Bagi seorang Park Jihoon terlambat adalah salah satu hal menyebalkan dalam hidupnya. Kemarin terlambat dan hari ini sialnya terlambat juga, salah sendiri siapa yang bertekat menyelesaikan novel keluaran terbaru yang baru dibelinya. Alhasil tidur larut malam dan bangun kesiangan.
Penggila novel, apalagi jika tentang romance atau cerita ber-genre horror, meski suka membaca cerita seram tapi Jihoon merupakan sosok yang penakut. Cowok berpipi gembil itu hobby membaca novel saat usianya beranjak tiga belas tahun—hingga kini usianya berjalan delapan belas tahun membaca masih menjadi hobby utama dan diurutan kedua ditempati oleh hobby menari nya.
Banyak sudah Jihoon memenangkan kompetisi modern dance saat masih junior high school dan saat masih berada disekolah lamanya dia menjadi leader dari extraculicular dance, Jihoon juga mahir dalam membuat koreo.
Kembali dengan si wajah manis yang kini merengut kesal di dekat gerbang sekolah. Bel berbunyi sepuluh menit lalu dan sekarang gerbang utama sudah ditutup rapat dengan para guru kesiswaan yang mondar mandir tak jauh dari sana untuk mencatat nama siapa saja yang terlambat untuk diberi sanksi.
“Telat?” sebuah suara dari belakang membuat Jihoon terlonjak kaget.
“Ma-maaf saya terlambat..” dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terkepal sebatas dada—Jihoon kalang kabut berbalik sembari membungkuk hormat.
Mampus, ketahuan guru!
“Sinting lo?! Mana ada guru disini woi..”
Jihoon menegakkan badan, membuka matanya perlahan. Membelakkan mata ketika melihat figur yang kini berdiri dihadapannya. “Elo?! Ngapain lo disini?!”
“Mau masuk sekolah, yakali mau dugem.” jawabnya sarkas.
Jihoon mendengus kesal, ternyata benar jika Bae Jinyoung sangat menyebalkan. Jutek, dingin, nyebelin.. Haduh! pengen Jihoon pukul aja rasanya! Tapi sayang dia masih ingat betul wejangan yang diberikan kedua teman barunya waktu itu, jika berurusan dengan seorang Bae Jinyoung adalah sumber kesialan yang tidak ada habisnya.
Saat Jinyoung akan melangkahkan kaki menuju gerbang utama refleks Jihoon menarik lengan kakak tingkatannya itu.
“Lo gila?! Ini udah masuk jam pendisiplinan, lo bisa dihukum kalau guru tau lo telat!” setengah berbisik Jihoon memperingatkan.
Jinyoung tersenyum remeh, melepaskan tangan Jihoon yang masih menahan nya dengan kasar. “Palingan juga lo yang bakal kena hukuman karena telat.” usai berucap barusan figur yang satu tahun lebih tua dari Jihoon itupun melenggang begitu saja melewati para guru dengan langkah santai tanpa ada satupun yang berani menegurnya. Meninggalkan Jihoon yang masih melongo ditempat.
The power of anak sultan, pikir Jihoon saat itu.
-
-— H e l l o • G o o d b y e —
-
-“Baru dateng lo?” disambut oleh Park Woojin—teman sebangkunya, kini Jinyoung menempatkan diri duduk dikursi yang telah ia klaim menjadi hak paten Bae Jinyoung seorang, bangku belakang paling pojok. Posisi yang sangat strategis karena jauh dari jangkauan guru.
“Iya.” jawabnya singkat.
“Ganti baju yok, mapel pertama olahraga.” ajakan dari cowok pemilik snaggletooth itu hanya mendapat anggukan singkat dari Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
(i).「Hello, Goodbye - Deepwink」
Fanfiction(n). 'cause it's magic when two people fall in love.