The Crown of Thorns and Ember (7)

258 41 15
                                    

Kesokan paginya mereka kembali dari penginapan, suasana masih begitu mencekam ditambah lagi panglima kesayangan Naruto, Sasuke Uchiha, tiba-tiba diperintahkan untuk datang.

Dari kekejauhan Hinata tampak melirik sedikit kejendela merasai cakra Sasuke yang cukup mencekam berada di sekitar mereka. Tubuhnya sedikit gemetar setelah merasakan tubuh Sasuke sudah berdiri di dekat kereta kuda mereka bersama ajudan yang lain.

"Kau memerintahkan tuan Sasuke untuk memata-matai ku?" Katanya pelan kepada Naruto.

Pria itu telihat tengah membenarkan kancing dilengan tangannya sendiri, "Apa kini kau mulai penasaran dengan setiap keputusanku?" Naruto membalas pertanyaan Hinata dengan pertanyaan lain,

Hinata masih menatapi Sasuke, kesan pertamanya dengan pria itu cukup buruk, bagaimanapun Ia adalah pria kejam yang membunuh kakaknya lalu mengantung jasadnya di pohon oak sampai darah yang mentes membentuk sebuah kolam.

Hinata memejamkan matanya untuk menghilangkan ingatan kejam tersebut.

"Berhentilah bergelagat seperti tahanan!" Sahut Naruto yang tiba-tiba menarik tangan Hinata untuk menjauh dari jendela. Dari luar Sasuke sesekali bisa melihat Hinata yang menatapinya diam diam kini tiba-tiba menghilang.

"Kau ini istriku, bisa-bisanya engkau meliriki pria rendahan diam diam? bersikaplah selayaknya wanita yang bermartabat!" Lanjutnya. Hinata hanya memasang wajah tak nyaman.

"Memangnya apakah aku masih terlihat seperti ratu?"

"Alih-alih ratu yang bermartabat, bukankah diriku ini memang seorang tahanan?" Hinata menjawab Naruto dengan kalimat yang berbalik menyudutkannya.

Naruto melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Hinata, "Kalau begitu berpura-puralah menjadi seorang ratu." Jawabnya lalu pergi menjauhi Hinata.

Hinata menatapi Naruto, ia benar-benar tak habis pikir dengan pria itu. Disisi lain wanita itu kembali melirik kecil kearah jendela, jika ada daftar orang yang di benci Hinata, mungkin Sasuke adalah orang kedua setelah Naruto.

Naruto masih saja mendapati istrinya itu diam diam melirik ke arah Sasuke.

"Kau mau terus berdiam diri disana atau pulang?!" Sentaknya.

Hinata hanya menghela nafas dengan berat lalu membuang tatapannnya kepada Sasuke dan mulai menatap kearah lain.

Naruto memberikan tangannya kepada Hinata dengan tujuan agar Hinata merangkul tangan tersebut dan keluar dari kamar. Mereka akan kembali bersandiwara.

Seluruh orang di lorong penginapan tersebut begitu terkejut dengan pemandangan tersebut. Banyak rumor beredar jika pasangan suami istri itu tidak dekat bahkan saling membenci, namun perilaku ini tampaknya begitu berbeda dengan apa yang di rumorkan.

Dimata orang-orang, mereka mungkin adalah pasangan yang begitu sempurna, namun bagi Naruto, Hinata hanyalah alat yang ia sembunyikan dari dunia, dan bagi Hinata sendiri, Naruto adalah seseorang yang membuat dirinya harus terkurung di dalam kegelapan.

Mata semua orang tak henti-hentinya berhenti memandagi mereka sampai mereka berdua tiba di depan kereta kuda.

"Selamat pagi yang mulia putra mahkota." Sapa Sasuke kepada Naruto dengan tangan yang ia letakan di dada sebagai tanda hormat. Naruto hanya menangguk saja.

"Dan selamat pagi putri mahkota, saya harap anda sehat dan baik-baik saja." Sapa Sasuke kepada Hinata. Hinata hanya menundukan pandangannya dari Sasuke. Ia enggan sekali untuk menatapnya.

Setelah itu, Naruto melepaskan pegangan tangannya dari Hinata, pria itu memutuskan untuk menunggangi kuda sendirian bersama Sasuke sembari berbicara mengenai urusan pekerjaan, sedangkan Hinata akan menaiki kereta kuda itu bersama pelayan.

Absence of Sight [Naruto X Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang