Hari rabu—saatnya kelas Jihoon mendapati mata pelajaran olahraga. Dengan menenteng satu bola basket ditangan kiri dan tangan kanan digunakannya untuk memegang juice box rasa strawberry—si pipi gembil berjalan berdampingan bersama Daehwi, usai sebelumnya berganti seragam olahraga dan tak lupa mampir sebentar ke kantin untuk membeli minum dan sepotong roti guna mengganjal perut pemuda Park itu.
Daehwi hanya menurut saja, padahal jam pelajaran akan segera dimulai tetapi mendengar rengekan Jihoon yang tiada henti dia akhirnya pasrah untuk menemani ke kantin—jelas jika itu melanggar peraturan sekolah karena makan di jam pelajaran. Bukan tanpa alasan Jihoon begitu, pasalnya pagi tadi dia kesiangan bangun alhasil tidak sempat sarapan.
No breakfast? Bad thing, man!
“Ehh..ehh.. bentar, Hoon. Kak Jinyoung kenapa tuh?” ujar Daehwi tiba-tiba ketika melewati salah satu kelas bertuliskan 12-1 dipapan kecil atas pintu, sembari bahunya menyenggol lengan teman satu circle-nya yang masih asik menyedot jus digenggaman yang hampir tandas.
Jihoon dengan segera menghentikan langkah, mengalihkan atensinya pada sosok jakung didalam ruangan. Disana—Jinyoung tengah berdiri didepan kelas dengan santainya, tanpa memperdulikan tatapan mematikan yang dilayangkan sang guru. Terlihat guru wanita dengan rambut coklat sepinggang itu tengah menyilangkan kedua tangan sebatas dada—menahan jengkel.
“Jinyoung! Lagi dan lagi, mau sampai kapan telat terus?!”
“Sampai kapan ya, Bu? Sampai kau jadi milikku..” tanpa rasa bersalah cowok pelit ekspresi itu menjawab. Membuat seisi kelas hampir saja meledakkan tawa. Kelewat berani memang Jinyoung ini. Jihoon dan Daehwi yang mendengar itu hanya menggeleng pelan, Bae absurd Jinyoung!
Mungkin jika ini adalah sinetron, kepala sang guru sudah muncul dua tanduk merah menyala dengan muka merah padam menahan marah. Roséanne Park—guru bahasa inggris kelas 12 yang mendapat julukan Bu mawar itu menghela nafas panjang.
“Kali ini terlambat karena apa lagi, Jinyoung?!”
“Kaki saya dicegat kucing, bu.”
“Gak jelas kamu! Alesan terus!” sungutnya, meski begitu Jinyoung tetap santai sembari menenteng almamater dibahu kiri, sedangkan kaki jenjangnya maju satu kedepan. Fix! Ciri-ciri murid langganan Bu Cheetah—guru BK.
Jangan salah, guru cantik kelahiran Auckland, Selandia Baru itu dikenal galak dan cerewet. Untuk menghukum seorang Bae Jinyoung pun bagai membalikkan telapak tangan, sebab Bu mawar adalah teman dekat dari ibunda Jinyoung, takut pada anak ingusan semacam Jinyoung tidak ada dalam kamusnya. Dan hanya Bu mawar satu-satunya guru yang berani menentang seorang Bae Jinyoung.
Sudah lelah ia melaporkan kenakalan Jinyoung pada sang mama, namun bukan Jinyoung namanya jika tidak keras kepala dan kapok begitu saja hanya karena hukuman sepele, peraturan ada untuk dilanggar seperti itulah Jinyoung.
“Kucingnya tuh bu menel mulu ke saya. Padahal saya udah nolak tapi dipaksa. Padahal dia jantan, dikira saya homo kali ditempelin mulu sama tuh kucing. Alhasil telat dehh saya..”
Daehwi terkikik pelan. “Sianying, ngadi-ngadi aja tuh orang haha!”
Di dalam tampak Bu mawar memijit pelipisnya pelan. “Yasudah, kamu cepetan duduk! Saya mau mulai pelajarannya. Lama-lama ngeladenin kamu bisa ikut gila saya!”
Jinyoung tersenyum lebar. Demi apa Jihoon yang melihat itu dari kejauhan mendadak terpaku. He's smile, omg!
“Nahh gitu dong, Bu. Lainkali saya bawa ke sekolah deh kucing nya, saya kenalin ke ibu, namanya opet bu. Nanti ibu bisa tanya sendiri ke opet kenapa suka nyegat saya, sekalian saling komunikasi gitu bu, siapa tau cocok sama ibu..” bola mata Bu mawar melotot nyaris keluar, diambilnya sepidol diatas meja lalu ia lempar ke arah Jinyoung. Membuat gelak tawa seisi kelas tak tertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(i).「Hello, Goodbye - Deepwink」
Fanfiction(n). 'cause it's magic when two people fall in love.