Bab 4

162 19 5
                                    

Happy Reading

.

Tersedia PDF dan Karyakarsa.com

.

.







Keesokan paginya, Sasuke terbangun dengan kepala yang terasa berat dan rasa sakit yang masih tersisa di rahangnya. Perlahan-lahan, ingatan tentang apa yang terjadi semalam mulai kembali padanya-pertengkaran, amarah yang tak terbendung, dan yang paling membuatnya marah, pukulan dari Itachi yang membuatnya tak sadarkan diri.

Dengan hati yang dipenuhi kemarahan dan kebingungan, Sasuke bangkit dari tempat tidurnya. Ia tahu ia harus menghadapi Itachi. Perasaan tersudut dan direndahkan oleh kakaknya tidak bisa ia terima begitu saja. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, dia bergegas keluar kamar, mencari Itachi.

Begitu melihat kakaknya di dapur, yang sedang dengan tenang memasak sarapan, Sasuke langsung menghampirinya dengan wajah penuh kemarahan.

"Kak!" serunya dengan suara penuh amarah. "Apa-apaan yang kau lakukan semalam?Apa kau pikir aku hanya bisa ditinju begitu saja?!"

Itachi, yang sudah mendengar langkah kaki Sasuke mendekat, meletakkan spatula di tangannya dengan tenang dan berbalik menghadap adiknya. "Sasuke, aku melakukan itu karena kau kehilangan kendali. Aku hanya ingin menghentikanmu sebelum kau melakukan sesuatu yang lebih bodoh."

Sasuke tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia maju ke arah Itachi dengan sorot mata yang penuh kebencian. "Kehilangan kendali?! Itu bukan alasan untuk memukulku hingga aku pingsan! Kau tidak berhak memperlakukan aku seperti itu! Kau pikir aku masih anak kecil yang bisa kau kendalikan?" teriak Sasuke, nadanya semakin tinggi.

Meskipun Sasuke meluapkan amarahnya, Itachi tetap tenang. Dia tahu bahwa tindakan semalam keras, tapi baginya, itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan Sasuke yang nyaris lepas kendali. "Kau sudah kelewat batas, Sasuke. Aku menamparmu karena kau terus bertingkah seolah kau satu-satunya yang menderita, tanpa memikirkan Sakura atau apa yang akan terjadi setelah ini."

Amarah Sasuke semakin memuncak. "Sakura? Ini bukan cuma tentang Sakura, Kak! Ini tentang aku juga! Kau tidak mengerti apa yang aku rasakan, kau selalu bertindak seolah-olah kau tahu yang terbaik untukku!" Sasuke mengepalkan tinjunya, seolah siap untuk melawan kakaknya. "Kau memukulku hanya karena kau pikir aku salah, tapi kau sama sekali tidak memahami apa yang terjadi!"

Itachi menghela napas dalam, masih mencoba menjaga ketenangan meskipun dia tahu bahwa Sasuke semakin sulit dihadapi. "Aku memukulmu karena kau menolak menghadapi kenyataan, Sasuke. Kau lari dari tanggung jawabmu, dan aku tidak akan membiarkanmu terus melakukannya."

Sasuke menggeram dengan frustrasi. "Kenyataan apa?! Kau tidak ada di posisi ini! Aku yang harus menghadapi semua ini, bukan kau!" Mata Sasuke berkilat dengan kemarahan yang masih membara. "Kau tidak pernah harus membuat keputusan seperti ini, Kak! Kau tidak pernah ada di posisiku, jadi jangan bertingkah seolah kau tahu apa yang terbaik untukku!"

Kata-kata itu membuat Itachi terdiam sejenak. Dia menyadari bahwa di balik semua kemarahan Sasuke, ada rasa takut dan kebingungan yang mendalam. Dia tahu Sasuke merasa terbebani oleh situasi yang tidak dia inginkan, tapi Itachi juga tahu bahwa tanggung jawab tidak bisa dihindari.

"Sasuke," ucap Itachi dengan suara yang lebih lembut, "aku tahu ini tidak mudah. Tapi menolak kenyataan tidak akan menyelesaikan apapun. Kau harus berdiri, menghadapi apa yang terjadi, dan bertanggung jawab atas tindakanmu."

BUNGA SAKURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang