Bab 2

215 27 9
                                    

Happy Reading
Jangan lupa komentar dan vote supaya bisa double up

.

.

.





Di sore hari yang tenang, Sasuke duduk di ruang tamu rumah kecilnya, santai sambil bermain game di konsolnya. Suara klik tombol-tombol kontrol mengisi ruangan, namun fokusnya sepenuhnya tertuju pada layar di depannya. Meskipun baru saja mengalami banyak hal emosional, Sasuke sepertinya menemukan pelarian sejenak dalam permainan itu.

Sementara itu, di dapur, Itachi, kakak Sasuke, dengan tenang menyiapkan makan malam. Bau harum masakan perlahan-lahan menyebar ke seluruh rumah. Itachi selalu menjadi sosok yang tenang dan penuh perhatian, terutama terhadap adiknya. Dia tahu betul bahwa Sasuke sedang menghadapi masalah yang rumit, tetapi Itachi tidak ingin memaksanya untuk berbicara sebelum Sasuke siap. Bagi Itachi, memberikan ruang dan waktu bagi adiknya untuk merenung adalah hal yang terbaik untuk saat ini.

"Masakan hampir siap, Sasuke," kata Itachi lembut sambil melirik ke arah adiknya yang masih asyik dengan gamenya. Sasuke hanya mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari layar. Itachi tersenyum kecil melihat adiknya yang begitu tenggelam dalam dunianya sendiri.

Rumah kecil mereka yang nyaman berada tepat di sebelah rumah Sakura. Kerap kali, Itachi memandang keluar jendela, mengingat momen-momen ketika Sakura sering berkunjung. Mereka semua tumbuh bersama, dan Itachi bisa merasakan bahwa hubungan antara Sasuke dan Sakura kini semakin rumit. Meskipun tidak selalu terlibat, Itachi sangat peka terhadap perubahan suasana di sekitar mereka.

Dalam kesibukannya memasak, Itachi berpikir tentang apa yang mungkin harus dilakukan untuk membantu Sasuke. Dia tahu bahwa adiknya kuat, tetapi terkadang, bahkan yang terkuat pun membutuhkan dukungan dari orang terdekat.

Saat Itachi sibuk di dapur, suara ribut dari rumah sebelah tiba-tiba menarik perhatiannya. Ia melirik ke arah jendela, melihat rumah Sakura yang tampak penuh dengan keributan. Ia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang terjadi, tetapi dari suaranya, jelas ada ketegangan yang tinggi di sana. Ekspresi wajah Itachi berubah serius sejenak. Ia menoleh ke Sasuke yang masih asyik dengan gamenya.

"Sasuke," panggil Itachi lembut namun tegas, "sepertinya ada sesuatu yang terjadi di rumah Sakura."

Sasuke mendengar suara keributan itu dengan jelas, tapi dia hanya menghela napas panjang tanpa melepaskan pandangannya dari layar. "Biarkan saja, Kak. Itu bukan urusan kita," jawabnya datar, jelas tidak ingin membahasnya lebih jauh. Matanya tetap fokus pada permainan di depannya, meskipun dalam hatinya, dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Itachi memperhatikan adiknya dengan tatapan yang sedikit curiga. Sebagai kakak, ia bisa merasakan ada sesuatu yang Sasuke sembunyikan darinya. Namun, Itachi tidak memaksanya. Dia tahu Sasuke memiliki caranya sendiri untuk menghadapi masalah, dan memaksa Sasuke bicara hanya akan membuatnya semakin tertutup.

"Kalau begitu, ayo makan malam. Masakan sudah siap," ucap Itachi akhirnya, memilih untuk tidak menekan Sasuke. Namun, pikiran tentang Sakura dan apa yang sedang terjadi di rumahnya masih berputar di kepalanya. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar perselisihan biasa.

Sasuke mematikan konsolnya dan berdiri, mengikuti kakaknya menuju meja makan. Meskipun dari luar tampak tenang, dalam hati Sasuke penuh dengan kebingungan dan rasa bersalah. Dia tahu bahwa cepat atau lambat, dia harus menghadapi kenyataan—baik terhadap Sakura, keluarganya, maupun kepada kakaknya sendiri. Namun untuk saat ini, Sasuke memilih untuk diam, berharap bahwa waktu akan memberinya jawaban.

BUNGA SAKURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang