Part 2

476 67 18
                                    

Upacara bendera telah di mulai, Zee berada di barisan uks. Ia bersama Adel di sana, kebetulan Adel adalah ketua di sana.

Zee sedari tadi terus diam, ia masih memikirkan kejadian tadi pagi. Tak jarang Zee menyentuh pipi miliknya sendiri, yang membuat Adel menyadari hal tersebut.

"Zee lu kenapa sih?." Ucap Adel menyenggol bahu Zee.

"Ehhh, gue gpp."

"Bohong, lo knp sih daritadi pagi pegang pipi mulu?."

"Nanti aja gue ceritain di kelas."

Selang 1 jam, upacara telah selesai. Semua murid  berhamburan ke kantin dan ke kelas. Zee dan Adel lebih memelih masuk ke dalam kelas.

"Cepet, lu mau cerita apa?!." Desak Adel.

"Jadi waktu pagi gue kan jaga gerbang, nah si Marsha itu tiba-tiba narik gue."

"Teruss??."

"Gue di ajak ditempat yang sepi, dia kan g pakai dasi, ya gue paksa suruh pakai dan dia malah suruh pasangin dasi."

"Dan yang lebih gila, waktu gue pasangin dasi dia, tiba-tiba pipi gue dicium."

"SERIUS??, WAH KALAU UDH KAYAK GITU LO FIX JADI SASARAN MARSHA."

"Siapa peduli, gue juga ga akan baper sama dia."





Disisi lain, circle Lenathea.

"Gimana rasanya cium pipi punya ketos baru?." Celetuk Jessi.

"Manis, aku suka. Pipinya lembut." Ucap Marsha kegirangan.

"Aneh banget lo ya mett, padahal waktu itu lo bilang ga bakalan tertarik sama dia. Malah lo sekarang yang ngejar." Ucap Olla.

"Ya gapapa, aku sekarang suka Zee." Girang Marsha.

"Lu mau ugal-ugalan??." Tanya Raisha.

"Iyalahh, siapa sihh yang ga terpikat sama gadis tomboy, cuek??." Tanya Marsha.

"Gue, ga tertarik." Jawab Jessi.

"Elu kan punya Olla jamet." Ucap Raisha.

"Yaiyalah, aku cinta Olla."

"Idihh apaan sih kampung." Ucap Olla tersipu.











Jam Istirahat tiba, Marsha bersemangat mencari keberadaan Zee di kantin. Tetapi sepertinya Zee tak berada di kantin.

"Kemana dia?." Tanya Marsha.

"Aelah jamet, sabar mungkin dia masih jalan kesini." Jawab Jessi.

"Ohh, mending beli makan dulu." Ucap Marsha.

Ia berjalan, terlihat antrian yang panjang. Dengan mudah ia memotong antriannya.

"Ck, minggir lo njing." Ucap Marsha.

"Ohh i-iya kak silahkan." Ucap adik kelas.

"Lo juga nih depan gue minggir."

"Si-silahkan kak."

Marsha mendorong bahu seseorang yang berada di depannya.

"Minggir lo, berani banget di depan gue." Ucap Marsha kasar.

Seseorang yang sedang Marsha tegur pun membalikkan badan.

"Coba lo bilang sekali lagi."

Deg...... ternyata yang baru saja Marsha tegur adalah Zee.

"E-ehhh Zee, aku negur yang di depan kamu itu lohh." Ucap Marsha menunjuk.

"Alesan." Ucap Zee keluar dari antriannya.

Can Marsha melt Zee's heart? (ZEESHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang