendang hitamnya yang pekat tanpa ekspresi.

***

Di balik tembok batu yang dingin, Kelly dan Andri yang sedang menyamar menjadi pengawas, berjalan mengendap-endap menyusuri ruangan bawah tanah yang merupakan tempat penjara.

Mereka memulai dari lorong yang pertama, mengecek satu persatu sel penjara dengan teliti. Kelly merinding ketika melihat wajah salah satu tahanan yang memiliki lubang-lubang kecil di wajahnya, mulut tahanan kurus kering itu ternganga, lidahnya berwarna hitam terjulur hingga dada.

Lorong satu selesai mereka jelajahi. "Ayo kita cek lorong selanjutnya." Andri berbalik ke persimpangan semula.

Kelly membalasnya dengan anggukan. Mereka mulai memasuki lorong ke dua. Lorong ini memiliki bau yang menyengat, bangkai busuk tergeletak di dalam sel-sel penjara. Hanya beberapa yang masih hidup. Sepertinya para tahanan ini tidak diberikan makanan.

Andri melihat ke dalam sel yang berada di sampingnya. Tahanan kurus kering itu memasukkan jarinya ke dalam mulut, lalu mengeluarkan cairan busuk bercampur jagung dari dalam mulutnya. Lalu, tahanan itu memakan kembali muntahnya.

Andri hampir mual melihatnya. Ia menoleh kepada Kelly. "Bagaimana Kelly?" Jelas Andri sudah tidak tahan lagi dengan kondisi di lorong dua.

"Kita lanjut ke lorong tiga." Sepertinya Kelly juga tidak tahan dengan bau menyengat di lorong itu.

Mereka berjalan tergesa-gesa keluar dari lorong dua dan lanjut menyusuri lorong ke tiga. Andri sesekali melirik jam tangannya.

"Sudah pukul setengah tujuh. Menemukan ruangan bawah tanah ini saja menghabiskan waktu kita dua jam," gerutu Andri.

"Sepertinya lorong ini salah, kita lanjut ke lorong ke lima." Kelly berbalik arah.

Andri tanpa bertanya apapun, juga berbalik arah mengikuti Kelly. Alasannya, setiap sel penjara di lorong ini dipenuhi oleh para gadis yang dijadikan budak.

Selanjutnya, di lorong ke lima, langkah Kelly dan Andri tertahan oleh sesuatu. Tangan mereka meraba sesuatu seperti dinding tak terlihat yang membatasi jalan ke lorong ke lima.

Kylen's Sky Rumbles Vol 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang